Sembilanbelas

8.7K 359 1
                                    

Pov author..

Tiga bulan berlalu.....

Tiga bulan sudah Nadine dan Rifky membina hidup biduk rumah tangga, tiga bulan yang sangat mengesankan bagi keduanya, tiga bulan ini benar benar masa masa penyesuaian untuk keduanya, saling paham saling mengerti satu sama lain.

Nadine bisa merasakan kalau cinta dan sayang Rifky terhadapnya makin hari makin besar terasa, emang pada dasarnya Rifky orang yang sangat penyayang dan pengertian, salah paham dan beda pendapat pasti ada saja namanya juga rumah tangga tapi mereka berdua selalu berusah untuk meredam semuanya apalagi akhir akhir ini keduanya sangat sibuk.

Bahkan caca anak manis itu harus rela Nadine tinggal, nadien tak tega harus mengajak caca bekerja dengannya yang memakan banyak waktu, untungnya mama elisya dan papa rahmat bersedia menemani caca. tak mungkin caca di titip kan ke mama Dewi, karna mama harus menemani papa Gunawan menjalani pengobatan di Singapura selama dua bulan ini.

Setelah kejadian Tempo hari di hotel, sesuai yang mama Dewi katakan kalau Sinta mantan istrinya Rifky itu sudah kembali lagi ke Jerman dengan suami dan anaknya, karna selama ini mereka memang tinggal disana, kebetulan saat bertemu di hotel Sinta sedang berlibur ke Indonesia.

Dua bulan ini Nadine cukup sibuk dengan persiapan pagelaran fashion terbesar di Jakarta yang di selenggarakan seminggu yang lalu, dia juga harus menghadiri beberapa bazar dan pameran di beberapa event event fashion di beberapa kota.

Sama dengan Nadine, Rifky pun sama sibuknya dengan sang istri. Akhir akhir ini dia harus pulang pergi Jakarta Bali untuk mengecek perkembangan proyek hotel dan resort yang dibangun secara bebarengan, belum lagi proyek proyek lainnya yang harus segera dia selesaikan, ditambah laporan keuangan perusahaan bulan lalu perhitungannya tidak tepat, membuatnya harus bekerja lebih keras dan memakan banyak waktu.

Malam ini Nadine Rifky caca dan kedua orangtua Nadine sedang makan malam bersama setelah hampir dua bulan terakhir ini mereka jarang sekali menghabiskan waktu hanya untuk sekedar makan malam bersama, caca sudah sangat pinter sekali makannya berbeda sekali dari awal awal Nadine berada di rumah ini.

"Bunda"

"Iya nak kenapa? " bales Nadine saat caca memanggilnya .

"Bunda sibuk ya? "

"Kenapa emangnya sayang ? " tanya Nadine balik.

"hmm...Caca mau pergi ke kolam ikan yang besar kaya ila dan bang Abi" pintanya pada Nadine karna anak itu sangat penasaran mendengar cerita ila , yang beberapa hari lalu Nadine juga tau bahwa Mba nia dan mas dika membawa ila dan abi ke seaworld.

"Caca mau ke sana? " tanya Rifky.

"Iya ayah tapi kan ayah dan bunda sibuk, caca gak mau sama sus Dita ke sana nya, gak apa apa kalau ayah sibuk caca pergi sama bunda aja"

"Bunda gak sibuk kok nak, semua kerjaan bunda sudah selesai semua nanti kalau caca libur kita pergi ya ke sana"

"Ayah gimana bunda ? "

"Ayah juga udah gak sibuk kok jadi nanti kita liat ikan ikan ya"

"Serius ayah ? " tanyanya meyakinkan sangat antusias, Rifky hanya mengaguk tersenyum mengelus rambut caca lembut " kalau nenek sama kakek ? " tanyanya lagi.

"Kakek dan nenek gak ikut gak apa apa yah " ucap papa rahmat.

"Yah caca kirain ikut " ucapnya lemas.

"Nanti ya lain kali kita pergi sama sama, sekarang caca pergi sama ayah bunda dulu" ucap mama elisya.

"Nanti caca ke sana nya dua kali nek ? "

"Caca maunya berapa kali ? " mama elisya balik bertanya .

"Gak tau bunda"

"Kok bunda sih kan caca yang mau liat ikan" ucap Nadine.

"Kan caca ikut kata bunda" bales caca yang membuat Nadine tersenyum, anak itu pasti apa apa selalu ikut kata bunda.

