#12

72.5K 8.4K 676
                                    

Sinar sang Surya begitu terik, menerangi diantara ramainya kendaraan yang memenuhi jalan. Di sepanjang trotoar yang bisa dikatakan tidak ramai, terdapat dua orang berbeda gender tengah berdiri di depan gerbang kayu.

"Ini rumahnya?" Gadis bermanik hazel itu menatap sebuah rumah minimalis dengan pekarangan sempit namun di kelilingi dengan bunga matahari.

Rumah berlantai dua yang terlihat nyaman untuk ditempati. Apalagi pada sekeliling rumah ditanami berbagai tanaman hias. Sejuk dan nyaman. Dua kata yang mewakili tempat ini. Rumah Alana.

"Vreya!" Teriakan melengking penuh semangat itu berasal dari Alana. Gadis yang memiliki senyuman sehangat mentari itu berlari kecil kearah mereka.

"Gua pergi." Vreya menoleh, menatap Gavano yang sudah menjauh. Gadis itu terbengong melihat punggung tegap pemuda yang berstatus sebagai abang tiri nya semakin mengecil.

Satu hal yang pasti. Lelaki tampan itu sangat sulit ditebak. Kadang bersifat hangat, terkadang cuek. Entahlah, sulit untuk menjabarkan nya.

Suara derit gerbang kayu yang dibuka, kembali menarik atensi Vreya. Gadis itu mengalihkan pandangannya, menatap Alana yang senantiasa memajang senyuman.

"Lalice mana?" Tanyanya dengan kaki yang memasuki area halaman.

"Lalice lagi ganti baju. Katanya ga seru kalo make baju sekolah." Alana yang berjalan didepan kemudian berbalik. Gadis itu semakin melebarkan senyumnya hingga kedua matanya menyipit.

"Alana udah nyiapin baju buat Vreya." Uangkap nya dan dengan tergesa meraih pergelangan tangan gadis didepannya.

"Mau kemana?" Tanya Vreya lagi, ada sedikit kesulitan dalam langkahnya yang pendek untuk mengimbangi laju Alana.

"Ganti baju!" Sahut Alana membuat Vreya mengernyitkan dahi. Ditelisik nya tempat tinggal milik Alana. Perabotan yang sederhana, sofa panjang tua, dan banyak pigura berukuran sedang yang tertempel pada dinding. Ya, ini nyaman.

"Woi!" Kedua gadis itu lantas berhenti dan menoleh kearah dapur. Di sana, terlihat Lalice yang mengenakan daster, tengah berkutat dengan cabai dan bawang.

"Lo mak-" Ucapan Vreya terpotong kala Lalice memutar tubuhnya seakan sedang cosplay menjadi putri kerajaan.

Diraihnya tangan gadis itu yang masih digenggam oleh Alana. Mengajaknya untuk berdansa layaknya seorang bangsawan yang menghadiri pesta.

"Gelo!" Vreya mencibir, berbeda dengan tubuhnya yang mengikuti arahan lagu. Melangkah kedepan dan kebelakang.

Sedangkan Alana, gadis itu mendudukkan bokongnya di atas ubin, berpangku tangan menatap bosan keduanya.

Tak lama, dansa ala-ala kerajaan itu terhenti ketika Alana mengganti lagu, yang terdengar begitu kuat.

"Ay yo listen up!
No matter what they say
No matter what they do
We gon' resonate resonate..."

"ALANA!" Murka Lalice, berancang-ancang akan mengejar gadis itu. Alana yang menyadari situasi pun sontak berlari menjauh. Dan terjadilah kejar-kejaran bagai Tom and Jerry di ruang sempit ini.

Vreya menghela nafas panjang sebelum meraih ponsel Lalice guna mematikan lagu. Saat hendak duduk pada sofa, terdengar suara Alana yang berteriak dari luar.

"VREYA, KAMAR ALANA ADA DI ATAS. ALANA UDAH NYIAPIN BAJU BUAT VREY-AAA!" Perkataan Alana di akhir dengan suara jeritan yang menandakan jika gadis itu sudah ditangkap oleh Lalice.

Mengikuti arah tunjuk pemilik rumah, Vreya mengetuk pintu kayu didepannya, jaga-jaga jika dirinya salah kamar. Tak mendapat respon dari dalam, barulah gadis itu membuka lalu masuk.

ANTAGONIS LOVE STORY {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang