46. They Lost Him

493 43 0
                                    

Sudah tiga hari Jaka kabur dari rumah. Suasana rumah sudah tidak usah ditanyakan, karna jawabannya jelas kacau balau. Jio mulai aneh, dia dingin terhadap Jia dan juga Jaki, kesehariannya hanya ia habiskan dengan mengurung diri dikamar.

Jia sudah mencoba berbagai cara agar Jio kembali seperti awal dihari pertama anak itu marah, namun nihil, Jio tetap dingin. Jadi Jia sudah angkat tangan untuk berdamai dengan Jio kali ini. Entahlah pikirannya juga kemana-mana, dia tidak ada waktu banyak hanya untuk merayu Jio.

Sementara Jaki sering berlama-lama dihalaman belakang untuk melihat air kolam renang yang tenang. Jaki belum berani keluar dari rumah untuk keperluan yang tidak penting, karna setelah kejadian munculnya Sekar ditelevisi nasional, seluruh temannya ramai menanyakan kabarnya dan kepo urusan dia dan keluarganya.

Jaki tidak suka dikepoin tentang keluarganya, dia benci hal tersebut. Karna dia cuma mau ceritain tetang keluarganya ke teman terdekat, dan biasanya dia yang cerita sendiri, gak perlu diintrogasi. Biasanya kalo gak deket sama dia terus nanya-nanya tuh kepo doang, mereka gak bener-bener peduli sama Jaki.

Jaki tidak pernah berusaha mencari Jaka, karna selain tidak peduli dia juga sudah terbiasa dengan sifat konyol Jaka yang kabur dari rumah jika habis ada masalah. Dan dia juga tahu saudaranya itu hanya pergi kerumah Mario untuk beberapa hari, atau paling lama ya seminggu.

Hari ini Jia berniat kerumah Mario untuk melihat bagaimana keadaan adiknya itu. Dia cuma ingin berkunjung, tak masalah jika Jaka masih ingin lebih lama dirumah Mario.

Sekitar abis zuhur ia jalan kerumah Mario, dan sekarang dia sudah didepan gerbang rumah Mario yang sedikit terbuka. Lantas karna sudah terbiasa kesini dia hanya memencet bel sekali dan masuk.

"Mario!" Teriaknya didepan pintu.

"Gue disini." Sahut Mario yang ternyata sedang membenarkan mobilnya sendiri, dia anak yang sangat mandiri.

Jia tertawa saat menyadari bahwa ia tidak melihat Mario, kemudian ia berjalan mendekati Mario dan bertanya.

"Adek gue masih marah ya?" Tanyanya dan membuat Mario mengernyitkan alisnya hingga mulutnya terbuka tak paham.

Dia paham maksud pertanyaannya, pasti Jia nanyain Jaka, karna itu pertanyaan yang selalu terulang kalo Jia kesini buat berdamai dengan Jaka.

Tapi masalahnya adalah...

"Jaka gak disini." Jawab Mario dengan wajah serius.

Jia mengerutkan alisnya tak percaya dengan ucapan Mario, pasti anak itu berbohong.

"Are you kidding me? Haha." Ujarnya tak percaya, karna dulu Mario pernah beberapa kali membohonginya.

Mario mendekat dan menggeleng, "No—no dude seriously, he's not here, I swear to god." Lanjut Mario dengan bersumpah.

Wajah Jia langsung menekuk serius, "Ah yang bener lu?" Tanyanya mengeyel.

Mario mengangguk mantap dan menarik Jia masuk kerumahnya yang kosong tidak ada orang sama sekali, bahkan tidak ada orang tua Mario.

Jia melotot tak percaya, dia mulai gelisah Jaka tidak disini, lalu menginap dimana anak itu.

Makanan yang ia bawakan untuk Jaka ia berikan ke Mario begitu saja.

"Nih buat lo." Ucapnya secepat kilat dan berlari keluar.

Namun Mario berlari dan menangkap tangannya. Jia sontak langsung menghadap kebelakang dan memberikan tatapan tajam kemudian menarik tangannya cepat.

"Sis you need to relax." Ucap Mario enteng dan membuat Jia menyipitkan matanya.

"Relax you said?"

J Sibling'sWhere stories live. Discover now