[Merasa Kehilangan]

598 82 22
                                    


Taufan POV

Betapa lega perasaan ku melihat orang yang bersedia melindungi ku dan melihat Ochobot datang. Sungguh aku sangat senang, rasanya aku bisa terlelap dengan tenang. Apakah ini bisa bertahan sampai selamanya? Aku ingin tenang.

Tidak hanya itu, setelah Ochobot menolongku. Entah kenapa mataku amat berat hingga aku memejamkan mataku. Dan di saat itulah aku merasa aneh, seseorang tersenyum kepadaku. Tidak hanya satu orang melainkan tiga orang.

"Taufan, kau baik baik saja kan? Jika kau terluka, aku akan mengobatimu,"

"Aku akan selalu melindungimu,"

"Kau lah yang terhebat di bandingkan yang lainnya,"

Itulah yang mereka ucap kan padaku, aku hanya bisa mendengarkannya saja. Tidak dengan menjawabnya, mulut ku serasa terkuci dengan rapat.

Salah satu dari mereka mendekat, lebih dekat ke arah ku. Lalu memeluk ku dengan erat dan di situlah aku sadar, dan aku ingat siapa dia.

Taufan POV End

"REN?!"

Teriak Taufan saat pertama kali sadar, baru saja terbangun dari pingsan. Ia kembali merasakan rasa sakit, bahkan lebih parah lagi. Tangan nya yang masih mengeluarkan darah dan tentu saja perutnya.

Tak hanya itu, di sebelahnya terdapat Ochobot. Taufan mengamati Ochobot lebih teliti dan ia mendapati kondisi Ochobot yang tidak aktif karna layar nya mati. Mimik panik mulai terlihat, ia memeluk tubuh kecil Ochobot seraya terus membangunkannya.

Hingga perlahan layar Ochobot menampilkan sesuatu, Taufan sedikit lega karna usaha nya membangunkan Ochobot berhasil.

"Ochobot, kau baik baik saja?" Tanya Taufan yang masih memeluk tubuh Ochobot.

"Aku baik baik saja, kau bagaimana?" ucap Ochobot seraya membalas senyuman Taufan. dan Taufan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Ochobot.

Taufan menurunkan Ochobot dari pangkuan nya dan membiarkannya bergerak sesuai keinginannya.

"Kita ada dimana?" Tanya Taufan yang meneliti sekitar.

"Sebentar," balas singkat dari Ochobot.

Ochobot mulai memeriksa dengan menscan sekitar nya, dan perlahan mulai terlihat data data tempat yang mereka tempati sekarang.

Bukan nya menjelaskan, Ochobot malah tertawa geli setelah melihat hasil nya. Membuat Taufan sedikit tersenyum dan penasaran.

"Ada apa? Apa yang lucu?" tanya Taufan penasaran.

"Kenapa kita sebodoh ini, sampai tidak mengenali dimana kita berada. Jelas jelas ini Bumi," jelas Ochobot seraya tertawa geli.

Taufan yang mendengar penjelasan singkat Ochobot, ikut tertawa.

"Hahaha, ada ada saja. Lalu kita di bagian mana? Kok gelap begini, kayak di hutan," tanya Taufan lagi, seraya terus memperhatikan sekeliling.

Ochobot mulai bergerak kedepan dan di ikuti oleh Taufan, hingga seketika langkah nya terhenti karna melihat sesuatu. Dan ia mulai bergerak mundur, membuat Taufan kembali heran.

"Ada apa?" Tanya Taufan lalu mengalihkan pandangannya ke arah yang membuat Ochobot memundurkan langkahnya.

Setelah melihat ke arah tersebut, raut panik nya ikut terlihat. Dan sama seperti Ochobot, ia pun bergerak mundur perlahan.

"O-ochobot, kenapa kau membawa ku kesini?" gugup Taufan.

"Aku tidak tahu kalau kita akan mendarat di kuburan seperti ini," balas Ochobot seraya memejamkan matanya.

Taufan tertawa garing, ia mulai bergerak maju kedepan walau gemetar. Dan tangannya yang terus memegang perutnya.

