Satu

43.9K 1.1K 9
                                    



Pov Nadine

"SAYA MINTA KAMU JAUHIN ANAK SAYA , KALAU PERLU SAYA AKAN MEMBERIKAN APAPUN  SESUAI YANG KAMU INGINKAN ASAL KAMU TINGGALKAN ANAK SAYA, KAMU TAK PANTAS MENJADI BAGIAN KELUARGA GUNDARMAN"

Kata kata menyakitkan yang dua hari lalu aku dengar, sampai saat ini masih terasa mengguruh di telinga , sungguh sangat menyakitkan. aku tak pernah berharap sesuatu akan terjadi pada hubungan ini dan di saat aku sudah meyakini hubungan ini, tibatiba hal buruk terjadi begitu saja.

"Permisi Mba..."

"Mba.."

"Mba Nadine "

Aku tersentak kaget saat tiba tiba mendengar ada suara yang tak asing Memanggilku,

"Kamu bikin aku kaget aja is "

"Maaf Mba abisnya aku ketuk pintu dari tadi Mba gak nyaut, sampai pegel nih tanganku eh gak di buka buka in jadi aku masuk aja deh "

"Kenapa ? ada klien yang marah marah lagi"

"Bukan Mba, Itu di bawah ada mas Irvan katanya mau ketemu sama Mba "

Mau apalagi laki laki itu datang ke sini setelah kejadian yang menyakitkan itu, dia bak hilang di telan bumi tanpa niat sedikitpun menjelaskan padaku, kenapa baru setelah duahari dia datang dan ingin bertemu dengan ku.

"Gimana Mba? "

"Suruh dia tunggu di ruang fitting is nanti aku ke sana "

"Oke Mba kalau gitu aku permis ya"

Isla keluar berlalu, aku masih yakin tak yakin untuk menemui laki laki itu bagaimanapun kata kata ibunya dua hari lalu masih mengganggu pikiranku.

Dengan terpaksa aku turun untuk menemuinya bagaimanapun hubungan ku dengannya masih belum jelas akan di bawa kemana setelah kejadian dua hari yang lalu.

Aku turun ke lantai dua dan terlihat Irvan sudah duduk membelalakangi kaca.

"Mau apalagi kamu kesini van? Setelah dua hari kamu menghilang bak di telan bumi ngapain kamu nemuin aku lagi bukan kah itu artinya hubungan kita sudah berakhir"

Irvan yang duduk membelakangi menoleh seperti tersentak mendengar ucapanku yang tiba tiba.

"Aku bisa jelasin semuanya nad, maaf kalau selama dua hari ini aku menghilang " ucap Irvan berjalan mendekatiku.

"Hari ini besok dan selamanya aku tidak butuh penjelasan mu, sudah cukup dua hari kamu menghilang, itu sebagai jawaban bahwa memang hubungan kita harus berakhir cukup sampai di sini"

Irvan malah semakin mendekat dan ingin meraih tangan ku buru buru aku menepisnya mundur.

"Tolong kasih aku kesempatan nad"

"Cukup van sudah cukup, kamu tahu sendirikan ibu mu tak suka kalau kamu sama aku, lebih baik memang kita berpisah saja "

"Aku cinta sama kamu nad, dan kamu tau itu. aku mohon sama kamu kita sama sama berjuang buat hubungan kita ya"

"Maaf van sepertinya sebelum hubungan kita mengarah ke arah lebih jauh lagi aku pikir lebih baik kita menang berpisah dan meneruskan hidup kita masing masing van"

"Aku gak bisa nad"

"Bisa gak bisa kamu harus belajar melupakan aku. aku sudah memutuskan ini semua, bukan kah hubungan yang baik dan sehat harus ada restu dari kedua belah pihak dan sudah jelas jelas ibu mu tak suka aku bersamamu"

"Kalau memang itu mau mu aku turuti jangan sampai kamu menyesal sudah meninggal ka aku nad" ucap Irvan menekan setiap kata katanya dan berlalu pergi.

