"Matahari bahkan kalah cerah sama senyuman kamu, Ray"
-Alden Regantara1 hari berlalu..
Kini Alden dan Tina sedang dirumah sakit.
Rayna sudah boleh pulang, selama Tina mengurus biaya rumah sakit, Rayna dan Alden berjalan-jalan mengelilingi taman rumah sakit.
"Emm.. Alden," Panggil Rayna gugup.
Mereka duduk di bangku yang ada di taman tersebut, "Apa Ray?" Sahut Alden.
"Gue minta maaf ya, udah bikin repot."
Alden hanya mengangguk pelan.
"Gimana kondisi Abang lo?" Tanya Rayna, Alden terkejut dan sontak menoleh ke arah Rayna.
"Kamu kesambet?"
"Enggak." Rayna menggeleng polos.
"Serius kamu nanyain Abang aku?" Tanya Alden lagi dan lagi.
"Iya, Alden.." ucap Rayna.
"Kondisi Rico udah mulai pulih.." ucap Alden pelan.
"Bagus dong" ucap Rayna lagi yang membuat Alden terkejut lagi.
"Kamu udah gak marah sama Abang aku??" Tanya Alden sedikit teriak.
Rayna hanya diam tak menjawab pertanyaan Alden dan menunduk sembari memainkan jari-jarinya.
Tiba-tiba Tina datang menghampiri mereka dan membawa Rayna untuk pulang tak lupa berpamitan dengan Alden.
-
Prima sedang dikamarnya, ia meremas-remas kertas sudah ia coret-coret.
"Semenjak Rayna sakit, dia selalu dapat perhatian Mama. Mama jadi lupa sama gue.." ucap Prima.
Ia keluar dari kamarnya dan turun kebawah, itu Rayna dan Mama nya yang baru saja pulang ke rumah.
"Prima, gimana ulangan hariannya?" Ucap Tina yang melihat Prima berjalan menuruni tangga.
"Seperti biasa, pasti seratus dong Ma"
Tina tersenyum dan mengusap kepala anaknya, Prima. Rayna pamit untuk ke kamarnya.
Ia membuka pintu kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk itu.
Ia mengambil boneka bebek kesayangannya dan memeluknya. "Aaaa, Dudut! Kangen deh, udah berapa hari ya kita gak ketemu?" Ucap Rayna memeluk boneka itu dengan erat.
Dudut, boneka bebek kesayangan Rayna yang sudah menemaninya sedari dulu.
Hari sudah malam, Rayna sudah mandi dan bersiap untuk tidur.
Ia terlelap dalam tidurnya dan tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, Rayna yang sudah siap untuk sekolah menuruni tangga dan berpamitan dengan Tina.
Sesampainya di sekolah, ia berjalan di koridor sekolah melihat siswa dan siswi yang berbisik tentang dirinya.
Ia memasuki kelasnya, Zoya yang sudah menunggu nya dengan senyum yang merekah.
"Raynaa!! Gue kangen banget tau.." Zoya memeluk Rayna dengan sangat erat.
"Zoy, udah! Gue gak bisa nafas nih"
"Oh iya, hehe" ucap Zoya cengengesan melepaskan pelukannya dan membawa tas Rayna.
"Tas Lo berat kan? sini, gue aja yang bawa"
Rayna duduk di bangku itu, melihat kolong meja nya yang sudah ada coklat dan air mineral untuk nya.
Siapa lagi kalau bukan Alden pelakunya? namun ada yang berbeda kali ini, coklat itu ada dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYDEN [ON GOING]
Teen FictionHanya kumpulan kata-kata, untuk mengungkapkan perasaan yang sulit diutarakan. Cinta akan datang begitu saja. Tunggu saja aku akan mencintaimu, Alden. Cerita ini ditulis untuk mengenang masa-masa indah yang terlewat begitu saja. Berharap kalian bisa...