41. The Flaw in His Retreat

135 26 21
                                    

Satu-satunya teman yang sempat Rania pamiti hanya Bintang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu-satunya teman yang sempat Rania pamiti hanya Bintang. Itu pun karena si gadis kecil tengah melintas di depan rumah yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.

"Kak Rania titip sesuatu, ya," bisiknya, berupaya tak terdengar oleh ibu yang sedang berpamitan pada tetangga.

Sambil mengulum permen lolipopnya, Bintang mengangguk.

Dari tas kanvas itu, Rania mengeluarkan tas plastik berisi kotak yang cukup besar, tapi ringan. Diopernya tas itu pada Bintang.

"Ini apa, Kak?" tanya bocah itu.

"Itu untuk Kak Jayden. Kalau dia nyari kakak ke sini, tolong kasihin ke dia."

"Oke."

"Sama ini." Rania merogoh kantong di bagian depan tasnya, menarik secarik kertas keluar dari situ. "Ini alamat kakak di Pangandaran. Kalau kamu main ke sana, mampir, ya."

"Oke," sahut Bintang lagi saat menerima kertas yang dilipat hingga kecil itu. Ia tak tahu, bukan dia yang sebenarnya diharap Rania untuk mampir ke rumahnya, melainkan Jayden.

Rania memang kecewa, tapi tetap berharap lelaki itu masih mencarinya.

*

Ting tong.

Setelah mencoba membuka pintu dengan password dan tiga kali memijit bel, Zaki semakin yakin, sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Semalam Jayden sempat mengabarinya setelah tiba-tiba menghilang dari arena pameran, bahwa ia mengantar Rania ke rumah sakit. Namun hanya itu yang dikabarkannya. Untuk penyebabnya, Jayden belum memberi tahu. Ia pun berpikir, sesuatu yang tidak beres pasti terjadi di rumah sakit.

Zaki hendak menghubungi Jayden dengan ponsel ketika terdengar bunyi gerendel yang ditarik satu per satu. Pintu yang terkuak menyusul kemudian, tapi ia tak melihat siapa pun di baliknya hingga ia buru-buru mendorong bilah papan itu lebar-lebar.

Jayden terlihat menduluinya beberapa langkah di depan. Meskipun ia berpenampilan rapi seperti biasa, gerakan bahunya menunjukkan bahwa sesuatu memang sedang terjadi.

"Ada kabar dari Rania, sob?" tanyanya saat merasa suasana hati si tuan rumah pagi ini berhubungan dengan gadis itu.

"Gak ada," sahut Jayden singkat sambil menggiring langkah tamunya ke ruang duduk.

"Lo gak SMS atau besuk sekalian gitu?"

Jayden menghempaskan tubuhnya di sofa dengan menautkan tangannya di belakang kepala, lalu meneruskan menonton TV. Dan Zaki sudah hafal dengan perangai itu. Ditambah dengan jawaban yang pendek, ia tahu, lelaki ini sedang terlibat masalah.

"Kenapa emangnya Rania bisa sampai masuk rumah sakit?" desaknya.

"Keserempet mobil."

Alis Zaki menukik. "Kok bisa? Kemarin 'kan dia sama lo."

✔Pictures of the ImperfectionsWhere stories live. Discover now