Dia bilang aku meninggalkan nya bukan kah dia yang meninggalkan aku, dia tak membela ku sedikitpun di hadap ibunya yang memaki ku habis habisan di depan orang bayak, bukannya membela dia malah berlalu pergi bersama ibunya dan menghilang selama dua hari apakah itu adil bagiku, entahlah yang pasti berpisah memang jalan yang paling baik untuk saat ini.

Persetan dengan rasa cinta atau sayang entahlah aku menerimanya karna dia adalah laki laki yang baik, sedikit banyak dia membantuku melupakan seseorang di masalaluku yang masih membekas sampai saat ini.

"Mba gak apa apa kan ? " tanya isla seperti khawatir Melihatku.

"Aku baik baik aja kok is, kalau gitu kamu Handel kerjaanku ya is kalau ada apa apa hubungi aku aja aku mau pulang"

"Siap Mba" ucap mengangkat tanggannya hormat kepadaku " tapi Tumben Mba masih siang udah pulang ? " tanya isla penasaran sungguh aku memang paling malas untuk pulang ke rumah apalagi kalau harus berdebat dengan bunda ratu sungguh sangat memusingkan.

"Aku mau ketemu sama temen temenku is"

"Ohh kirain " ucap isla mengangguk anggukan kepalnya , dia asisten ku di butik sedikit banyak dia tau tentang kisah hidupku yang rumit dan memusingkan ini.

Aku berlalu meninggalkan isla yang masih berdiri di posisinya, naik ke atas mengambil tas ku dan turun ke parkiran masuk ke mobil dan melajukan mobil ku meninggalkan parkiran butik.

Fyi, namaku Nadine almeera subagja panggil aja nanad soalnya orang orang Memanggilku dengan panggilan itu, mama elisya dan papa rahmat subagja mereka Orangtuaku alhamdulilah Masih lengkap dan baik baik saja sehat walafiat, aku anak ketiga dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, Nania Nadea dan Nadine bisa kalian bayangin seasik apa hubungan kita? Sungguh punya dua Kakak perempuan yang amat pengertian sangat membahagiakan, yang pasti hubungan Kita sudah seperti sahabat sehidup semati, walaupun kedua kakaku sudah berkeluarga dan memiliki anak tapi mereka amat sangat peduli denganku mereka akan rela meninggalkan suami dan anaknya kalau adik bungsunya ini memerlukan bantuannya.

Kerjaanku sekarang seorang fashion desainer, awalnya mama tak setuju dengan jalan yang aku ambil, mama memaksa mu untuk kuliah jurusan ke dokterna saja biar sama Kaya Mba nia dan mah Dea yang seorang dokter, tapi aku bersikeukeuh menolak keinginan mama awalnya mama sangat amat menolaknya untung papa bisa mneghendle mama pada saat itu kalau tidak bisa bisa aku benaran jadi dokter sepeti kedua kakaku.

Aku baru pemula belum seterkenal Ivan Gunawan atau Dian pelangi, klien ku masih dalam hitungan jari belum sebanyak mereka tapi tiap hari selalu ada saja yang datang untuk di buatkan baju padaku dan beberapa kali aku ikut pameran serta beberapa kali juga aku ikut acara fashion show untuk memperkenalkan hasil karyaku.

walaupun jalan untuk sampai di titik ini sungguh perjuangan yang gak mudah, alhamdulilah Tuhan selalu mempermudah urusanku sekarang aku sudah memiliki butik sendiri walaupun masih kecil dan belum seterkenal fashion desainer lainnya tapi aku sangat bersyukur setidaknya impian ku selama ini telah terwujud menjadi seorang desainer dan memiliki butik sendiri, setelah beberapa kali aku bekerja di butik butik terkenal akhirnya aku memutuskan untuk merintis usahaku sendiri.

Perjalan karir ku cukup berjalan dengan baik sesuai rencana awalku, walaupun mama sempat menentang keras keinginanku. Berbeda dengan perjalan kisah asrama ku yang terkesan sangat rumit dan cukup ribet, di saat aku mencintai dia dengan sungguh sungguh takdir memisahkan kita, dan di saat aku berusaha keras untuk menerimanya dan sudah meyakinkan hati ku kembali harus mudah gagara terhalang restu, terkesan sangat miris bukan?

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang