Part 09

5.9K 530 31
                                    

Heyy, Seperti biasa sebelum baca jangan lupa buat Vote sama Follow dulu akun wattpad Jia ya.diaryji_07

Happy Reading

••••••••

Setelah dari ruangan Javier, Meli memutuskan kembali ke kamarnya, dia masih memikirkan apa yang dikatakan Javier tadi.

"Siapa sih Alea? Kenapa tadi Javier manggil gue Alea?" Gumam Meli

"Melisya bagaimana hari ini bekerja dengan Pangeran Javier? Apa kau mengalami kesulitan seperti kemarin?" Tanya Lena yang sudah berada di kamar bersama Emma.

"Yah tidak terlalu sulit sih karena aku hanya di suruh untuk memilihkan pakaian yang cocok untuknya."

"Memilihkan pakaian? Tapi kenapa begitu lama?" Tanya Lena penasaran

"Itu tidak penting, sekarang ada yang jauh lebih penting dari itu. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Meli menatap Lena dengan Serius.

"Tentang apa?"

"Kau tahu siapa Alea?"

Lena dan Emma yang mendengar pertanyaan Meli langsung menatap Meli dengan serius.

"Melisya kau jangan membicarakan Nona Alea sembarangan seperti itu, kau ingin Pangeran Javier marah padamu." Ucap Emma begitu pelan.

"Memangnya kenapa jika aku membicarakannya, memangnya dia siapa? Aku sepertinya baru mendengar nama itu, Lena kau tahu siapa dia?"

"Meli aku juga tidak terlalu tahu siapa Nona Alea itu, karena aku juga belum lama bekerja disini, tapi kau coba saja bicara pada Emma karena dia sudah bekerja disini lebih dari 20 tahun, aku juga penasaran siapa Nona Alea itu, tapi yang ku dengar dia memiliki warna rambut yang sama seperti dirimu."

"Lena benar." Emma menyela perkataan Lena dan menghampiri Meli dan Lena.

"Nona Alea memiliki warna rambut yang sama seperti dirimu, aku juga merasa aneh saat kau pertama kali bekerja disini, kenapa orang biasa seperti mu memiliki warna rambut seperti itu, kau tahu warna rambutmu hanya dimiliki oleh Duchess Reana dan putrinya yang hilang 16 tahun yang lalu."

Mendengar perkataan Emma membuat Meli bingung.

"Warna rambut? Maksudmu warna rambut seperti ini tidak dimiliki oleh orang lain selain aku, Duchess Reana dan si Alea itu."

"Ya. Kurasa begitu." Jawab Emma

Ya wajar sih kalo mereka mikirnya gitu, tapi masa ia si Meli itu Alea, tapi kalo bener si Meli itu Alea berarti gue gak bakalan jadi Pelayan gini lagi, terus gue bisa hidup mewah kayak dulu dan makan-makanan yang gue mau. Batin Meli senang

"Terus apa kaitannya Alea sama Javier, kau bilang jika kita membicarakannya Javier bisa marah memang apa hubungannya." Tanya Meli penasaran

"Kau ini, jangan memanggil Pangeran Javier seperti itu kau ingin kita semua di hukum karena perkataanmu yang tidak sopan." Emma menjitak kening Meli dengan tangannya.

"Awsh.. iya-iya Pangeran Javier puas, sekarang cepat beri tahu aku, aku penasaran?"

"Baiklah mendekat kesini." Meli, Emma dan Lena mendekat dan membentuk lingkaran seperti orang yang sedang berdiskusi.

"Jadi begini dulu saat aku masih bekerja sebagai Pelayan biasa (Maksudnya sebelum jadi Kepala Pelayan ya.) Dulu Pangeran Javier adalah sosok yang ceria tapi saat kakak laki-lakinya meninggal karena kecelakaan Pangeran Javier menjadi sosok yang sangat pendiam, selalu mengurung diri dikamar, dan tidak pernah bergaul dengan anak-anak bangsawan lainnya, itu membuat Ratu dan Yang Mulia Khawatir, tapi setelah Ratu mengenalkan Pangeran Javier pada Nona Alea Putri dari Duke Nicholas dan Duchess Reana dia menjadi sosok yang ceria dan sering tersenyum kembali setiap berada dekat dengan Nona Alea, itu membuat Ratu senang."

