Part 3 : Their Story

517 85 35
                                    

Flashback

"Negatif." Shinhye berkata segera setelah ia keluar dari kamar mandi sambil menangis. Teman-temannya, Choa dan Yeonhee, mereka hanya diam di tempat ketika Shinhye duduk di samping mereka. Ia tidak berhenti menangis sambil  memegang test pack itu.

Choa bergerak lebih dekat ke arahnya. "Hei, tidak apa-apa. Kau bisa mencobanya lagi." 

Shinhye menggelengkan kepalanya dan menatap sahabatnya. "Ini sudah ketiga kalinya, Choa." Shinhye hampir berteriak kepada sahabatnya.

"Aku tahu, tapi bukankah dokter berkata kau hanya butuh waktu?" Choa menambahkan, mencoba menenangkan Shinhye.

"Yah. Tapi ini sudah ketiga kalinya aku melakukannya dengan suntikan," kata Shinhye dan terus menangis.

"Coba saja cara paling umum Shinhye atau adopsi saja. Kau, kan bekerja di panti asuhan. Kau dapat memilih dengan hati-hati yang ingin kau adopsi." Baik Choa dan Shinhye menatap Yeonhee.

"Apa? Jangan lihat aku seperti itu. Terserah kau Shin. Apakah kau memilih berhubungan seks dengan seorang pria atau hanya mengadopsi atau terus berusaha membuang-buang uangmu menyuntikkan sperma di rahimmu yang bahkan tidak berfungsi . Itu adalah satu-satunya pilihan yang kau miliki. Tidak ada yang ke empat, itulah satu-satunya cara."

Choa menghela nafas dan melihat Shinhye. "Adopsi saja Shin."

"Aku punya ide untuk mengadopsi seorang bayi. Tapi aku ingin bayi itu benar-benar milikku. Maksudku, aku akan merawat bayi di dalam rahimku selama sembilan bulan dan melahirkan saat hari itu tiba."

"Kalau begitu, berhubungan seks! Itulah satu-satunya cara." Kata Yeonhee.

"Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu. Aku bahkan tidak punya pacar, Yeonhee-yah."

"Maka dari itu kau perlu memiliki pacar, karena kau ingin memiliki anak. Kau hanya perlu tidur dengan pria yang kau pilih secara pribadi."

"Kau pikir begitu?" Yeonhee mengangguk. Shinhye menatap Choa.

"Coba saja." Choa berkata dan tersenyum.

****

Choa tidak percaya melihat Shinhye dalam keadaan seperti ini. "Oh Tuhan! Shin, apa yang terjadi padamu?" Katanya sambil mengawasi Shinhye masuk ke apartemen mereka. Choa menutup pintu segera dan mengikuti Shinhye dari belakang. Ia tidak percaya melihat sahabatnya dengan tanda di leher dan bibirnya juga sedikit bengkak. "Katakan padaku apa yang terjadi padamu," ucap Choa tetapi Shinhye masih diam dan hanya duduk di sofa. "Shinhye!"

"Choa-yah, tubuhku sakit. Tolong siapkan air hangat, aku butuh itu," kata Shinhye lembut.

"Katakan padaku apa yang terjadi dulu."

"Aku melakukan apa yang dikatakan Yeonhee."

"Ya ampun, Shinhye!"

Shinhye mulai menangis. "Apakah aku terlihat begitu putus asa?"

"Kau tahu, aku hanya ingin punya bayi. Lihat, aku sudah berusia 30 tahun. Tidak pernah dicium, tidak pernah disentuh dan tidak ada pacar sejak lahir. Tidak ada yang berani mendekatiku. Nah, siapa yang akan jatuh cinta pada seseorang seperti aku? Seorang yang putus asa, kutu buku, seorang guru di panti asuhan. Aku sangat jelek!" Shinhye menangis.

"Shinhye, jangan berkata seperti itu." Choa mencoba menghibur sahabatnya.

"Aku takut Choa, aku takut sendirian selamanya."

"Aku dan Yeonhee ada di sini untukmu. Kakakmu juga ada untukmu." Kata Choa.

"Tidak. Kau memiliki kehidupmu sendiri. Kau tidak bisa bersamaku selamanya. Kakakku, mereka memiliki keluarga yang bahagia sekarang dengan suami dan anak-anak mereka. Sama dengan Yeonhee, dia hidup bahagia dengan bayinya yang berumur lima bulan dan suaminya. Dan empat bulan lagi kau akan menikah dengan pacarmu. Kau akan segera meninggalkan aku dan fokus ke keluargamu." Shinhye tidak berhenti menangis.

I'm Yours (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang