Chapter 8

468 75 24
                                    

"Sudahlah kak Hali, itukan cuma perumpamaan," ucap seseorang menenangkan Hali.

"Benak kak, jangan terhasut oleh amarah," sambungnya.

Suara yang terdengar dari arah luar, membuat penghuni dalam melihat penasaran dari arah jendela yang tertutup hordeng.

Ternyata itu adalah suara para elemental yang sudah kembali dari Stasiun TAPOPS.


Cleekk!!

"Kami kembali," ucap mereka bersamaan.

"Sudahlah Kak, jangan marah ya!!" ucap Gempa yang terus menenangkan Hali.

"Bagaimana aku bisa tenang di saat salah satu adikku tertuduh tanpa bukti apapun," kesal Hali.


"Kalian kenapa? Ada apa?" ucap Taufan yang membuat mereka tiba tiba kaget.

"E-eh? Kak upan," gugup Thorn.

"Nggak ada apa apa kok Kak," sambung Solar.

Taufan memiringkan kepalanya karna bingung, para saudara nya kembali dengan sifat yang aneh. Hali terlihat sangat marah dan adik adiknya tampak gugup.

"Katakan saja!!" ujar Taufan penasaran.

Para elemental menatap satu sama lain, mereka ragu untuk menjelaskan kejadian tersebut.

"Emm, begini Kak.. Tadi.." Jelas Gempa gugup.

"Kakak tertuduh tadi," jelas Ice terang terangan.

"T-tapi tenang kak, itu hanya perumpamaan, bukan sungguhan!!" sambung Blaze mencoba menjelaskan.

Taufan langsung tertunduk, membuat elemental panik di buatnya. Dalam benak mereka terpikirkan, seharusnya tidak usah memberi tahu hal ini pada Taufan yang memiliki trauma berat dengan kalimat 'tuduhan'.

"Kak?!" Panggil salah satu adik nya.


Perlahan kepala Taufan terangkat, dan manik shappire nya menatap para saudaranya yang panik serta khawatir.

"Pfftt.. kalian lucu sekali," ucap Taufan seraya menahan tawa.

Wajah panik elemental berubah menjadi tatapan heran.

"Kak Hali marah karna ucapan itu? Ucapan yang bahkan bukan sungguh sungguh?" ucap Taufan lagi yang masih menahan tawanya.

Hali dengan heran mengangguk singkat mendengar Taufan.

"Bwaahahahaha, astaga kakakku. Hanya itu?" tawa Taufan yang tertahan kini lepas dan terdengar keras.

Hali menganggug lagi, semakin keras lah suara tawa Taufan. Yang melihat tawa Taufan hanya bisa cengegesan dan melontarkan senyuman garing, sedangkan Hali semakin kesal.

"Tauf?! Apa apaan ini, kenapa kau tertawa? Kau menertawakan kepedulianku?" kesal Hali dan menatap Taufan dengan tajam.

Tawa Taufan terhenti, ia menatap iris ruby yang tajam menatapnya. Sedangkan Hali langsung merubah ekspresinya, Hali lupa kalau itu salah satu trauma berat Taufan.

"Ahh, maaf. Aku tidak bermaksud," ucap Hali menunduk.

Bruuk!!

Tubuh Hali tersungkur jatuh ke lantai, dan di atasnya terdapat Taufan yang memeluknya dengan erat. Walau wajah Taufan tertutup, Hali bisa tahu kalau Taufan tersenyum.

"Heheh, kenapa kak Hali minta maaf? Aku sangat senang kakak mempedulikan aku," jelas Taufan seraya tersenyum dan memeluk erat tubuh Hali.

Hali mengalihkan pandangannya, tangan kanannya membelai surai putih Taufan dan tangan kirinya memegang topinya. Menurunkannya untuk menutupi wajahnya yang merona.

Terulang KembaliWhere stories live. Discover now