"T-tidak apa apa Ochobot, ki-kita lewat saja. Nggak ada apa apa kok, yang takut beginian kan cuma Kak Hali," ucap Taufan dengan gemetar.

Ochobot pun mengikuti Taufan di belakang dengan menarik pakaian Taufan.

"Tuhan, jangan sampai ada hantu lewat,"//batin nya ketakutan.

Entah kenapa, perasaan takut nya hilang secara tiba tiba. Dan ia memandu jalan dengan tenang, bahkan kaki nya sudah tidak gemetar lagi.

Dugg!

Brukk!!

Karna gelap, Taufan terjatuh karna menabrak batu nisan.

"Aww, sakit!" ringkih nya seraya memegang lututnya.

Pandangan nya langsung teralihkan ke arah benda yang telah membuatnya jatuh, tangan nya sedikit kotor karna menyentuh tanah yang basah.

"Tanah ini, terasa baru. Basah tidak seperti yang lain," monolog nya.

Cahaya muncul, dan itu terpancar dari Ochobot.

"Kau baik baik saja Taufan?" tanya Ochobot yang menjulurkan tangan.

"Kenapa tidak sejak tadi lampu itu di nyalakan?" ucap Taufan yang sedikit kesal dan Ochobot hanya tertawa garing.

Pandangannya kembali terarahkan kepada makan tersebut, samar samar terlihat dari pencahayaan yang di berikan Ochobot. Ia mengernyitkan dahi nya karna meneliti nama yang terdapat di batu nisan.

"Taufan ayo!!" ajak Ochobot menarik tangan Taufan.

"Tunggu!! Bisa kau arahkan cahaya mu kesini?!" Taufan.

Sesuai permintaan Taufan, Ochobot mengarahkan cahaya nya untuk menerangi pandangan Taufan. Taufan mulai mengamati lagi batu tersebut dan.. Manik nya mengecil karna terkejut.

Ia memundurkan langkahnya hingga terjatuh lagi, tatapan nya terlihat kosong.

"Ta-taufan? Kau kenapa?" bingung Ochobot yang mendekat ke arah Taufan lalu memegang pundak nya.

"Hey?!" panggil Ochobot berulang kali, namun pandangan Taufan tetap kosong dan terus menatap ke arah makan tersebut.

Ochobot memberanikan diri menatap makan yang membuat Taufan tersentak hingga tidak bisa berkata kata.

Setelah menatap ke arah makan, Ochobot ikut terkejut hingga tubuhnya mematung tak bergerak sedikitpun.

"A-atok?" Ucap nya yang bernada tidak percaya.

Taufan mulai menundukkan kepalanya.

"Atok.. hiks.. maafkan Taufan, karna Taufan.. atok.." lirih nya seraya menangis.

"Ti-tidak, bukan Taufan!! Ini bukan salahmu!!" ucap Ochobot yang mencoba menenangkan Taufan.

Tak kunjung berhenti tangisan Taufan, Ochobot mulai mewajarkan tangisan Taufan. Karna ia paham rasanya kehilangan.

"Ini, bukan mimpi ya. Ku kira hanya mimpi.. hiks.. atok.." guman Taufan di seling tangisan.


Cukup lama Taufan mengeluarkan kesedihannya, dan ia menyenderkan tubuhnya di batu nisan Tok Aba. Ochobot tetap saja membiarkannya seperti itu, agar sedikit lebih tenang tanpa adanya gangguan.

"Ochobot?!" panggil Taufan.

Karna merasa terpanggil, Ochobot beralih pada Taufan yang memangilnya.

"Ada apa?" tanya Ochobot dengan pelan.

"Aku ingin membalasnya, bawa aku kepadanya. Sekarang juga!!" tegas Taufan seraya menunduk.


Bersambung.

Hallo, pendek ya? hehe maaf ya. aku ngetik nya sedikit, kepalaku pusing, bukan karna mikirin alur, emang sakit aja.

nggak bisa bilang banyak banyak, makasih udh mau baca. Untuk besok nggak tau up atau enggak.

jadi, tunggu terus yah kelanjutan dari cerita ini.

jangan lupa vote, komen, follow.

maaf typo bertebaran.

bay bay.


Terulang KembaliWhere stories live. Discover now