Chapter 11

425 66 14
                                    


"Waktu habis, ujian selesai!! Serahkan kertas ujian kedepan," tegas sang pengawas.

Para murid mengumpulkan kertas ujian mereka sesuai seperti perintah sang pengawas. Begitupun para elemental, mengumpulkan kertas ujian, ujian terakhir. Dan setelah ini adalah kelulusan.

"Aku berhasil melewati satu minggu penuh, ujian selesai."//batin Taufan seraya mengepalkan tangannya dan menaruh nya di dada.

Meskipun sudah berlangsung selama seminggu, Atok mereka masih belum juga membuka matanya. Dan yang di harapkan elemental adalah, Atok mereka datang untuk memberi ucapan selamat.

Karna ujian sudah selesai, para murid berhamburan keluar kelas untuk kembali ke rumah nya masing masing. Taufan berjalan sendirian di lorong, wajah nya mungkin biasa saja. Tetapi pikiran nya penuh dengan hal buruk yang akan datang dan hatinya yang penuh luka.


"Hahaha, ujian selesai,"

"Yey, nggak perlu belajar lagi."

Suara bising yang terdengar oleh indra pendengaran Taufan, dan saat ia mengalihkan pandangannya ke arah suara tersebut. Itu adalah para elemental lain yang sekarang menjadi saudaranya.

Taufan tersenyum tipis melihat kebahagiaan yang terlukis di setiap wajah saudaranya.

"Kakak Upaann!!" teriak Solar memanggil Taufan.

Karna di panggil, Taufan pun berjalan ke arah mereka. 

"Bagaimaka ujiannya?" tanya Hali.

"Lumayan," balas Taufan.

"Lumayan susah," sambungnya.

Balasan dari pertanyaan Hali mengundang tawa bagi orang yang mendengarnya.

"Jika nilai kita semua berada di atas rata rata, dan Tok Aba membuka matanya. Kita semua akan berlibur," ujar Gempa seraya tersenyum.

Mereka semua langsung girang mendengar perkataan Gempa, terutama TTM. 

"Benarkah? Kalau begitu aku berdoa nilai ku dia atas rata rata semua," girang Blaze.

Tidak bisa jika mereka tidak tertawa, melihat momen yang membahagiakan.

"Apakah ini canda tawa terakhirku bersama kalian?"//batin Taufan sendu.


Skip

Tiga hari sebelum pengambilan Raport

Keadaan yang buruk, banyak dokter yang terus masuk ke dalam ruangan. Mimik para elemental panik mendengar berita bahwa kondisi Tok Aba semakin buruk. Sudah satu minggu lebih tetapi Tok Aba masih belum membuka matanya.

"Atok~" lirih Thorn.

Perasaan sedih, panik dan putus asa kembali datang, bahkan rasa takut pun ikut hadir. Rasa takut kehilangan seseorang.

Taufan menatap kosong ruangan Tok Aba, dirinya mematung di depan pintu ruangan.

"Taufan, tenanglah!!" ucap seseorang seraya memegang pundak nya.

Saat pandangannya teralihkan para orang tersebut, lagi lagi Ochobot palsu yang mengatakan hal seperti itu. Membuatnya kesal dan menatap dengan tatapan tajam serta air mata yang bergelinang.

"Kakak mau kemana?" tanya Ice.

Namun tidak ada jawaban, Taufan terus saja berjalan keluar dari rumah sakit. Dan para elemental membiarkannya, karna mereka paham perasaan Taufan.

"Aku akan menemani nya," ujar Ochobot palsu.

Para elemental mengangguk pelan dan membiarkan Ochobot palsu ini bersama Taufan.

Terulang KembaliWhere stories live. Discover now