"Hah Pangeran Javier mempunyai seorang kakak laki-laki, berarti Pangeran Javier itu bukan Putra Mahkota sesungguhnya."

"Iya kau benar. Tapi dia mengalami kecelakaan saat di perjalanan pulang dari akademi."

"Terus apa yang terjadi dengan si Alea itu, kenapa aku tidak pernah melihatnya?"

"Ckk... kau ini aku belum selesai bercerita kau langsung saja memotongnya."

"Iya-iya maaf, aku tidak akan memotongnya kali ini. Lanjutkanlah."

"Kau bilang Kenapa Nona Alea tidak pernah terlihat? Emm... Aku juga tidak tahu." Balas Emma dengan santainya

"Yehhh ku kira kau tahu."

"TAPI, ku dengar dia di culik saat terakhir Duke Nicholas dan Duchess Reana berkunjung ke istana dan saat itu Pangeran Javier masih berusia 8 tahun, itu yang kudengar dan kurasa mengapa Pangeran Javier menolak pernikahannya dengan Nona Leona mungkin alasannya karena Pangeran Javier masih belum melupakan Nona Alea, dan masih menunggunya sampai sekarang." Jelas Emma kepada Meli.

"Ohh. Jadi si Javier belum move on nih ceritanya." Gumam Meli.

"Belum apa? Kau bilang apa tadi?" Tanya Emma yang mendengar ucapan Meli.

"Tidak, aku tidak bilang apa-apa, sekarang aku ingin menanyakan sesuatu pada mu, kenapa Alea bisa di culik? memangnya penjagaan istana ini kurang ketat sampai-sampai seorang putri Duke di culik begitu saja."

"Aku juga tidak tahu soal itu, sudahlah lebih baik kita kembali bekerja, apa kau sudah tidak mempunyai pekerjaan lain, kalau tidak bantu kami menyiapkan makan siang, sebentar lagi waktunya makan siang kita harus cepat-cepat menyiapkannya."

"Baiklah aku akan membantu kalian kurasa Pangeran Javier juga tidak akan memanggilku lagi kali ini."

Ini aneh kenapa bisa seorang putri Duke di culik dan seorang Putra Mahkota Kecelakaan begitu saja, apa jangan-jangan ini ada hubungannya ama judul Novel ini, kalo bener berarti ada yang di rahasiain ama si Leona dan mulai sekarang gue harus hati-hati ama dia. Batin Meli

"Melisya cepatlah, kenapa kau malah melamun?" Ucapan Emma langsung menyadarkan Meli dari lamunannya.

"Iya-iya aku datang." Meli langsung menyusul Emma dan Lena untuk pergi ke dapur istana.

••••••••

Saat Meli baru saja tiba di dapur tiba-tiba Erik datang dan menghampirinya.

"Meli kau di panggil Tuan Javier untuk pergi ke ruangannya."

Javier manggil gue? Dia tadi ngomong minta waktu buat sendiri, sekarang udah manggil gue aja, ni orang bikin gue pusing aja. Batin Meli kesal.

"Baiklah aku akan keruangannya, Lena, Emma aku rasa aku tidak bisa membantu kalian menyiapkan makanan untuk makan siang, Pangeran Javier memanggilku untuk keruangannya."

"Tidak apa-apa Meli lagi pula disini masih ada banyak Pelayan lain, kau pergilah kurasa Pangeran Javier lebih membutuhkan mu, benarkan Emma."

"Lena benar kau pergilah. Lagi pula jika kau tidak ada disini, tidak akan ada yang membuat kerusuhan di dapur ini."

"Ckk.. iya-iya memang aku yang selalu membuat kerusuhan di dapur." Ucap Meli dengan kesal.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu sebelum si Javier itu marah padaku." Meli langsung meninggalkan dapur dan pergi menuju ruangan Javier.

Bersambung.....

Maaf kalo makin kesini ceritanya makin gak jelas karena aku juga masih belajar, makasih juga buat kalian yang masih setia buat nungguin cerita ini.

Jangan Lupa buat "Vote & Komen"

Nantikan Part Selanjutnya.

I Became a Maid [TERBIT]Where stories live. Discover now