Chapter 19

558 76 48
                                    


Ditengah perbincangan Ochobot dan Taufan, kapal angkasa datang mendekat pada mereka berdua. Hingga menghasilkan angin yang begitu kencang, menghembuskan beberapa benda yang ringan.

Pandangan Ochobot terarahkan pada kapal angkasa tersebut, tidak dengan Taufan yang terus tentunduk sendu. Senyuman tipis terukir di mimik Ochobot.

Kapal angkasa yang berada di cukup rendah, perlahan pintunya terbuka dan menampilkan beberapa sosok yang sangat ia kenali.

"Kalian tidak apa apa?" tanya nya seraya turun dari kapal angkasa tersebut.

Hanya Ochobot yang membalas, tidak dengan Taufan yang masih diam dengan tertunduk.

"Syukurlah," ucap Adudu sang pemilik kapal angkasa.

Beberapa orang tergesa gesa menuju Taufan, hingga salah satu nya berada di dekat Taufan dan mendekap nya dengan erat.

"Taufaann?!" panggil nya.

Taufan yang di peluk tidak membalas sedikit pun, bahkan ia tidak menyahut panggilan sang kakak dan adik adiknya.

"Kau baik baik saja kan?" tanya Hali seraya memegang wajah Taufan hingga kepala Taufan terangkat menghadap pada Hali.

Seketika pandangan elemental menunjukkan rasa kepanikan dan khawatir, Taufan yang tersenyum tipis dengan mata sembab. Karna cahaya dari kapal angkasa sedikit menerangi beberapa bagian hingga batu nisan yang membuat Taufan menangis terlihat.

Halilintar tak percaya setelah melihat kondisi Taufan dan latar yang mereka tempati sekarang, dimana tempat Taufan mendapat. Tepat di hadapan makan Tok Aba. Tidak hanya Hali, begitu pun adik adik mereka, berniat menyembunyikan ini hingga beberapa masalah reda, namun takdir berkehendak lain. Taufan sudah mengetahui, apa yang sudah terjadi pada sang kakek.

"Kak?!" panggil Gempa pelan seraya memegang pundak Taufan.

Taufan kembali menundukkan kepalanya, seling beberapa saat. Kepalanya kembali terangkat dan senyuman lebar terukir di wajahnya, sedikit aneh dan samar samar bahwa matanya redup dan sesekali bertukar dengan manik merah darah.

"Kalian semua, maaf!! Atok pergi karna aku.. hiks.. saat kalian pergi menjalan kan misi dan saat itu aku tidak ikut kalian.. hiks.. Borara itu datang padaku, dan ia menyerang ku bahkan merampas Ochobot. Tok Aba datang dan.. hiks.. berusaha menyelamatkan ku, tetapi Borara menyerang Tok Aba hingga membentur sangat keras, maaf.. hiks.. maaf!!"

Jelas Taufan pelan di seling dengan tangisan, Hali yang tak tahan melihat kesedihan adiknya segera memeluk Taufan dan mengecup singkat pucuk surainya. Melihat kehangatan yang kembali tercipta, para elemental lain ikut mendekat dan memeluk kedua kakanya. Sedikit terdengar isak tangis dari sang manik shappire.

"Ini adalah takdir dan ini kecelakaan, Taufan kami tidak bersalah, tidak sedikitpun!!" tutur Hali dengan lembut, berusaha menenangkan Taufan.

Taufan yang sedikit tenang, membuat perasaan semua elemental lega. Tidak lagi mendengar kesedihannya yang begitu dalam.

"Setelah ini kita semua akan selalu bersama tanpa harus menjalani misi TAPOPS," ucap Blaze pelan.

"Kak Upan tenang saja, kami semua bukan lagi anggota TAPOPS. Jadi, kita bebas melakukan apapun sekarang," ujar Thorn seraya tersenyum tipis.

Keadaan menjadi sedikit tenang, dan Taufan pun sudah menghentikan tangisannya. Para elemental lainnya mulai masuk ke dalam kapal angkasa Adudu, mempersiapkan beberapa senjata jika musuh legenda itu datang.

"Kak?!" panggil Taufan pelan yang masih berada di dalam dekapan Hali.

"Hmm?"

"Aku mengantuk dan perutku sakit, pergelangan tanganku sakit," lirih Taufan.

Terulang KembaliWhere stories live. Discover now