18

127 18 1
                                    

"Kakak... ini dimana?"

Satu pertanyaan yang lolos begitu saja dari mulut abelano seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar bangunan mewah yang di dominasi warna putih tersebut.

Sambil terus berlajan ke suatu tempat, posisi abelano sendiri berada di tengah antara crisiant dan christopher, bukan sejajar, melainkan depan belakang, crisiant yang memimpin di depan, dan christopher yang mengawasi dari belakang.

Tak beberapa lama, mereka bertiga pun sampai di suatu tempat yang begitu menginjakkan kaki di sana, perasaan merinding dan suramlah yang pertama kali menyambutnya serta bau anyir yang semerbak, membuat abelano yang tak terbiasa dengan suasana seperti itu pun akhirnya muntah di pinggir dinding.

Seraya memuntahkan segala isi di perutnya, abelano jelas menyadari, kalau tempat yang sedang menunggunya saat ini bukanlah hal yang bagus, dia menyesali keputusannya untuk mengikuti kakaknya dan berakhir di tempat yang menurutnya mengerikan seperti ini, tak ada henti hentinya dia merutuki dirinya, masih sambil berjongkok dengan berlinangkan air mata.

Di sela sela itu christopher pun dengan santainya menarik rambut abelano dan menyeretnya untuk terus berjalan, mengabaikan rintihan, isak tangis, dan pemberontakan tak berarti dari abelano

"Jangan membuang buang waktu lebih banyak dari ini adik" ujar christopher masih menjambak rambut abelano sambil terus berhalan

"Benar, kau seharusnya berterimakasih karna kami masih mau meluangkan waktu untuk mengajarimu bagaimana cara menjadi keluarga yang sesungguhnya" sambung crisiant dengan senyumannya, entah kenapa di setiap kondisi apa pun, crisiant selalu saja tersenyum, kalau tak tersenyum pasti antara datar atau biasanya.

Seolah olah ekspresi yang di milikinya ya memang cuma itu, yah~ positive thinking aja, mungkin waktu pembagian ekspresi dulu, dia telat dateng, jadi hanya kebagian ekspresi sisa seperti itu

"Akan kami tanamkan padamu, ciri khas dan kebanggaan keluarga smith yang sesungguhnya, dengan begitu ayah akan menerimamu dengan sepenuh hati juga" sambung christopher pada perkataan crisiant tadi.

Tak lama kemudian, mereka bertiga pun tiba di suatu ruangan yang di dalamnya hanya berisikan kehororran, kebrutalan, dan kekejaman tingkat stadium akhir.

Banyak orang di sana sedang memutilasi sesama manusia, jeritan dan teriakan meraung raung menggema di ruangan tersebut, tangisan histeris dan permohonan ampun yang tak di pedulikan, daging dan darah manusia di mana mana.

Suara kapak yang nyaring dan menggema di ruangan tersebut karna berbenturan dengan balok kayu tebal, tengkorak dan tulang yang masih memiliki beberapa daging yang menempel ikut berserakan dimana mana, sel sel penjara yang berisikan orang orang dengan jeritan kehisterisan mereka yang berputus asa.

Pemandangan dari beberapa hewan buas di dalam sel yang tengah mengoyak daging dari manusia hidup yang baru di masukan ke dalam sel perjara khusus hewan buas tersebut, serta masih banyak lagi adegan mengerikan lainnya.

Apa yang terjadi setelah abelano melihat semua itu? Pingsan! Hanya itu.

"Halo~ teman temanku sekalian~ minta perhatiannya sebentar~" ujar crisiant menyapa orang orang yang ada di ruangan tersebut.

Seketika semua pelaku di sana langsung terdiam, menyisakan suara bising dari para korbannya saja, tapi jelas itu tak jadi masalah untuk crisiant dan rekan rekannya, itung itung sebagai backsound

"Perkenalkan, si manis ini adalah adikku, aku akan meninggalkan dia di sini untuk bermain bersama kalian, bisakah kalian membuatnya menjadi tidak normal, berbahaya, dan mengesankan seperti kalian~? Ajari dia tentang bagaimana aturan main kalian okey~?" Ujar crisiant memperkenalkan adiknya yang tertidur di lantai kotor tersebut, mungkin lebih tepat jika di sebut pingsan sembari meminta bantuan pada orang orang menyeramkan tersebut

ABELANO and the crazy FAMILY (End)Where stories live. Discover now