Tiga dua

11.9K 598 45
                                    

Follow me before you reads my story👌

Don't forget guys⤵
🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬

Enjoy reads ❤








***

Ready Go!

Kain merah yang dibawa seorang cewek berpakaian seksi itu melayang di udara pertanda balapan itu di mulaikan. Puluhan motor yang berbaris di garis start itupun seketika melesat secepat kilat saling beradu kecepatan untuk mencapai garis akhir pertandingan.

Riuh para penonton tak terkendali. Teriakan saling bersahutan menyemangati jagoannya masing-masing. Sudah pasti pemacu kuda besi itu tidak mendengar teriakannya meskipun tali suaranya putus sekalipun karena pemain itu sudah hilang dari pandangan mata.

Bodoh nan sia-sia! Tapi namanya juga terlanjur excited hal sebodoh itupun mereka tidak menyadarinya.

"Rutenya jauh gak Yan?" Mora bertanya kepada Tian yang duduk bersebelahan dengannya.

"Gak jauh Mor cuma 20-an kilo," ujar Tian membuat gadis yang bertanya tadi menganga lebar.

Dua puluh kilometer tidak jauh? Gila saja jarak sejauh itu di bilang tidak jauh. Bisa di bayangkan betapa lamanya balapan malam ini. Mora hanya geleng-geleng kepala, pertama kalinya dirinya menyaksikan balapan liar ini dan faktanya cukup mengejutkannya.

"Ini balapan apa mudik lebaran?" heran gadis itu. Bisa-bisa tumbuh akar di kakinya kalau menunggu pemotor itu menempuh jarak sejauh itu.

"Gini nih kalo anak rumahan ikut nongki sama begajulan! Otaknya gak nyampe!" ucap Juna tanpa di filter terlebih dahulu hingga akhirnya ia mendapat hadiah spesial dari gadis yang di singgungnya.

Awhhh

Rintih Juna saat tangan yang memegang kaleng minuman bersoda itu di plintir oleh Mora. "Ampun nyonya Heksa, ampun!" ucapnya memelas.

"Nyebelin lo!" ketus gadis itu lalu membebaskan tangan Juna dari kunciannya.

"Namanya balap motor ya jauh lah Mor! Kalo cuma 20 meter mah namanya balap karung, ya gak?" gurau Tian membuat gadis itu semakin kesal. Untung saja gadis itu hanya menonjok pelan lengannya jadi nasib dirinya tidak semiris Juna.

Gadis itu mendengus sebal kepada dua Alpha ter-menyebalkan itu. Perasaannya mendadak risih saat puluhan pasang mata nakal menatap dirinya tanpa henti. Bahkan ada yang terang-terangan melemparkan senyum nakal kearahnya n

"Kenapa gue di liatin kayak gitu sih Ta?" desis Mora membuat Utta melirik sekelilingnya.

Mata tajam Utta menangkap sinyal bahaya dari tatapan para gerombolan itu. Dirinya merasa neraka sedang mengintai gadis yang ada di dekatnya ini. Batinnya mengatakan jika dirinya harus segera bertindak kalau tidak bencana besar akan menghampirinya.

"Siap-siap!" titah Utta pelan sambil terus melirik sekitarnya agar tidak ada yang mencurigai gerak geriknya.

Kedua cowok itu mengangguk lalu melaksanakan perintah itu. Sepertinya tiga Alpha itu sudah merundingkan sesuatu sebelumnya hingga mereka langsung paham dengan perkataan Utta.

"Ikut gue Mor!" Utta berjalan kearah motornya di ikuti Mora. Tampaknya tidak ada yang curiga dengan pergerakannya sebab mayoritas dari penonton balapan itu juga nangkring diatas motornya masing-masing.

"Sepuluh detik lagi!" ucap Utta dari balik helmnya.

"Apaan Ta?" Mora bingung sendiri dengan ucapan Utta itu sementara Juna dan Tian meresponnya dengan anggukan kepala.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang