53. Homesick

517 37 0
                                    

Banyak hal yang harus disyukuri hari ini. Pertama ia bersyukur bisa bertemu Mamanya dan itu sangat melegakan, kedua ia bersyukur dikelilingi orang-orang baik, ketiga ia bersyukur kenal dengan Altezza dan Vanilla.

Meski kedua orang itu sudah tertidur sejak jam sebelas tadi, tapi Jio gak bisa tidur.

Homesick adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan dirinya.

Selain banyak yang harus disykuri, banyak juga yang harus disesali. Menyesal telah membuat Jaka kabur dari rumah contohnya.

Setelah berbulan-bulan perasaan bersalah itu kepada Mamanya, namun malam ini ia sangat bersalah pada Jaka.

Dipikir-pikir sebenarnya dia jahat banget ya sama Jaka, padahal Abangnya yang itu yang selalu ngasih dia kebebasan, walau akhirnya Jaka juga yang dimarahi karna mengajak Jio ke jalan yang buruk.

Kemudian ia memegang bekas jahitan dikepalanya untuk mengingat kejadian ia balap motor, balap motor menjadi hal termenyenangkan yang ia bisa abadikan dengan Bang Jaka.

Sendirian benar-benar menjadi hal yang tepat untuk merenungkan kisah hidup. Dibaluti pemandangan langit malam yang indah beserta beberapa bintang kecil yang bergemerlip dan juga bulan purnama yang terang nan indah dapat disaksikan dari balkon apartemen ini.

Tak lupa tambahkan udara yang sangat dingin.

Hari ini dia senang bisa bertemu Mama, akhirnya. Kemudian ia mengingat Mamanya menangis dan membuatnya sedikit ikutan sesak, tadi sebenarnya ia juga menahan air mata agar tidak keluar. Dan dia bisa menahannya hingga sekarang.

Sebenarnya jika ia sedang ingin menangis, yang membuatnya semakin menangis adalah ingatan tentang orang itu, entahlah semakin diingat malah semakin sedih.

Masalah ia dengan Mamanya sudah beres, tapi kapan ya ia kesini lagi?

Secepatnya tentunya.

Tiba-tiba perasaannya semakin aneh. Sedih, seperti merasakan banyak yang hilang.

Mungkin bukan orangnya yang hilang, tapi suasananya.

Dia rindu masa-masa mereka berempat selalu meributkan hal-hal kecil seperti Vanilla dan Altezza sedari kemarin. Melihat mereka berdua ribut selalu berhasil membuat Jio rindu ribut dengan saudaranya.

Keadaan keluarganya tidak pernah seburuk ini setelah kejadian perpisahan orang tuanya, ini jauh lebih buruk dan sangat menyiksa.

Sebenarnya ia ingin sekali menanyakan kabar saudara-saudaranya, namun gengsi lebih besar daripada rasa rindu.

Rindu masakan rasa bintang limanya Jaki, dan senyuman pepsodent Abangnya itu, Abangnya yang itu selalu berekspresi berlebihan, ya terkadang lucu namun terkadang menjengkelkan juga.

Dia juga rindu bercerita ke Kakaknya, biasanya setiap sebelum tidur dia suka menceritakan seluruh kejadian dihidupnya atau hal-hal tidak penting diotaknya. Dan Jia selalu menjadi pendengar yang baik.

Mungkin dia adalah salah satu anak yang beruntung, dia masih bisa merasakan keluarga cemara meskipun mungkin statusnya broken home.

Abang dan Kakaknya selalu membuat semuanya terasa nyaman dan hangat. Dulu Jia dan Jaki paling suka memeluknya meski kadang ia sedang tidak ingin dipeluk. Mereka berdua selalu memperlakukannya seperti bayi meskipun ia terkadang tidak suka.

Sekarang dia dapat merasakan bahwa tumbuh sendiri dan mencoba menjadi dewasa itu tidak enak. Itu menyiksa.

Dan akhirnya dia merasakan kerinduannya akan momen saat ia dimanja, benar memang kata Jaka kalo dia manja, dia baru sadar ternyata. Sekarang dia benar-benar merindukannya. Semoga masalah ini cepat selesai dan mereka kembali seperti dulu.

J Sibling'sWhere stories live. Discover now