65. Happy Ending Isn't?

898 58 0
                                    

Dua bulan kemudian...

Jia, Jaka, Jaki, dan juga Jio baru pulang dari supermarket untuk membeli barang mingguan.

Mereka berempat sudah kembali seperti sedia kala, seperti sebelum Jaka kabur. Senang rasanya dapat melewati har-hari buruk dengan kuat.

Cuaca yang tadinya sangat cerah dengan terik matahari sampai masuk kedalam rumah kini sudah lenyap begitu saja tergantikan oleh awan yang mendung.

Lama kelamaan tetesan hujan mulai turun membasahi bumi.

Jio berdiri didepan kaca besar yang menampilkan pemandangan hujan dihalaman belakang dan mengguyur kolam renangnya sembari mengemuti permen lolipop-nya.

"Mandi ujan ah!" Serunya kemudian pergi berlari menuju halaman belakang dan mulai mengenai tubuhnya ke hujan.

"Ayo mandi ujan!" Ajaknya ke Kakaknya dan juga kedua Abangnya.

Karna bekas luka Jia sudah kering total jadi Jia pun ikut berlari menyusul adiknya yang sudah basah kuyup.

Jaka dan Jaki juga tak lama menyusul mereka.

Kemudian mereka berempat menghabiskan waktu bersama dengan bersenang-senang dibawah hujan.

Hujannya sangat bersahabat karna hujannya cukup deras untuk bermain-main hujan, tidak ada angin dan juga petir jadi ini sangat menyenangkan.

Lalu mereka bermain basket dengan membagi dua tim, mereka melakukan gambreng dan kemudian Jia dan Jaki tangan putih sementara Jio dan jaka tangan hitam.

Jadi sudah jelas siapa kelompoknya.

Jaki dan Jia membuat goyangan alay khas untuk kelompok mereka. kedua orang aneh ini jika dijadikan satu sudah tidak bisa dipisahkan kealayannya. Benar-benar gila.

Terakhir mereka berdua memberikan tepukan bokong ke Jio dan Jaka sampai akhirnya pertandingan dimulai.

Mereka bermain hanya untuk seru-seruan, kemudian karna kelompok Jia dan Jaki terlalu banyak tingkah jadilah mereka kalah dan harus menggendong kelompok yang menang.

Jaki sih santai aja gendong Jaka, gampang kaya ngangkat bantal. Tapi Jia kesusahan gendong Jio.

Jaki menggendong Jaka dengan Jaka duduk diatas bahunya, tapi Jia menggendong Jio seperti menggendong anak yang baru saja terjatuh dari sepeda.

"Cupu amat lu." Ledek Jaki ke Kakaknya yang kesusahan, kemudian ia menurunkan Jaka dan merancang rencana licik.

Jio juga diajak ke rencana licik tersebut.

Mereka bertiga tiga-tiba menggotong Jia dan menghempaskannya ke kolam renang.

BYURRR!

Tentu saja Jia sudah meronta dan berteriak namun tak dihiraukan.

"AWAS YA KALIAN!" Ancamnya sok menakuti. Bukannya takut ketiga Adiknya malah tertawa lepas.

Mereka bertiga akhirnya menyusul Jia ke kolam kemudian melanjutkan main air dikolam berenang dengan pistol air.

Semuanya bersenang-senang menikmati waktunya yang sangat berharga. Memang tak ada yang lebih indah daripada kumpul bersama.

Mereka terbiasa melakukan sesuatu dan menyelesaikan masalah hanya berempat, meskipun sebenarnya jika mereka menghubungi Ayahnya tentu sang Ayah akan membantu dengan senang hati. Namun mereka tak ingin merepotkannya.

Sedari kecil Jia terbiasa memimpin dan menjadi Kakak yang penuh dengan kasih sayang. Ia selalu memberikan perhatian yang cukup kepada adik-adiknya karna ia tahu kalau adiknya kurang kasih sayang orang tua akibat korban perceraian.

kalo Jaka memanglah yang paling tsundare. Tapi dia yang diam-diam paling peduli dengan hal-hal kecil. Dan sebenarnya Jaka sangatlah perhatian dan sayang kepada saudaranya. Meskipun terkadang dengan menunjukan cara yang salah.

Jaki menjadi andalan Jia jika Jia sedang tak bisa mengurus adiknya. Jaki juga penuh dengan senyuman dan kasih sayang, ia tak kasar pada perempuan, tapi tak usah ditanyakan betapa banyak perempuan yang baper karna sifat manis Jaki.

Kalo Jio sih udah pasti anak yang paling disayang disini, sebab ia yang paling kecil. Jio itu yang paling lembut, dia juga gak kasar dan dia anak baik, sangat polos karna didikan Kakaknya.

Mereka berempat tumbuh menjadi anak yang kuat dan hebat dengan cara mereka masing-masing. Ternyata karna suatu masalah mereka malah dapat lebih banyak pelajaran dari masalah tersebut.

Karna merasa kedinginan mereka berempat duduk ditepi kolam dengan berdekatan. Sambil saling berfikir, jika selamanya seperti ini akan selalu indah dan penuh kebahagiaan.

Mereka berempat telah melewati banyak lika-liku kehidupan sejak kecil yang mungkin beberapa teman seumurannya tidak merasakan.

Mungkin juga beberapa bulan terakhir ini terasa begitu berat dan menyakitkan bagi mereka. Tapi masa itu sudah dilewati dengan hebat dan sekarang mereka sudah bisa bersama-sama lagi

"Kita sama-sama terus ya."


~THE END~




Makasih semuanya YANG udah baca sampe end, POKOKNYA SAYANG BANGET SAMA KALIAN ❤


J Sibling'sOnde histórias criam vida. Descubra agora