Part 24 : Dream Come True

292 55 15
                                    

"Park Shin Hye."

Shinhye mengangkat kepalanya, melihat perawat tepat di depannya. Ia menelan ludah dengan keras dan turun dari tempat duduknya. Shinhye sudah menunggu giliran selama hampir satu jam dan setelah menunggu lama, Akhirnya! Saat Shinhye berjalan ke ruang Dokter ia merasa hatinya hancur melihat pasien lain datang bersama suami mereka. Shinhye menarik napas dalam-dalam ketika perawat membukakan pintu untuknya.

Segera setelah Yonghwa pergi pagi tadi, Shinhye juga bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Tentu saja, menjadi sangat ingin tahu tentang apa yang terjadi padanya. Shinhye tahu bahwa ia sudah berbadan dua, sebab itulah ia ingin memastikan, ia hanya takut kecewa nantinya.

Shinhye, semangat. Batinnya dan duduk di kursi, di seberang dokter.

Dokter muda itu memberinya senyuman. "Selamat pagi Nona Park. Perawat sudah memberi catatanmu padaku."

"Bagaimana, Dokter Yoo? Apa benar??"

"4 minggu!!!" Shinhye menangkup wajahnya dan air mata mengalir di pipinya. "SELAMAT!! Setelah berapa kali mencoba! Kau berhasil!!" Dokter Yoo berkata dengan penuh semangat.

"Ya ampun!" Shinhye menyeka air matanya sambil melihat Dokter Yoo memperbaiki tempat tidur dengan bantuan perawat, bersiap-siap untuk USG.

"Kemarilah, kau ingin melihat bayimu, kan?" Shinhye berdiri dan berbaring dengan hati-hati di tempat tidur. Perawat Kim menarik bajunya dan bersiap untuk USG. "Mari kita gunakan USG versi lama karena bayinya masih sangat kecil." Shinhye mengangguk semangat, matanya masih berkaca-kaca karena begitu banyak kegembiraan yang ia rasakan saat ini.

Dokter melanjutkan dan Shinhye fokus pada monitor, menunggu sampai dokter mulai menginstruksikannya. Ia tidak bisa menahan tangis melihat lingkaran kecil di layar. "Nah, berhentilah menangis. Tidak baik untuk bayinya." Dokter menghiburnya dan membantu Shinhye bangun.

"Aku meresepkan vitamin untukmu. Tolong jaga dirimu! Jangan stres, jangan melakukan pekerjaan berat itu tidak baik untuk bayinya." Dokter menyerahkan kertas kecil padanya dan Shinhye menganggukkan kepalanya. "Ah, ngomong-ngomong. Suamimu?"

"Eh??"

"Bukan apa-apa." Dokter Yoo tersenyum.

"Dokter terima kasih banyak. Aku harus pergi." Shinhye menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan ruangan. Ia memegang salinan USG dan tanda terima vitamin. Shinhye mendesah dan duduk di luar, menatap gambar USG itu. Air matanya terus jatuh tidak peduli seberapa ingin ia menahannya. Setelah Shinhye menunggu untuk waktu yang sangat lama, akhirnya bayi itu datang ke hidupnya. Ia menyeka air matanya dan menarik napas lega. Shinhye mulai berjalan menuju apotek.

****

"Nona Suzy maaf, tapi Direktur Senior tidak ada di dalam dan dia menyuruh untuk memberikan desain akhir kepadaku. Akulah yang akan memberikannya secara pribadi." Kata Yuna sambil menghalangi Suzy masuk ke dalam kantor Direktur Senior.

"Dia mengatakan kepadaku bahwa aku harus hadir hari ini. Di mana dia?"

Yuna menghela nafas dan menatap wanita muda di depannya. "Tolong berikan saja padaku sekarang, Nona Suzy. Aku akan pergi ke konferensi."

Suzy memutar matanya dan menatap Yuna. "Katakan di mana dia!!!" Ia berteriak putus asa.

"Dia menghadiri meeting darurat di Incheon dan dia tidak akan kembali ke sini setelah itu."

"Lalu apa yang kau lakukan di sini? Kau seharusnya bersamanya karena kau sekretarisnya." Suzy mendesis, masih memelototi Yuna.

"Karena aku sedang menunggu desain akhirmu."

I'm Yours (Tamat) ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें