9

222 26 3
                                    

Saat ini, kamar abelano tengah penuh di isi oleh ayah dan kakak kakaknya yang sedari tadi memantau kondisi abelano, lengkap dengan infus yang sudah terpasang di tangan kirinya sedangkan abelano masih tertidur dengan gelisah karna rasa tidak nyaman akan demam yang dialaminya.

Waktu sendiri juga menunjukan pukul 02.15 dini hari, dimana semua kakak dan ayahnya sedang tidur akibat kelelahan mereka masing masing, javas yang tidur di kasur putra bungsunya, lalu javis yang tidur di sofa tunggal di samping kasur abelano, jaeden dan crisiant yang berbagi tempat di sofa panjang yang ada di kamar abelano, lalu jeremy dan christopher yang tidur di karpet bulu berwarna putih yang ada di kamar abelano tersebut.

Suasana hening dengan kondisi lampu kamar yang tetap di biarkan menyala agar jika terjadi sesuatu nantinya, mereka tidak perlu menyalakan lampu untuk melihat dengan jelas

"Ugh..dingin.. sakit! Pusing! Sesak! Hiks..hiks" ujar abelano yang berada di antara tidur dan terjaga, mungkin bisa di bilang setengah sadar.

Meski suara abelano pelan, anggota keluarganya tetap mendengar dan kemudian terbangun dari tidur mereka semua

"Kenapa nak?! Abel kenapa hm?" Tanya javas sambil mengusap keringat di wajah putra bungsunya tersebut, di ikuti dengan anggota keluarga lain yang sudah mengerubungi kasur abelano

"Sakit..hiks..sakit.." jawab abelano masih setengah sadar

"Apanya yang sakit?! Apanya yang sakit abel? Kasih tau kakak, biar kakak sembuhkan ya?" Tanya jaeden meminta kejelasan dari jawaban abelano tadi

"Pusing.. badan ku sakit semua ugh.. tolongin.. abel..hiks..sakit..banget" ujar abelano masih setengah sadar, tapi terlihat jelas abelano yang memang tengah kesakitan

"Ganti kompresnya, dan tolong pijat badannya dengan pelan saja pakai minyak hangat. Aku akan menyuntikan cairan penenang di infusnya" ujar jaeden yang langsung di turuti oleh javis yang tengah memijat badan adiknya, atau mungkin itu terlihat seperti mengurutnya, lalu jeremy yang mengganti kompresan adiknya tersebut, serta anggota keluarga lain yang tengah memijat tangan atau kaki abelano dengan pelan juga.

Tak lama setelahnya, abelano pun kembali tertidur dengan tenang, sepertinya kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik dan lebih nyaman dari sebelumnya, para anggota keluarga pun juga kembali tertidur lagi dengan posisi yang tak beraturan karna sudah terlalu lelah mengurus abelano.

Pagi hari pun tiba dan para anggota keluarga abelano itu pun mulai beranjak pergi dari kamar abelano untuk mengerjakan segala aktivitas mereka, di mulai dari javas yang akan pergi kekantornya, lalu javis yang memiliki sedikit urusan dengan rekan kerjanya di dunia bawah, jaeden yang juga harus melaksanankan tanggung jawabnya di rumah sakit, crisiant yang harus mengurus butik dan para murid tarinya dari mulai usia 7 hingga 20 tahunan, serta christopher yang juga harus menuntaskan tanggung jawabnya sebagai guru mata pelajaran di suatu sekolah menengah atas, dan tentu hanya menyisakan jeremy dan abelano di mansion mewah tersebut

"Jeremy, kami akan pergi dulu. Jaga adikmu dengan baik, begitu dia bangun, berikan air dan makanannya, ahli gizi akan mengantarkan makannya nanti" ujar javis tengah berpamitan mungkin

"Jika dia tidak mau makan, paksa saja dengan cara apapun" celetuk javas memberi saran

"Kalau ada apa apa nanti, langsung hubungi kakak ya" ujar jaeden memberitahukan.

Jeremy pun hanya membalas dengan anggukan tanpa mengeluarkan suaranya sedikit pun, dan para anggota lainnya pun pergi meninggalkan kamar abelano setelah mereka memberi kecupan ringan di kening abelano yang sudah tidak panas lagi, mereka pun pergi meninggalkan pekarangan mansion untuk memulai aktivitas masing masing.

"Ugh.. kepalaku sedikit berat" gumam abelano yang baru terbangun dari tidurnya sambil memegang kepalanya

"Adik, sudah baikan?" Tanya jeremy yang seperti biasa, irit bicara.

ABELANO and the crazy FAMILY (End)Where stories live. Discover now