Part 22 : Curiosity (21+)

394 60 25
                                    

"Kau siapa?" Tanya Yonghwa serius tepat setelah ia mendengar suara yang sangat tidak dikenal yang baru saja menjawab panggilannya saat menelpon Shinhye. Yonghwa mengerutkan alisnya saat orang di seberang telpon terlalu lama untuk merespons. Yonghwa menghela nafas berat dan pergi ke ruang tamu. "Maaf? Kenapa kau yang mengangkat ponsel kekasihku?" Yonghwa bertanya. "Bisakah kau berbicara? Di mana dia?" Yonghwa menambahkan, ia sudah mencapai titik tertinggi kemarahannya yang kapan saja bisa meledak.

Choa hanya memegang ponsel sambil melihat Shinhye. "Apa?" Ia berbisik kepada sahabatnya. Shinhye menghela nafas dan bergerak mundur memberi isyarat pada Choa untuk hanya berbicara dengan Yonghwa. Choa menyalakan speaker dan mulai berbicara dengan Yonghwa yang frustrasi.

"Yonghwa-ssi..."

"Maaf, siapa kau? Di mana Shinhye-ku?" Yonghwa berbicara terlalu cepat tetapi cukup untuk dipahami Choa.

Choa meneguk air liurnya dengan sangat keras dan memandang Shinhye. "Ah, Yonghwa-ssi. Ini aku Choa."

Yonghwa menghela nafas lega setelah mengenal orang itu. "Choa-ssi, maaf karena telah marah padamu. Aku benar-benar khawatir. Apakah Shinhye di tempatmu? Bisakah aku berbicara dengannya?" Ia memohon.

Shinhye dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Deh, dia ada di sini tapi dia sudah tidur Yonghwa-ssi. Sepertinya dia sangat lelah dan aku tidak tega untuk membangunkannya,"

"Hmm, bisakah kau memberitahuku alamatmu. Aku akan datang untuk menjemputnya."

Shinhye menggelengkan kepalanya lagi. "Jangan khawatir Yonghwa-ssi, aku akan mengantarnya ke tempatmu ketika dia bangun, secepat mungkin. Aku akan menjaganya, aman dan sehat,"

Yonghwa menghela napas untuk kesekian kalinya. "Oke. Tolong jaga Shinhye-ku, Choa-ssi. Maaf karena mengganggumu."

"Tidak apa-apa. Sampai jumpa." Choa segera mengakhiri panggilan itu. Choa dengan cepat memelototi sahabatnya. "Sekarang, beri tahu aku mengapa kau meninggalkan rumah Yonghwa tanpa mengatakan padanya? Aigoo!! Apakah kau pikir dia pantas mendapatkan ini?"

"Dia terlalu dingin padaku. Dia sudah menyakitiku, Choa-yah. Aku tidak sanggup lagi tinggal di sana. Aku sakit," Shinhye meneteskan air matanya begitu ingat bagaimana Yonghwa menutup teleponnya dan mengabaikan pesan-pesan Shinhye.

"Dia juga terluka. Aku sudah mengatakan itu sebelumnya."

"Aku sudah menjelaskan kepadanya tapi dia masih marah padaku. Ottoke? Aku sangat menyakitinya. Yonghwa pikir aku akan meninggalkannya dan dia membenciku untuk itu." Shinhye masih terisak-isak dan kemudian ponselnya berdering dengan keras lagi. Shinhye memeriksanya dan Yonghwa yang menelepon lagi. Choa dengan cepat mengangkatnya.

"Choa-ssi, tolong beri tahu aku alamatmu, aku mohon padamu," Yonghwa memohon.

"Ini sudah larut malam. Yonghwa-ssi tidak aman berkendara di jam ini."

"Apakah kau mencoba menyembunyikan Shinhye dariku? Aku tahu dia ada di sampingmu sekarang. Tolong jangan membuatku menjadi gila lagi Choa. Aku ingin berbicara dengannya. Tolong berikan telepon kepadanya." Yonghwa berkata dengan tegas.

"Aku tidak menyembunyikannya, Shinhye membutuhkan ruang Yonghwa-ssi. Temanku tidak baik -baik saja. Dia membutuhkan seseorang untuk menjaganya dengan baik."

"Ada aku," desis Yonghwa.

"Deh, dan kau akan membuatnya lebih sedih. Aku tahu aku tidak berhak ikut campur dalam masalah kalian tetapi memperlakukan Shinhye seperti itu tidak baik. Kau harus memahami alasan Shinhye."

I'm Yours (Tamat) ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon