NOMOR REKENING

3.2K 141 0
                                    

"Eeh, enggak om, hehe .... Aku cuma agak aneh aja kemarin Om pakai jas kan rapih gitu, terus sekarang pakai pakaian casual jadi kelihatan mudaan gitu," jawab Lola sekenanya, masih sambil cengar-cengir mencoba menutupi rasa malu dan geroginya

Huhuhu ... ketahuan deh aku lagi curi-curi pandang, haiiiish, please dong Lola, lebih jaga image sedikit coba, aiiish. Abis gimana, dia ganteng sih! hati kecil Lola mencoba mengingatkan dirinya lagi, tapi tetap saja hati Lola tidak bisa berbohong dengan ketertarikannya pada penampilan Reynald saat ini

"Mudaan? Memang kemarin aku terlihat seperti apa? Kakek-kakek?" celetuk Reynald

"Ehm ... Tuan Reynald mohon maaf, jangan diambil hati ya! Lola ini kan masih SMA jadi ngeliat Tuan pakai baju casual mungkin terlihat seperti anak SMA atau anak kuliahan." Mami bicara sambil menyenggol tangan Lola, "bukan begitu Lola?"

"Eh iya, Mami bener! Om Reynald jadi kelihatan kayak anak mahasiswa tingkat akhir. He eh bener banget gitu, mahasiswa tingkat akhir! Hehehe," Sambil cengar-cengir Lola mengiyakan apa kata mami Ajeng

"Ferry kontrak perjanjiannya!" Reynald tidak menanggapi kalimat candaan dari mami Ajeng dan Lola lagi. Reynald hanya menelan salivanya dan langsung menyuruh Ferry asisten pribadinya untuk menyerahkan dokumen kepada mami Ajeng.

"Baik Tuan!"

"Silakan dibaca dulu kontrak perjanjiannya," Ferry menyerahkan dokumen pertama pada mami Ajeng lalu dokumen kedua kepada Lola

"Waaaah! Ini nilai yang fantastis Tuan Reynald! Terima kasih sekali untuk kerjasamanya!" Mami Ajeng memberikan senyum lebar dan terlihat sangat senang. matanya menjadi berbinar-binar setelah melihat kontrak perjanjian dan tanpa menunggu lama, langsung menandatanganinya dengan pulpen yang diambilnya dari dalam tasnya.

Sedangkan Lola ...

"Kau sudah membacanya?" Reynald bertanya sambil memindai Lola dengan matanya, karena Lola tidak membuka kontraknya. Yah, Lola tidak membacanya. Yang dilakukan oleh Lola hanya menengok ke arah mami Ajeng, tersenyum ke mami Ajeng tapi dokumen yang ada di hadapannya hanya dipegangnya saja.

"Aku belum baca tapi aku setuju, asalkan dua hal yang aku minta kemarin bisa terpenuhi." Lola tidak banyak bicara lagi lalu menengok ke arah mami Ajeng, "Mami aku pinjam pulpennya."

"Ini sayang!"

"Terima kasih Mami." Lola mengambil pulpen dari mami Ajeng dan langsung menandatanganinya, tanpa bertanya juga.

"Kau serius tidak mau membacanya?" Reynald sungguh tidak percaya dengan yang dilakukan oleh Lola, bahkan tidak melihat nominal yang ditulisnya, sehingga dia bertanya sambil jari tangan kirinya mengusap dagunya

Lola menggelengkan kepalanya, "dokumennya tebal sekali. Ini ada lima belas halaman. Kalau aku membacanya, aku juga tidak mengerti apa yang ditulis di sini. Pasal 1 pasal 2 pasal 3 pasal 1.1 pasal 2.2 aku tidak paham semuanya! Banyak sekali pasal-pasalnya, bahasanya membingungkan." celetuk Lola yang memang tidak terlalu suka dengan pelajaran dengan banyak pasal-pasal seperti yang tertera di surat perjanjian sehingga dia langsung menandatanganinya, tanpa peduli dengan isi yang ada di dalamnya.

"Hahaha! Apa kau tidak khawatir aku menulis sesuatu yang tidak bisa kau turuti di sana?" Reynald tidak tahan sehingga dia pun refleks tergelak tawa sebelum akhirnya melanjutkan bicaranya.

Wooaah, manis banget sih kalau ketawa kayak gitu! Lesung pipinya jadi kelihatan, heiiish, tadi aku baca sekilas di surat perjanjian umurnya tiga puluh lima tahun, tapi kelihatannya masih kaya dua pluh tujuh tahunan! Heiiish, masih muda ganteng kayak gini ngapain juga cari cewek simpenan, kenapa ga cari istri aja sih, heeeh, biarinlah! Bukan urusan aku, gumam Lola di dalam hatinya sambil menikmati tawa yang disuguhkan oleh wajah Reynald di hadapannya.

Berikan Aku CintaWhere stories live. Discover now