NINE TO FIVE

2.2K 73 3
                                    

"Hah, jadi kamu mikirin itu?"

"Iya!" Lola menganggukkan kepalanya, "Bener kan yang aku bilang, kalau nanti Bang Rey pasti nggak akan ingat aku lagi?" tanya Lola yang bicara sambil menatap Reynald.

"Kalau soal itu aku nggak bisa jawab sekarang," jawab Reynald sambil tersenyum penuh makna, berusaha menutupi semua perasaan di dalam hatinya.

Kamu ini, baru setengah hari aku mengenalmu kenapa aku merasa tidak enak begini ya? Biasanya aku tidak akan meninggalkan sedikitpun perasaan di dalam hatiku pada seorang wanita! Aku memang bersama dengan wanita itu tapi bukan berarti aku memperhatikannya lebih dari sekedar teman untuk bicara. Tapi kenapa aku jadi tidak enak begini menanggapi pertanyaanmu? gumam Reynald di dalam hatinya sedikit bingung dengan dirinya sendiri.

"Maksudnya nggak bisa jawab karena nggak enak sama aku?" tanya Lola masih sambil menatap Reynald penasaran dengan jawaban Reynald.

Pria yang ditanya Lola menggelengkan kepalanya.

"Ada banyak pertimbangan aku harus mengingat atau tidak wanita yang pernah bersama denganku!" Reynald menambahkan dengan suaranya yang terbawa angin karena mereka sedang ada di atas kapal boat.

"Pertimbangan, maksud Bang Rey?" tanya Lola lagi

"Ya pertimbangan! Ehm ... Kenapa sih pertanyaan ini kok kayaknya penting banget? Apa yang kamu inginkan?"

Lola menggelengkan kepalanya dan tersenyum lalu memalingkan wajahnya dari Reynald yang mulai curiga dan mengintimidasinya,

Kok nggak enak gini ya?

"Maaf ya Bang Rey! Aku bikin gak enak ya?" tanya Lola lagi

Reynald berusaha bersikap normal seperti biasanya, dia mencoba menganggukan kepalanya tanpa bicara apapun.

"Aku sudah bilang kepadamu dari awal sebelum kita berkomitmen dan aku juga sudah menulis di surat perjanjian semua poinnya tentang hubungan kita. Apa kamu keberatan sekarang?" tanya Reynald dan kali ini Reynald sudah sangat serius.

Lola menggelengkan kepalanya.

"Aku bertanya kayak gini karena hanya ingin memastikan apa yang akan terjadi setelah sebulan dan kita akan berpisah!"

"Maksudmu?" Reynald menambahkan pertanyaan lagi sambil mengernyitkan dahinya.

"Nanti kalau setelah sebulan, misalnya aku ketemu Bang Rey di mall, apa aku harus menyapa atau nggak! Kalau memang udah dilupakan ya aku kan nggak harus nyapa dong! Tapi nanti kalau aku nggak nyapa aku dibilang sombong! Makanya aku harus mastiin dulu apa Bang Rey bakal ingat aku atau enggak!" Lola tersenyum dan berusaha menyembunyikan sesuatu yang bergejolak di dalam hatinya.

Pinter ya sekarang aku berbohong! Ternyata sekali belajar aku bisa terus-terusan berbohong kalau kayak gini! bisik Lola di dalam hatinya yang memang sebetulnya menyembunyikan perasaan yang sebenarnya kepada Reynald. Kamu nggak boleh suka sama Reynald, Lola! Duh, kamu ampun banget sih! Baru setengah hari kamu sama Reynald tapi perasaan kamu udah kayak begini! Kamu mau bawa kemana hubungan kalian selama satu bulan ini nantinya? Ingat Lola, hubunganmu sama Reynald ini adalah hubungan kontrak! Bukan atas dasar suka sama suka! Seberapapun kamu suka sama dia, jangan berharap banyak! Dia tidak menganggapnya serius, untuk apa kamu pikirkan? bisik hati Lola menyikapi pernyataan dari Reynald.

"Ga usah pikirin kalau kamu nanti ketemu aku di mall! Kalau memang kamu penting untukku maka aku akan menyapamu lebih dulu, kalau aku tidak menyapa lupakan saja dan jangan pernah memikirkan aku lagi!"

"Hah, Bang Rey ...?"

"Ayo turun!"

Belum sempat Lola memberikan tanggapan terhadap ucapan yang baru saja dikatakan oleh Reynald pria di samping Lola sudah berdiri memberikan tangannya kepada Lola mengajak Lola turun dari boat ke yacht yang membawa mereka.

