Part 20 : The Truth

228 53 8
                                    

"Direktur Senior Jung Yonghwa?" Bos muda itu mengangkat kepalanya dan melihat orang yang baru saja memanggilnya.

"Oh?" Ucap Yonghwa bingung.

Pria jangkung itu mendekatinya sambil tersenyum. "Park Haejin," ia memperkenalkan diri.

Yonghwa dengan cepat berdiri dari kursinya dan menjabat tangan pria itu. "Anda datang lebih cepat dari perkiraan saya,"

Haejin tersenyum. "Sebenarnya saya mengadakan pertemuan darurat pada pukul tujuh sampai malam nanti jadi saya datang lebih awal."

"Begitu?" Yonghwa beranjak dari tempatnya dan berjalan lebih dekat pada Haejin, ia menambahkan. "Baik, mari kita minum kopi dan berbicara tentang pekerjaan." Yonghwa kemudian mengerutkan alis ketika melihat Heajin menatap foto di meja kerjanya. "Apakah ada yang salah, Tuan Park?"

Haejin tersenyum. "Wanita itu terlihat familiar. Itu adikku,"

Yonghwa terkekeh dan melihat foto Shinhye. "Dia Go Shinhye, Tuan Park."

"Tidak. Dia Park Shinhye adikku."

"Dia Go Shinhye, dia tinggal di distrik Mapu dan seorang guru TK panti asuhan," jelas Yonghwa.

Haejin menghadap Yonghwa dan tersenyum. "Sungguh, dia adikku. Dia memilih untuk mandiri tepat setelah orang tua kami meninggal. Dia tidak pernah ingin menjadi bagian dari perusahaan karena dia ingin menggapai mimpinya. Shinhye yang termuda di antara kami."

Yonghwa begitu tercengang mendengar apa yang Haejin katakan. Begitu banyak hal yang ada di benaknya sampai Park Heajin melambaikan tangan di depan wajahnya, mencoba membawa Yonghwa kembali ke kenyataan. "Apakah saya mengatakan sesuatu yang salah, Yonghwa-ssi?"

Yonghwa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak, haruskah kita minum kopi sekarang?" Ia mengubah topiknya. "Ayo pergi." kedua pengusaha muda itu keluar dan berjalan menuju kafetaria.


"Saya tidak pernah berpikir kekasih Anda adalah adik saya. Dia tidak pernah menyebut tentang Anda."

"Saya mengatakan kepadanya untuk merahasiakannya agar menghindari beberapa masalah di depan umum."

"Yah, itu benar tapi, setidaknya Anda harus meminta izin saya terlebih dulu. Jangan salah paham Yonghwa-ssi, Shinhye adalah adik kecil saya."

"Saya minta maaf karena berkencan tanpa izin Anda Haejin-ssi"

Park Shin Hye, batin Yonghwa, berusaha mengendalikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi dan kecewa saat ini.

****

Shinhye terus berjalan bolak-balik di dalam apartemen. Ia merasa sangat tidak nyaman. Yonghwa akan bertemu dengan kakaknya. "Aku berharap tidak ada yang akan terjadi," pikirnya sambil menangkup wajahnya.

Shinhye menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menutup matanya dengan erat. Setelah itu, ia melirik jam dan itu sudah pukul sebelas malam, Yonghwa seharusnya sudah pulang pada jam-jam ini. Shinhye mencoba menelepon dan mengirim pesan kepada Yonghwa tetapi pria itu tidak pernah menjawab panggilan atau membalas pesannya. "Ya Tuhan, biarkan aku menjadi orang yang memberitahunya," Shinhye berdoa jauh di dalam dirinya dan kemudian seseorang menekan kata sandi di luar. Ia dengan cepat berdiri dari kursinya sebelum berjalan menuju pintu utama.

Ia berdiri diam setelah Yonghwa menutup pintu dan menatapnya dengan penuh kekecewaan.

"Ini hampir tengah malam, kemana saja kau, Yong?" Suara Shinhye yang khawatir dan gemetar dapat didengar di setiap sudut ruang tamu. Shinhye mencoba mengambil tas kerja Yonghwa tetapi pria itu melemparkannya ke sofa dan berjalan di dapur untuk minum.

I'm Yours (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now