Chapter 52 : The Truth

Start from the beginning
                                    

"Tapi berbeda dengan Jackson dan Yugyeom yang sudah diselimuti oleh amarah dan haus akan balas dendam."

"Disaat pertama kali kami akan berdiskusi untuk merencanakan balas dendam, aku sangat menolak hal itu. Hingga kami akhirnya berdebat.

"Lama sekali mereka mendiamkanku dan tak menghiraukan keberadaanku, hingga suatu hari aku mendengar percakapan mereka memgenai rencana pembunuhan. Di saat itulah aku mulai bersandiwara. Aku mulai mengikuti semua persiapan rencana mereka."

"Tapi apa yang aku lakukan bukan semata-mata untuk membantu mereka, melainkan untuk menggagalkan rencana mereka." Muncul kerutan di kening Jaemin.

"Di malam pesta yang di adakan oleh Chenle, di malam aku menusuk Wonjin dengan senjata tajam yang kau temukan di dasar kolam renang, apa kau berpikir bahwa Wonjin benar-benar telah tiada?" Jaemin membulatkan matanya sesaat. Tetapi tatapan matanya kembali datar saat ia menyadari sesuatu.

"Hyung menggunakan sebuah racun yang dapat menurunkan daya detak jantung hingga ke titik terendah."

"Benar. Walau pun nyatanya aku memang menusuk Wonjin tepat di bagian belakang jantungnya, tapi tusukan itu tidak sampai mengenai bagian vitalnya."

"Kerja racun itu membutuhkan waktu beberapa menit. Itu sebabnya hyung menghalangiku dan yang lainnya untuk mendekati tubuh Wonjin karena hyung tahu aku pasti akan memeriksa keadaannya." Park Jinyoung mengangguk.

"Kau memang pintar."

Park Jinyoung menghembuskan napas berat.

"Awalnya aku kira rencana yang aku buat berjalan dengan lancar. Tapi nyatanya tidak. Jackson mengetahui rencananaku dan dia telah melapisi potongan kaca yang aku gunakan untuk menusuk Wonjin dengan racun polonium."

"Fakta bahwa aku telah membunuh Wonjin adalah benar."

"Tidak sepenuhnya kesalahan hyung." Park Jinyoung menggelengkan kepalanya.

"Itu sepenuhnya salahku. Karena aku yang telah mengusulkan mereka untuk membunuh Wonjin."

"Kenapa?"

"Agar Chenle selamat."

"Mungkin ini adalah kejahatan yang sebenarnya aku lakukan. Mengorbankan orang lain yang tidak bersalah demi melindungi orang yang aku sayang. Karena Chenle sudah aku anggap sebagai adikku sendiri."

"Jika ini yang terjadi padamu, apa yang akan kau lakukan? Membiarkan orang yang kau sayangi terbunuh atau mengorbankan orang lain sebagai gantinya?" Jaemin terdiam. Itu adalah pilihan yang sangat sulit baginya.

"Lihatlah, kau ti . . ."

"Aku akan mengorbankan diriku sendiri." Jinyoung terdiam sesaat.

"Kau sangat pemberani. Bahkan saat Yugyeom akan menembakan racun itu pada Chenle, kau menjadikan tubuhmu sebagai tameng untuk melindunginya."

"Dari awal aku melakukan hal semacam ini karena aku sudah siap dengan risiko yang aku terima."

"Setiap tindakan selalu ada risiko yang diterima dan dampak yang akan orang sekitarmu rasakan. Jika seandainya waktu itu kau terbunuh, apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka?"

"Terkadang rasa percaya kita pada seseorang bisa menyelamatkan diri kita. Tapi tak menutup kemungkinan juga akan berdampak sebaliknya."

"Kau percaya padaku?"

"Entahlah." Park Jinyoung tersenyum tipis.

"Aku menukar racun itu dengan obat bius saat dimenit-menit terakhir kami akan menuju lokasi. Beruntung kali ini rencanaku berhasil."

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Where stories live. Discover now