Tangan Bang Rey ngegandeng aku begitu mesra kayak sekarang nggak akan pernah lagi aku rasakan bukan kalau kami sudah berpisah nanti? Iya aku ngerti! Mumpung dia masih menjadi milikku sekarang kenapa aku tidak menikmati saja dan melupakan masalah perpisahan? Seandainya sudah waktunya kami berpisah berarti itu adalah tanda kalau aku sudah harus melupakannya, bukan begitu? Dan selama kami belum berpisah maka aku adalah miliknya dan dia adalah milikku dan kami bisa saling menyayangi! Sudahlah Lola! Jangan banyak berpikir lagi. Nikmati saja harimu sekarang, bukankah ini yang kamu inginkan? Perhatian dari seseorang yang yang kamu rindukan! bisik Lola dalam hatinya sambil matanya menunduk menatap tangan Reynald yang dengan kuat memegang Lola membuat hati Lola sedikit bergetar dan rasa ini bukan hanya dirasakan oleh Lola. Reynald pun merasakan hal yang sama.

Anak ini memberikan aku sesuatu yang berbeda! Biasanya aku tidak pernah menggandeng tangan wanita seperti yang aku lakukan padanya! Kami hanya saling bersentuhan ketika kami sedang ingin bercinta tapi kalau tidak, aku malas sekali melakukan hal seperti ini! Bahkan saat kita pertama kali bertemu aku sudah memberikannya sarapan yang aku buat dengan tanganku sendiri, haaah! Menarik! Apa yang telah kau lakukan dan membuatku sampai melakukan sesuatu diluar kebiasaan ku? bisik Reynald di dalam hatinya dan ada segurat senyum di wajahnya yang tidak ditangkap oleh Lola karena Lola berjalan agak dibelakangnya sedangkan Reynald menggandeng hampir dua langkah di depan Lola.

"Kamu berjalan lambat sekali Lola!" Ekor mata Reynald sudah melirik ke arah Lola.

"Maaf Bang Rey, aku cepet ini jalannya," celetuk Lola yang akhirnya berlari kecil menyamai langkah Reynald.

"Apa jalanku kecepetan?" tanya Reynald karena Lola yang berjalan disampingnya agak setengah berlari.

"Iya! Kenapa sih jalan cepet-cepet kayak orang mau ngambil gaji?" tanya Lola akhirnya saat mereka berhenti di dekat tangga yacht.

"Hmmm ... udah kebiasaan aku sih!" jawab Reynald sambil tersenyum, "Dari sejak kuliah aku sudah seperti ini! Kami tidak buang waktu jalan terlalu lama sehingga kami bisa cepat sampai di tempat kuliah. Begitupun pulang kuliah, aku juga harus cepat berjalan karena ada beberapa les privat yang harus aku isi, belum lagi aku punya part time job!" jawab Reynald akhirnya memberitahu alasan dari kebiasaannya ini.

"Jadi Bang Rey kuliah sambil kerja gitu?" tanya Lola sambil mengernyitkan dahinya.

Pria yang ditanya langsung menganggukkan kepalanya.

"Ya begitulah!" Reynald tersenyum menatap Lola, "Ada yang aneh?"

Lola menggelengkan kepalanya, "Nggak kok cuma nanya aja! Keren banget lah! Aku jadi kepikiran pengen kuliah kayak gitu juga," jawab Lola sambil tersenyum.

Reynald menggelengkan kepalanya.

"Kalau kamu memang suka dance sebaiknya kamu cari pendidikan yang berhubungan dengan dance! Dan biasanya itu tidak didapat di tempat kuliah! Mungkin kamu harus coba ke California," jawab Reynald sambil melangkahkan kakinya tidak terlalu cepat dan mereka berdua bisa berjalan santai menaiki tangga menuju ke arah kamar tidur mereka.

"Hmmm ... aku rasa nggak deh Bang Rey! Aku ga akan lakuin itu!" tukas Lola yang sudah tersenyum kecut.

"Kamu menyerah?"

Lola menggelengkan kepalanya, "Aku ga akan jadi penari, Aku akan jadikan itu sampingan hobiku!" Lola melirik ke arah Reynald sambil bicara lagi, "Untuk sekarang aku harus berorientasi pada pemasukan dan aku harus membuktikan kepada kedua orang tuaku kalau aku juga bisa menghasilkan dengan cara yang benar," jawab Lola lagi menyelesaikan kalimatnya.

Klek

"Bagaimana maksudmu benar?" Reynald bertanya sambil mengernyitkan dahinya dan tangan kirinya sudah membuka pintu kamar mereka.

"Hmm ... kerja kayak orang kebanyakan Bang Rey! Nine to five," celetuk Lola jujur

"Ah, itu ...," Reynald menganggukkan kepalanya sambil membuka bathrobe yang dikenakannya.

"Ehm ... iya!" jawab Lola singkat, karena pikirannya sudah ngawur.

Duh, mataku kenapa melirik ke sana sih? Ehm ... kotak-kotak itu ..., bisik Lola dalam hatinya.

"Memang kamu akan bahagia dengan melakukan pekerjaan kantoran kaya gitu?"

"Ehm ... aku ga tahu, tapi Bang Rey, gapapa kok aku buka bathrobe aku sendiri, ga usah dibantuin." Lola masih berusaha memegang tali bathrobenya.

"Ssssttt ... jangan tolak aku, biarkan aku melakukan apapun yang aku mau! Aku sudah membayarmu, Lola!"

Berikan Aku CintaWhere stories live. Discover now