Part 18 : Tabloid (20+)

372 61 7
                                    

Yonghwa turun dari atas Shinhye, lalu menarik Shinhye lebih dekat dengannya. Yonghwa melirik ke meja samping untuk memeriksa jam, "Sudah lewat jam 2 pagi, ayo kita tidur." Yonghwa mencium dahi Shinhye dan mematikan lampu.

****

Shinhye menghela nafas berat dan menghadap langit-langit kamar, ia melirik pria tampan di sampingnya. 

"Kau terlihat sangat lelah." Shinhye merasa kasihan pada Yonghwa, karena sejak mereka kembali ke Seoul Yonghwa menjadi begitu banyak kerja bahkan mengalami kesulitan bergaul dengan teman-temannya, beruntung karena Shinhye tinggal di satu atap dengan Yonghwa, kalau tidak Yonghwa akan sulit mengatur waktunya. Dan malam ini adalah pertama kalinya mereka bercinta sejak pengakuan itu terjadi. Terkadang Shinhye mencoba merayu Yonghwa tetapi akhirnya mundur setelah melihat pria itu sangat kelelahan karena pekerjaan, namun Yonghwa tidak pernah gagal menjelaskan kepada Shinhye dan bahkan menelponnya ketika ia menemukan waktu luang di tengah-tengah bekerja.

"Hmmm." Yonghwa mengerang dan membuka matanya, ia terkejut melihat Shinhye berkaca-kaca sambil memeluk pinggangnya dengan erat. "Hey, apa yang salah?" Ia bertanya dengan cemas, menyeka air mata Shinhye.

"Tidak ada apa-apa.." ucap Shinhye diantara isak tangisnya.

"Aku tidak mempercayaimu, katakan padaku sekarang," Yonghwa mengangkat kepala Shinhye untuk menghadapnya.

"Aku merindukanmu, Yong. Aku sangat merindukanmu. Aku tahu bahwa kau sibuk. Aku merasa sangat kesepian setiap kali kau pergi pagi -pagi sekali. Ketika aku tiba di rumah pada sore hari aku harus menunggumu lagi sampai tengah malam, aku selalu sendirian. Aku tidak menyukai itu." Shinhye menangis lebih banyak lagi, ia telah menahan perasaan ini tetapi ia tidak tahan lagi.

Yonghwa merasa sangat bersalah, ia duduk dan mengangkat Shinhye untuk duduk di sampingnya. "Aku minta maaf karena membuatmu merasa kesepian, sayang. Oke, aku akan bersama denganmu hari Minggu ini. Kau bisa meminta apa pun yang kau inginkan. Aku akan libur bekerja. Aku janji," Yonghwa mencium bibir Shinhye dan menyeka air matanya. "Aigoo, sayangku sangat emosional, huh!" Ia mencium Shinhye lagi sebelum memberinya pelukan.

"Maaf, aku benar-benar merindukanmu," Shinhye mengubur wajahnya di dada Yonghwa.

Sebenarnya, Yonghwa agak kecewa karena tidak menerima tanggapan dari Shinhye saat ia bertanya apakah mereka dapat membuat hubungan mereka menjadi resmi. Itu adalah pukulan untuk egonya sebagai Casanova karena diperlakukan seperti itu, tetapi Yonghwa berpikir bahwa Shinhye tidak seperti gadis di luar sana, Shinhye berharga dan tidak bersalah. Dan Yonghwa akan menghormati Shinhye apa pun keputusannya. Yonghwa perlu bekerja sangat keras untuk memiliki Shinhye.

****

"Yuna, tinggalkan semua kertas itu di meja. Aku akan pulang lebih awal hari ini." Ucap Yonghwa dan terus menyelesaikan laporannya untuk presentasinya tentang rekonstruksi resor di Jeju.

"Sir, jam dua anda akan ada pertemuan dengan BOD."

Yonghwa menutup mata dan menangkupkan wajahnya. "Ngomong -ngomong, presentasiku adalah bulan depan, apakah ada arsitek baru yang dipekerjakan?"

Yuna menggelengkan kepalanya dan terus memperbaiki semua laporan dan dokumen yang tidak disetujui dan tidak terkendali. Yonghwa mengambil setelan Armani hitamnya dan memakainya. Ia melirik dirinya sendiri di cermin sambil memperbaiki dasinya.

"Hei.. hei.." Ucap Doojon penuh semangat sebelum melemparkan tabloid ke meja Yonghwa.

"Apa yang kau lakukan di sini? Aku akan pergi untuk meeting,"

"Periksa tabloid itu." Yonghwa mengerutkan alis sambil mengambil tabloid. "Aku tidak pernah berpikir kau membawanya ke Jeju bersamamu," tambah Doojon.

"Yuna, kau ke luar dulu," perintah Yonghwa. Ia menjadi frustrasi saat membaca halaman depan tabloid. "Kenapa paparazzi bisa mengambil foto kami," desisnya dan duduk di kursi.

I'm Yours (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now