Part 25

2.4K 187 16
                                    

Heyy, aku update lagi nih, seperti biasa sebelum baca jangan lupa Vote terlebih dahulu.

Happy Reading

••••••••

Di sebuah kamar mewah terdapat dua insan yang tengah menikmati tidur nyenyak mereka, dengan sipria yang senantiasa memeluk wanitanya.

Sedangkan siwanita yang nyaman berada di dekapan si pria sembari menelusupkan wajahnya di dada bidang sipria.

Semalam Meli menginap di istana karena Javier yang memintanya. Javier juga sudah mengirimkan surat kepada orang tua Meli, agar mengizinkan Meli menginap di istana.

Awalnya orang tua Meli tidak mengizinkannya, tapi setelah Javier memberitahu kondisi Meli yang tidak memungkinkan Meli untuk pulang. Akhirnya Meli di izinkan untuk menginap tetapi hanya hari ini saja.

Javier perlahan-lahan mulai membuka matanya dan mendapati Meli tengah tidur nyenyak dengan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantiknya.

"Kau sangat cantik Lily, bahkan kau jauh lebih cantik saat sedang tertidur seperti ini." Ucap Javier melihat Meli yang tengah berada dibawahnya.

Javier menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah Meli. Karena tindakan Javier, membuat Meli terusik dan dia perlahan-lahan mulai membuka matanya.

"Morning sayang." Ucap Javier sembari mengecup kening Meli.

"Morning." Balas Meli sembari tersenyum manis ke arah Javier.

"Apa tidurmu nyenyak Lily?" Javier mengusap puncuk kepala Meli.

"Emm.." Meli menganggukan kepalanya. "Avi, apa Yang Mulia tidak akan tahu jika aku dan kau tidur dalam satu kamar seperti ini? Kita bahkan belum menikah. Avi aku takut Yang Mulia marah."

"Tenang saja sayang, aku sudah memberitahu ayah jika kau tidur di kamar tamu, lagi pula bagus jika ayah mengetahui kita tidur sekamar seperti ini, itu berarti pernikahan kita akan segera di percepat." Meli yang mendengar ucapan Javier langsung mencubit kecil perut Javier.

"Akhhh... Sayang kau menyakiti ku." Tentu saja ucapan yang di lontarkan oleh Javier hanya kebohongan belaka. Cubitan Meli tidak sakit, bahkan tidak terasa sama sekali olehnya.

"Siapa suruh kau bicara seperti itu." Kesal Meli.

"Memangnya kau tidak mau jika pernikahan kita di percepat. Lily, aku ingin selalu berada disamping mu, aku ingin tidur bersama mu dan melihat wajah mu saat tertidur seperti ini setiap hari." Ucap Javier sembari menatap Meli dengan lekat.

Disaat Meli tengah fokus mendengarkan Javier tiba-tiba saja Javier berkata.

"Dan kau tahu apa yang sangat ku inginkan Lily." Ucap Javier yang Membuat Meli penasaran.

"Apa?" Tanya Meli penasaran.

Javier mendekatkan bibirnya ke arah telinga Meli dan berkata. "Membuat anak." Ucap Javier dengan suara rendahnya.

Mendengar perkataan Javier. Meli langsung membulatkan matanya. Dan langsung bangun dari ranjangnya.

"AVI! Dasar mesum, menjauh kau dari ku." Ucap Meli sembari memukul Javier.

"Aww...Aww... sakit sayang, kau sudah menyiksaku dua kali pagi ini." Ucap Javier sembari menghindar dari pukulan Meli.

"Salah mu sendiri, siapa suruh bicara mesum seperti itu." Meli mulai berhenti memukul Javier.

"Lagipula apa salahnya? Memang benar, jika kita sudah menikah kita bisa membuat anak. Jika kau mau kita bisa melakukannya sekarang."Ucap Javier sembari menampilkan seringaian menyebalkannya.

I Became a Maid [TERBIT]Where stories live. Discover now