#20

52.9K 6.4K 706
                                    

Sinar matahari yang menyorot, sama sekali tak menghalangi rasa penasaran seorang gadis bermanik hazel yang masih berdiri kaku di samping sebuah motor sport milik seorang pemuda dengan masker yang menutupi separuh wajahnya. Vreya menyipitkan matanya, mencoba menghalau cahaya sang surya yang masuk. Sedikit pun, gadis berpipi gembul itu tak mengalihkan atensinya.

Vreya termangu. Jika melihat dan memperhatikan proporsi tubuh pemuda itu, sepertinya tak asing. Tapi, siapa?

Sedangkan di sisi pemuda bermasker hitam itu, tak ada yang tahu jika pemuda tampan itu tengah menahan tawa ketika menangkap dan memperhatikan ekspresi gadis yang selalu menjulid padanya. Pemuda itu, Narel. Yang tadinya hendak membolos malah bertemu dengan Vreya. Sepertinya, ini merupakan rezeki Anak yang sering bolos.

Sekali lagi, dengan pongah, Narel menyugar rambutnya kebelakang. Ia turun dari kuda besinya, dan berjalan gagah menghampiri gadis mungil itu. Niat hati ingin menghapiri mbak crush dengan gaya cool, namun tak sesuai realita ketika kakinya tak sengaja memijak kulit pisang, mengakibatkan pemuda tampan itu terjengkang dengan tak elit nya.

Narel berjengit begitu mendengar gelak tawa dari gadis itu. Mendongak kaku, pandangannya penuh akan Vreya. Ditelisik nya bagaimana gadis itu yang tergelelak. Kedua mata yang menyipit, seiras dengan senyuman yang menampilkan deretan gigi mungilnya, mampu membuat Narel terperangah ditempatnya. Satu hal yang pasti, ini kali pertama Vreya tertawa karena ulahnya. Niat awal yang ingin mengumpat pada kulit pisang pun, urung.

Narel mengangkat benda yang menjadi pelaku utama yang membuatnya terpeleset, di atas telapak tangannya. "Thanks, kulit pisang. Berkat lo, gua jadi bisa liat dia ketawa." Bisik pemuda itu sembari ikut melebarkan senyum.

Sedangkan di sisi Vreya, setelah meredakan tawa nya, gadis berpipi gembul itu melempar tatapan aneh ketika melihat Narel mesem-mesem tak jelas. Vreya mengulurkan tangannya, bermaksud untuk membantu pemuda itu bangkit. Bukannya peka, Narel malah menatap uluran tangan itu dengan tampang bodoh yang amat ketara.

''Berdiri, heh!'' Sentak gadis itu membuyarkan lamunan Narel. Pemuda tampan itu berjengit dan langsung menyambar uluran lengan mungil di depannya.

Narel berdehem guna mengurangi kegugupannya. Pemuda itu menunduk sembari mencuri-curi pandang pada Vreya yang tersenyum geli. Sial! Gadis itu sangat menggemaskan!

Sekali lagi ia berdehem sebelum membuka masker yang ia kenakan.

"Nah! Udah gua duga! Lo si tengil!" Tunjuk Vreya tepat di depan wajah Narel. Pemuda itu mencebik, kemudian menangkap lengan gadis itu yang masih mengambang di udara.

"Gaboleh tunjuk-tunjuk kaya gitu. Pamali." Ucapnya ngawur membuat Vreya mengernyit. Vreya tak pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya.

"Lagian tadi gua denger lo bilang gini 'Subhanallah, ganteng banget jadi pengen nikahin, kan!' " Suara Narel melengking, khas seperti suara banci yang biasanya nongkrong di bawah lampu merah. Dan pastinya, pemuda itu menambahi kata-kata yang tak ada diucapkan oleh Vreya.

"Heh! Mana ada!" Sanggah Vreya dengan mata melotot. Tak berbohong, tadi, saat melihat Narel mengendarai motor sport nya, di tambah pemuda itu menyugar rambutnya ke belakang, wah! Damage nya ngga ngotak!

"Alah, bilang aja lo suka kan, sama gua? Ngaku lo, ngaku!" Narel mendesak tak lupa menampilkan raut tengilnya yang selalu sukses membuat Vreya meledak.

"Apaan sih, jamet?! Awas lo!" Vreya memilih untuk melanjutkan quality time nya, dari pada harus meladeni adik Alana yang sangat menyebalkan ini.

Narel bergeser, membiarkan gadis itu berjalan mendahuluinya, dan jangan lupakan sepasang kaki mungil Vreya yang menghentak-hentak pertanda sedang kesal.

ANTAGONIS LOVE STORY {End}Where stories live. Discover now