HELP ME PLEASE

1.3K 63 11
                                    

"Hahaha! Kau pasti bercandakan?"

"Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy.

"Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola.

"Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!"

"Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!"

"Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi.

"Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil mengisi formulir aplikasi online di komputer yang ada di hadapannya, Lola menanyakan ini. Brenda pun juga ada di sebelahnya, sama sedang memasukkan data miliknya.

"Aku tidak tahu!" Brenda tersenyum saat Lola memindai tapi Wanita itu memang tidak terfokus pada Lola! Dia hanya memperhatikan komputernya saja. Seakan tidak mau ada kesalahan dengan data yang dimasukkan.

"Oh!"

Hanya sampai di sana Lola merespon dan dia juga tak ingin terbagi fokus karena selain mengisi data yang dibutuhkan untuk mendaftar Lola juga mengisi formulir untuk pengajuan beasiswanya.

"Kau mengisi lebih lama dari aku?" Tanya Brenda setelah dirinya selesai tapi Lola masih saja mengetik sesuatu.

"Aku mau mengajukan formulir ini!"

Mata Brenda pun melirik setelah Lola menunjuk ke arah monitor yang menandakan dia diizinkan untuk mengintip.

"Cool! Kau sudah mengisi form untuk beasiswamu?"

"Yep!"

Dan itu terucap berbarengan dengan Lola mengklik tombol untuk submit datanya.

"Aku sudah selesai!"

Dan tanpa pamitan atau mengatakan apapun lagi, Lola memang sudah balik belakang! Dia menuju ke arah pintu keluar sehingga Brenda-lah yang mengikutinya

"Kau tidak ada kegiatan lain di sini?"

"Tidak ada! Paling aku kembali ke apartemenku untuk beristirahat!" sahut Lola datar.

Dia berusaha mengikuti cara bergaul di luar negeri, di mana orang tidak terlalu banyak bicara dengan orang lain kalau memang tidak ada kepentingannya. Dan mereka juga tidak terlalu percaya pada orang yang baru ditemui. Sedikit menjaga jarak, tidak terlalu banyak ingin tahu itulah kunci keberhasilan mereka! Sehingga mereka tidak perlu bermain hati dan perasaan berlebih dalam berbisnis.

"Oh begitu! Apa kau tidak sekalian saja cek kesehatan dulu supaya tak usah bolak balik?"

"Heh?" selentingan yang membuat Lola diam sejenak di pintu itu. Dia tak melangkah Lagi dan ekor matanya bergoyang, memindai Brenda

'Gawat! Aku lupa dengan cek kesehatan!'

Memang ada aturan untuk mereka yang diterima sebagai mahasiswa baru ada cek urine, termasuk juga tes darah. Dan Lola benar-benar kehilangan kata-kata saat bulu kuduknya bergidik membayangkan Apa arti dari tes itu untuk dirinya sekarang.

"Hey, Kenapa kok diam saja?"

Sampai Brenda harus mengingatkannya baru saja Lola tersadar kembali dari lamunannya.

"Kau sakit? Wajahmu semakin pucat!" Brenda yang dari saat pertama bertemu Lola memang penasaran dia jadi menyindirnya lagi.

"Aku, tidak-- ehm!" Lola masih belum bisa berpikir dan merangkai kata, kini dia hanya menatap dengan pandangan kosong pada Brenda

'Bagaimana ini? Aku tidak mungkin bisa melewati dua tes itu? Aku pasti gagal kalau ketahuan sedang isi!' ini missed! Lola tidak kepikiran ke sini

Sehingga

"Bisa kamu menolongku?"

Tak tahu lagi ke mana Lola harus meminta tolong! Lola sudah memegang tangan Brenda penuh harap. Matanya juga sudah berkaca-kaca dan terlihat jelas dia gugup sekali! Tangannya bahkan dingin dan bergetar membuat Brenda jelas curiga

"kau kenapa?"

"Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya tapi ini rahasia besar untukku!"

Hati Lola pun berderu! Dia tidak tahu apakah Brenda gadis yang bisa bertanggung jawab atau tidak! Tapi siapa lagi yang bisa menolongnya di sana? Dia tidak punya teman! Lola sendiri tak tahu apa solusi yang akan dia dapat dari Brenda. Tapi saat ini dia butuh orang untuk membantunya.

"Mungkin kau bisa bicara denganku pelan-pelan?" ucap Brenda sambil dia melihat jam tangannya.

"Aku rasa aku masih punya waktu sejam lagi karena habis ini aku mau tes darah dari urine! Setelah itu aku akan berangkat ke tempat kerja part time!"

Maklum saja kalau mereka di luar negeri tidak ada basa-basi terlalu berlebihan! Bisa ya bilang bisa tidak pun juga bilang tidak! Makanya Brenda juga menjelaskan rencananya.

"oh, ehm... Apa aku bisa percaya padamu dengan menceritakan masalahku ini?"

Lola tahu ini adalah tindakan bodoh! Dia ingin bercerita tapi dia tidak tahu apakah dia percaya atau tidak! Dan tentu saja orang yang ditanya pasti juga tak mengerti maksud Lola

"Hey girl, if you don't trust me, then don't say anything. i have no idea about that."

Brenda membuat semuanya simple! Dia juga tidak tahu Sampai kapan dirinya bisa dipercaya oleh Lola! Dan sampai kapan dia bisa memendam cerita itu! Jadinya dia membiarkan Lola memilih sendiri apakah dia harus percaya pada Brenda? Atau sebaiknya dia tetap diam dengan masalahnya itu?

Sehingga

"Aku tidak tahu siapa yang harus aku percaya! Tapi sekarang aku hampir berakhir!"

"You're doomed, aren't you?" Tanya Brenda sekedar memastikan dan Brenda juga mengingat-ingat pembicaraan mereka

"Apa ini ada hubungannya dengan test darah dan urine? kau pemakai?"

Pertanyaan yang tentu saja dijawab Lola dengan galangan kepalanya

"negative!" Ucap Lola tidak membenarkan

"Then?"

Brenda bicara sambil menarik Lola menjauh.

"Kalau ini adalah masalahmu yang tidak boleh diketahui orang lain maka jangan bicarakan ini di tempat umum!"

Brenda lalu mengajak Lola duduk di tempat yang cukup sepi! Tentu saja tak akan ada yang mendengar mereka di sini

"Aku-- ehm, tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya tapi bisakah kau membantuku untuk lolos tes darah dan urine?"

Memang itu yang dibutuhkan Lola! Tapi Brenda harus melakukan apa?

"Ada apa denganmu? Kau tidak minumkan?"

"Bukan Aku Bukan peminum! Tapi aku punya masalah lain!"

"lalu katakanlah!"

Wanita itu menunggu dengan sabar dan dia tahu ini sesuatu yang sulit karena Lola terlihat gusar. dia seperti kehilangan kendali dan tidak seperti tadi yang cuek bahkan bersikap tenang! Yang ini berbeda!

"Take your time! Kau bisa pikirkan dulu apa yang ingin kau katakan, nanti setelah kau yakin baru ceritalah padaku!"

Selesai bicara Brenda menyandarkan tubuhnya sambil tangannya mau bermain handphone

tapi

"Aku tidak perlu menunggu lagi! Karena nanti atau Sekarang pasti aku akan mengatakannya! Karena aku butuh bantuanmu

"Kau ingin aku melakukan apa?"

Brenda pun mengerutkan dahinya

"Aku ga tau, tapi aku butuh urine dan darah!"

Berikan Aku CintaWhere stories live. Discover now