Empat belas

10.7K 432 7
                                    


Setelah sampai rumah aku langsung masuk ke kamar untuk bersih bersih sedangkan mas Rifky akan memandikan caca di kamarnya karna begitu bangun anak itu meminta mandi dengan ayahnya karna sus Dita sedang tidak enak badan, aku berdiri di balkon kamar menyandarkan tubuhku di ambang pintu, perkataan ibu nya Irvan masih sangat mengganggu pikiranku. hal sebulan lalu saja masih membekas, sekarang dia menambah luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Aku tersentak tak kala dua tangan kekar memeluku tiba tiba,

"Kamu bikin kaget aja mas kebiasaan"

Dia tak menjawab malah memeluku makin erat, menciumi bahuku berkali kali, tanpa terasa aku memejamkan mataku menikmati pelukannya yang sangat menenangkan sekali.

" ibu yang tadi siapa nad? " tanya nya setelah kita berdua duduk di sisi ranjang.

"Masa kamu gak tau mas dia Fenita gundarma, istri salah satu kontraktor terbesar di Indonesia, kamu pasti tau itu kan " jawabku, ya mas Rifky pasti mengenalnya karna perusahaan yang dia miliki pun berkecimpung di dunia yang sama dengan keluarga gundarma.

"Dia istrinya pak pitra? " tanya nya seperti tak percaya.

Aku mengangguk,

"Kok kamu bisa mengenalnya? "

"sebelum akhirnya aku menikah dengan kamu, aku sempat memiliki hubungan dengan salah satu anak dari keluarga kolongmerat itu, tapi ibunya tak merestui hubungan kita" jawabku, mas Rifky meraih tanganku.

"Apakah mas mengenalnya ? "

"Mas pasti mengenalnya" tebak ku, karna Irvan adalah anak laki laki satu satunya di keluarga itu.

"Irvan gundarma ? "

Aku menangguk,

"Laki laki yang mas tau sangat terobsesi pada kamu saat kita SMA ?"

"Kok mas bisa tau soal itu? " karna memang dari bangku SMA, Irvan sangat mengejar aku saat sekolah sampai puncaknya beberapa taun lalu.

"Mas sangat mencintai kamu nad, mas bisa tau laki laki mana saja yang suka sama kamu saat itu, Irvan adalah salah satu orang yang paling terobsesi atas kamu dan pada saat itu mas yang paling beruntung karna dari banyaknya lelaki, mas yang bisa mendapatkan kamu tapi mas malah menyia-nyiakan kamu, mas minta maaf nad atas semua yang telah terjadi diantara kita"

"Aku yang harusnya minta maaf sama kamu mas"

"Ngapain harus minta maaf ini sema sekali bukan salah kamu, dan dengan apa yang terjadi itu hak kamu nad, tapi aku bersyukur datang di saat yang tepat dan aku sangat percaya bukan kah cinta akan menemukan jalannya kembali kemana dia harus pulang, dan sekarang hatiku sudah pulang ke hati yang tepat "

Air mataku luluh mendengar ucapannya mas Rifky memelukku, peluk kan yang akhir akhir ini sangat menenangkanku, walaupun hati ku masih sedikit kecewa terhadapnya atas apa yang dia lakukan saat itu tapi aku tak bisa memungkiri perasaan ku terhadapnya, berada di sampingnya membuatku tenang.

"Udah ya jangan nangis, hal hal kaya gitu gak usah kamu pikirin " ucapnya mengusap air mataku,menangkup pipiku dengan tangannya, mengecup keningku sedikit lama, di perlakuan manis seperti itu sungguh membuat ku terhanyut.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang