DIASINGKAN DAN DISALAHKAN

1.1K 46 5
                                    

"Tapi ...,"

"Maaf Nona tolong jangan mempersulit kondisi ini! Kami hanya menjalankan tugas!"

Kalau dipikir-pikir dengan hati nurani tidak ada penjaga yang tega untuk membuat Lola tetap berada di dalam rumahnya dan menjalankan hukuman dari ayahnya. Tapi mereka tidak ada pilihan. Mereka digaji untuk itu. Lagipula bukankah semua orang tua tidak akan pernah menyakiti putrinya?

Dengan berat hati pengawal-pengawal itu mencoba menutup pintu dan membiarkan Lola di dalam meskipun mereka juga tidak enak melihat lelehan air mata Lola

"Aku nggak bisa keluar!"

Hanya kata-kata lirih itulah yang keluar dari bibir Lola kemudian di saat yang bersamaan

"Non, apa mau disiapkan sarapan paginya?"

Sapaan asisten rumah tangga baru saja terdengar di telinga Lola di saat dirinya masih membalikkan badan menatap ke pintu rumahnya. Pembantunya datang dari belakang dan ini membuat Lola menghapus air matanya dulu, dia tidak ingin terlihat menangis walaupun Lola yakin kalau pembantunya pasti tahu dirinya baru saja menangis.

"Aku nggak laper, Bi! Aku mau ke kamar aja, aku ngantuk!"

Itulah kata-kata yang terakhir yang terdengar oleh sang pembantu dan dia pun tidak enak untuk menanyakan lebih banyak lagi pada Lola

Gadis itu menaiki anak tangga satu persatu dengan langkah gontainya! Dia tidak lagi memandang ke belakang. Lola tahu percuma sudah karena dia tidak akan pernah mendapatkan jalan keluar ke manapun itu. Lewat jalan belakang tidak mungkin karena hanya ada satu gerbang di pintu utama. Ujung-ujungnya dia harus menemui para pengawal itu lagi

‘Kenapa Papa sama Mama enggak bicara dulu sama aku? Kenapa mereka main pergi aja dari rumah? Kenapa mereka nggak tanya dulu apakah aku suka atau nggak diginiin? Aku juga pengen sebentar diajak ngobrol. Aku ingin mereka juga ngerti gimana kondisiku. Apa yang membuat aku jadi kayak gini? Dan kenapa aku mau nolongin Bang Rey! Kenapa sih mereka nggak ngertiin aku?’

Kata-kata itu hanya lirih terdengar di dalam hati Lola. Lagipula percuma juga dia mengucapkannya tak ada yang mendengarkan! Saat ini pintu kamarnya juga sudah ditutup yang bisa dilihat oleh Lola hanyalah kamar yang sedikit berantakan. karena tadi dia buru-buru keluar. Lagi dan lagi Lola menghapus air matanya yang tumpah

"Apa aku coba telepon Bang Rey aja ya?"

Lola sebenarnya tidak yakin dengan hal ini. Tapi akhirnya dia pun mengambil handphonenya dan mendekatkan telinganya

"Haduh kok nggak diangkat yah?"

Sambil sedikit bersungut Lola bertanya pada dirinya sendiri! Dia masih mencoba bersabar tapi sampai derig telepon itu mati, tidak ada jawaban yang didengarnya.

"Oh iya, mungkin aku bisa kirim pesan?"

Lola ragu karena memang kalau mengirim pesan itu belum tentu pesan yang ingin disampaikannya diterima sesuai dengan yang diinginkan Lola! Tapi karena tidak ada pilihan lagi dia sudah mencoba menghubungi reynald selama tiga kali Lola pun pasrah

[Bang Rey maafin aku ya untuk kejadian yang tadi malam. Aku beneran enggak tahu kalau mama papaku ternyata diundang ke sana juga sama kakeknya Bang Rey! Aku juga mau minta maaf soalnya aku bener-bener nggak ada niat buat ngejebak Bang Rey! Aku nggak tahu apa yang terjadi antara hubungan keluargaku dengan Bang Rey! Aku cuman pengen dapat perhatian karena itu aku enggak berani ngomong sama Bang Rey kalau aku adalah anak dari papaku, Rudi! Aku nggak mau semua orang tahu siapa aku. Maksudku aku cuma ingin sedikit aja diperhatiin. Makanya aku ingin cari sugar daddy! Jadi aku minta maaf Bang Rey! Sekarang gimana kondisi bang Rey? Apa yang bisa aku lakukan buat ngebantu bang Rey? Aku minta maaf udah bikin kekacauan ini semua!]

Berikan Aku CintaWhere stories live. Discover now