"Oke kalau caca suka liat Ikan ikan nanti kita sering sering ya kesana"

"Siap bunda" jawabnya dengan tangan yang di angkat seperti hormat pada sang bunda yang membuat semua orang di meja makan tersenyum gemas melihat tingkahnya.

Makan malam yang sangat rame karna di isi oleh celotehan caca soal ikan ikan di kolam ikan yang besar sudah selesai, anak manis itu sudah masuk kamarnya, kini Nadine dan Rifky mengantar mama elisya dan papa rahmat ke depan karna rencananya mereka mau pulang malam ini juga karna sudah janji akan berkunjung ke rumah Mba Dea yang sedang masa masa mabok awal kehamilannya.

"Mama sama papa beneran mau pulang sekarang ? Kenapa gak besok aja sih sekarang kan udah malam " ucap Nadine saat sampai di depan rumah.

"Kakakmu kasian dek, gak ada yang nemenin in kan Reza nya lagi ada kerjaan keluar kota lagian sekarang kamu dan Rifky sudah nggak sibuk jadi caca ada yang nemenin" balas mama mengelus tangan Nadine.

"Makasih ya ma pak udah jagain caca, Maaf juga akhir akhir ini kita merepotkan mama dan papa " ujar Rifky tak enak karna akhir akhir ini sungguh dia sangat merepotkan mertuanya untuk menjaga caca.

"Gak usah makasih itu sudah kewajiban kita sebagai orangtua dan gak repot sama sekali, kamu gak usah merasa gak enak gitu papa seneng kok " bales papa Rahmat menepuk bahu Rifky.

"Iya ky lagian caca kan cucu mama juga, dia anak baik dan nurut jadi mama Senang jaga dia" lanjut mama, Nadine dan Rifky tersenyum.

"Makasih ya ma pa"

"Udah ah maksih mulu bisa bisa kita disini sampai subuh , udah ya papa sama mama pergi dulu " pamit papa, Nadine dan Rifky menangguk mencium tangan kedua orangtua Nadine, setelahnya mama dan papa masuk ke mobil yang sudah ada pa alis di dalam nya yang akan mengantar mereka ke rumah Mba Dea.

"Yu masuk yang" ajak Rifky pada istrinya saat mobil sudah pergi berlalu, nadine mengangguk merka berjalan masuk beriringan dengan tangan yang saling menggandeng.

Masuk ke kamar Nadine bersih bersih terlebih dahulu setelahnya Rifky sekarang Nadine masih duduk di depan meja rias masih sibuk dengan rangkaian skincare sedangkan sang suami sudah duduk bersandar di kepala ranjang.

"Yang lama banget sih dandannya orang mau tidur juga " ucap Rifky yang sepetinya sudah tidak sabar menunggu istrinya untuk bergabung tidur bersamanya.

"Aku lagi pake skincare ku dulu, kalau kamu mau tidur ya tidur aja duluan" balas Nadine yang membuat Rifky berdecak tak suka.

"Ayo lah yang aku kangen banget tau sama kamu " kali ini Nadine yang berdecak mendengar ucapan suaminya sungguh dia paling tidak suka diburu buru.

"Iya ini udah " balas nadien bangkit dari duduknya berjalan ke arah ranjang dan naik ke atas kasur bergabung bersama Rifky.

"Papa besok pulang nanti kita kesana ya "

"Alhamdulilah, papa udah sembuh mas ? "

"Alhamdulilah pengobatan papa berjalan dengan lancar jadi papa sudah di perbolehkan pulang "

"Syukur deh aku lega dengernya mas" ucap Nadine sambil merebahkan tubuhnya.

"Yang "

Nadine menoleh ke arah Rifky membulat matanya dan mengerutkan keningnya seperti bertanya, Bukannya menjawab Rifky malah ikut merebahkan tubuhnya di samping Nadine sangat rapat.

"Kesana an mas ini sempit tau kalau aku jatuh gimana ? " bukannya nya menjawab atau menggeser tubuhnya Rifky malah memeluk nadine menciumi pipi Nadine dengan gemas "Mas ih aku enggap" Rifky benar benar tak menggubris ucapan Nadine.

"Aku kangen kamu, boleh ya malam ini. kan udah lama kita gak olahraga malam bareng bareng" bisik Rifky di telinga Nadine.

Tanpa menjawa kali ini Nadine langsung membalikkan tubuhnya menghadap Rifky, tak munafik ia pun menginginkannya apalagi akhir akhir ini mereka sangat sibuk sekali jarang ada waktu berdua, jadi ini saatnya mereka menciptakan kembali malam yang panjang melepas rindu untuk saling bertukar rasa dan saling memiliki satu sama lain.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang