Keanu menatap langit-langit kamarnya "Mulai sekarang, lo tinggal disini, sama gue!"

"Emang boleh? Papa sama Mama kamu nggak marah?"

Keanu tersenyum sendu "Mereka udah nggak ada."

Lea membulatkan kedua matanya, dia menatap Keanu dengan perasaan bersalah "Maaf, aku nggak tau."

Keanu mengusap kepala Lea "Nggak papa,"

Lea menunduk "Aku juga nggak punya orang tua, El. Mereka, orang yang udah rawat aku dari kecil, ternyata bukan orang tua kandung aku," Keanu mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Lea "Tadi, mereka ngusir aku."

"Jangan sedih, gue nggak suka itu. Dan jangan buat gue berselera untuk bunuh keluarga sialan itu." Ucap Keanu.

Senyum ceria Lea kembali terukir "Lea mau mandi," Celetuknya.

"Mau gue mandiin?" Tanya Keanu. Dia menaikan sebelah alisnya.

Lea menggeleng "Nggak boleh! El kan cowok, Lea cewek, jadi nggak boleh!"

Keanu menatap Lea datar "Terus ngapain lo bilang ke gue kalau lo mau mandi?"

Lea mengerucutkan bibirnya, entah kenapa Keanu terlihat sangat menyebalkan dimatanya "Kan, aku nggak tau kamar mandinya dimana, El!"

Keanu menunjukkan letak kamar mandi yang berada dikamar itu melalui ekor matanya "Cepet mandi, lo bau."

Lea mendengus "Tapi, kan, nggak ada baju."

"Pakai baju gue dulu. Terus nanti kita beli semua keperluan lo." Ucap Keanu.

Lea bersorak senang "Bener, ya?" Keanu mengangguk.

"Makasih, El." Lea hendak mencuri kecupan singkat pada pipi Keanu, namun Keanu terlebih dahulu menoleh hingga Lea berakhir mengecup bibir Keanu. Lea memegang bibirnya sendiri kemudian dengan secepat kilat, Lea berlari menuju kamar mandi.

Keanu memegang bibirnya sendiri "Shit, gadis nakal. Bibir gue nggak perjaka lagi."

*****

Keanu menatap Lea yang tenggelam di kaos miliknya, terlihat imut. Lea mengerakkan badannya ke kanan dan ke kiri dengan bibir mengerucut.

"El, baju kamu nggak ada yang kecil?" Rengek Lea.

Keanu mendengus "Nggak ada, pakai itu aja dulu. Nih, pakai hoodie gue," Keanu menyerahkan hoodie berwarna hitam miliknya "Sekarang kita beli semua keperluan lo. Termasuk keperluan buat sekolah, lo masih sekolah, kan?"

Lea mengangguk, dia mengambil hoodie milik Keanu dan berusaha memakainya "Aku sekolah di SMA Winata,"

Keanu membantu Lea yang kesulitan saat memakai hoodie miliknya "Sekolah itu punya gue." Celetuk Keanu.

Lea membulatkan kedua matanya "Jangan becanda, El!"

Keanu mengangkat sebelah alisnya "Siapa yang becanda? Lo inget nama belakang gue?"

Lea mengetukkan jari telunjuknya di dagunya "Winata," Gumamnya. Setelahnya Lea menatap Keanu dengan pandangan berbinar "Wah, El hebat, udah punya sekolah sendiri. Tapi kok, El nggak sekolah di sana?"

Keanu merotasi kan bola matanya "Males."

Lea mengerucutkan bibirnya "El gimana, sih?! Kalau aku yang punya sekolah itu, aku pasti seneng banget karena ngga perlu bayar SPP, tapi kok kamu malah males sekolah di sana?"

"Karena gue senengnya disini, di dunia gue," Ucap Keanu, dia menatap tepat di manik mata Lea membuat Lea salting seketika. Tapi Lea sadar jika yang berada dihadapannya adalah seorang psikopat yang bisa kapan saja membunuhnya.

"Maksud kamu?"

"Bunuh orang."

*****

Lea berjalan riang didepan Keanu. Sementara dibelakang, Keanu dengan susah payah membawa barang-barang milik Lea. Baru kali ini Keanu tunduk kepada seorang gadis, entahlah Keanu pun tak tau mengapa ia menjadi seperti ini.

Lea menghentikan langkahnya membuat Keanu heran. Lea menatap Keanu dengan wajah yang dibuat seimut mungkin "El, laper," Rengek nya. Lea mengusap perutnya yang berbunyi sejak tadi.

"Ya udah, ayok makan!" Lea bersorak senang, dia melompat-lompat membuat beberapa laki-laki remaja menatapnya dengan pandangan tertarik.

Keanu menjatuhkan semua barang belanjaan Lea. Dia memeluk Lea posesif sambil menatap tajam beberapa laki-laki yang menatap Lea.

Keanu menatap Lea yang juga sedang menatapnya "Inget tempat dong, jangan kayak bocah bisa?!" Sentak Keanu.

Lea mengerjapkan matanya lucu "Emang kenapa? Kamu cemburu karena banyak yang liatin aku?" Tanyanya dengan nada menggoda. Lea menatap Keanu dengan alis yang ia naik turunkan.

Keanu melengos "Nggak usah ngaco!" Ketusnya.

Lea mengerucutkan bibirnya "Ih, apa susahnya jujur, sih? Katanya El sayang sama Lea, tapi kok El nggak cemburu?" Kesalnya. Lea menghentak-hentakan kakinya kesal.

Keanu menghembuskan nafas pelan "Sejak kapan gue sayang sama lo? Dan buat apa gue cemburu? Lo itu bukan siapa-siapa gue. Jangan karena gue nggak bunuh lo, lo ngira gue sayang sama lo. Jangan terlalu berharap, inget itu!"

Lea menatap Keanu sendu, rasa sesak di dadanya tiba-tiba saja dia rasakan. Keanu benar-benar tidak berperasaan, dia tak memikirkan apakah Lea akan tersinggung dengan ucapannya atau tidak.

Lea tersenyum miris, dia menunduk dengan mata berkaca-kaca "Aku mau pulang," Lirihnya.

Keanu menatap Lea bingung "Tadi katanya laper?"

Lea menggeleng "Mau pulang aja." Lea melangkahkan kakinya keluar dari mall tersebut tanpa menatap Keanu terlebih dahulu.

Keanu mengambil satu persatu barang belanjaan Lea, dia menatap arah hilangnya Lea dengan bingung.

"Lah, dia kenapa?"

*****

Keanu nggak peka ih pengen aku karungin deh

Gimana sama part ini?

Aku mau nanya nih, sebenernya ada nggak sih yang nungguin cerita ini?
Kadang aku berpikir ngapain update cepet-cepet kalo nggak ada yang nunggu cerita ini.
Tapi pikiranku yang lain juga berkata lain, pasti nanti ujung-ujungnya mikir nggak papa update cepet biar cepet end walau nggak ada yang baca.
Yaa begitulah suka berubah-ubah pikirannya kek bunglon 🦎
Tapi nggak masalah sih, mau ada yang nungguin atau enggak, aku akan terus lanjutin cerita ini sampai end.

Oke, sekian dulu ngebacotnya
See you,,

My Possessive Psycopath||Slow update Where stories live. Discover now