Chapter 22 : Jeno Missing

909 189 7
                                    

Acara makan siang telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara makan siang telah selesai. Kini mereka menyibukan diri masing-masing.

Jaemin yang berada di sofa sedang sibuk mencari informasi mengenai Yu Zeyu. Haechan dan Renjun sedang sibuk mencari informasi mengenai dua perusahaan besar milik keluarga Zhong dan keluarga Ham melalui dua komputer yang ada di markas, sedangkan Jeno yang berada di atas kasur sedang sibuk memantau enam kamera CCTV melalui laptop miliknya yang menampilkan enam sudut jalanan yang berada di daerah Pungnamdong 3-Ga. Daerah pemukiman yang berada di belakang pemakaman.

"Mencari informasi detail mengenai dua perusahaan besar ternyata cukup sulit." Keluh Haechan.

"Kalau mudah, semua orang pasti bisa mencarinya. Tidak perlu harus hacker sepertimu yang mencarinya." Ucap Renjun.

Haechan membuang napas panjang.

"Aku akan ke Perpustakaan Kota. Mungkin saja arsip koran di sana menyimpan beberapa informasi yang kita cari." Ucap Renjun.

"Oke." Haechan mengacungkan Ibu jarinya.

"Jeno, tolong antar aku Perpustakaan Kota." Pinta Renjun.

Jeno yang dalam posisi duduk bersila di atas kasur segera beranjak dari sana. Ia berjalan ke arah sofa untuk mengambil jaket tebal miliknya lalu mengenakannya.

Mereka berdua pergi ke Perpustakaan Kota menggunakan mobil milik Jeno.

Renjun sebenarnya sudah bisa mengendarai mobil sendiri karena kakinya yang memar sudah sembuh total. Apa lagi Kun sudah membelikannya mobil baru untuk menggantikan mobil miliknya yang dipakai oleh Kun. Karena mobil milik Kun rusak akibat di tabrak dengan sengaja oleh mobil dari pengendara lain.

Tetapi Renjun belum diperbolehkan untuk mengendarai mobil sendirian sebelum ditangkapnya pelaku yang menabrak mereka tempo hari. Karena Kun khawatir, kalau si pelaku memang sengaja ingin mencelakai Renjun dan karena si pelaku belum tertangkap bisa jadi si pelaku akan mengincar Renjun dan akan mencelakainya kembali.

Alasan itulah yang membuat Renjun harus selalu di antar jemput oleh Jeno, Haechan, ataupun Jaemin.

Beberapa menit setelah Jeno dan Renjun meninggalkan markas, Jaemin mendapat panggilan telepon dari Mark.

"Jaemin, bisa kita bertemu?" Tanya Mark dari seberang telepon.

"Di mana?"

"Real Coffee Company."

"Oke."

Setelah itu sambungan telepon ditutup.

Jaemin mengenakan jaket tebalnya yang ada di sampingnya.

"Haechan, aku akan pergi keluar." Ucap Jaemin.

Haechan yang sejak tadi fokus dengan komputer yang ada di hadapannya lantas menengok ke arah Jaemin.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang