Bab 38

1.2K 262 19
                                    

Selama m/n koma banyak yang terjadi, mulai dari pemakaman Baek Seungjoon dll.

Yoo Hobin Company secara bergantian mengunjungi m/n yang terbaring di rumah sakit dan belum menunjukan tanda tanda dia akan sadar.

Taehoon adalah orang yang paling sering mampir ke ruang inap m/n, tentu saja karena mereka berdua itu satu rumah sakit jadi wajar jika Sung Taehoon itu paling banyak mengunjungi nya.

Tapi tentu saja, kunjungan Taehoon akan dibatasi sampai pada malam hari yang bertepatan dengan di sekitaran jam 19:00 Taehoon di wajibkan untuk keluar dari ruangan m/n itu, bukan hanya pria itu sih Yoo Hobin Company pun juga begitu.

Tapi ada satu sosok yang selalu hadir menemani m/n saat malam hari hingga pagi hari, di mulai jam 19:30 hinga jam 04:30.

Tidak ada yang tahu tentang sosok misterius itu, bahkan suster dan dokter pun seakan akan menutup mulut nya dan membiarkan sosok misterius itu ada di dalam kamar inap m/n.

Sekarang sudah tiga hari berlalu setelah kematian mendiang Baek Seungjoon yang di katakan media bunuh diri....

Kini Taehoon duduk di samping m/n sambil duduk di samping ranjang m/n dengan buku di tangan nya.

Tangan Taehoon memegang tangan m/n dengan harapan adanya pergerakan dari m/n siapa tau sabeomnim nya ini tiba tiba bangun.

"Permisi... " Seorang suster masuk sambil memegang infus baru di tangan nya.

Taehoon hanya melirik dan kembali membaca buku yang ada di tangan nya itu seolah olah ia sama sekali tidak terganggu akan kedatangan suster itu.

Sang suster mengganti cairan Infus m/n yang sudah habis dengan yang baru, saat sudah selesai mereka berdua terkejut karena m/n membuka matanya secara perlahan.

"... Tae.... Hoon... " Kata pertama m/n saat bangun koma ia langsung memanggil nama Taehoon dan juga dia adalah orang yang pertama ia lihat saat bangun dari koma nya.

Sang suster langsung berlari keluar memanggil dokter meninggalkan Taehoon dan m/n yang ada di sana.

Grep

Taehoon langsung memeluk m/n yang masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, walaupun ia harus berhati hati juga saat memeluk sabeomnim nya itu.

"Hyung.... Hyung...." Taehoon memanggilnya dengan suara kecil.

M/n tahu ini bukan kebiasaan Taehoon sekali, tapi mau bagaimana pun juga Taehoon tidak ingin kehilangan siapa siapa lagi.

"... Hoon.... Tidak... Apa.. Apa" M/n mengangkat tangan nya yang sedang terkait dengan Infus dan mengusap rambut Taehoon.

Mereka sama sama diam, Taehoon masih memeluk nya dan ketika Dokter dan suster masuk dia langsung melepaskan pelukan itu dan membiarkan m/n di periksa labih lanjut.

-----------

Malam pun tiba lagi, di dalam kamar inap m/n kini sekarang sudah sepi pria berambut hitam legam itu juga terlihat menutup matanya untuk beristirahat.

Pintu perlahan di buka lalu di tutup lagi, dan pria yang sama kini muncul lagi sekarang. Pria misterius itu berdiri di tepi ranjang rumah sakit lalu tangan nya perlahan menjangkau m/n yang tengah terbaring dengan nyenyak nya.

Grep!

Sosok misterius itu terkejut mendapati tangan m/n yang memegang pergelangan tangan nya dengan lumayan kuat, saat itulah mata mereka berdua sama sama bertemu.

"Jinho Hyung rupanya, bikin kaget saja" Ucap m/n yang kemudian melepaskan tangan Jinho yang ia pegang.

"Kapan kau bangun m/n?" Tanya Jinho yang mengambil kursi dan duduk di sana dengan entang nya.

"Siang tadi, kata dokter juga aku tidak boleh banyak bergerak karena cedera di kedua Bahu ku Hyung" Ucap m/n yang kini mengambil posisi duduk di atas ranjang.

"Aku senang bisa melihat mu sudah membuka mata" Jinho tersenyum sambil menatap m/n yang ada di sana.

"Iya, begitu lah"

Dan percakapan malam itu masih berlanjut hingga m/n tak sengaja tertidur di atas ranjang rumah sakit itu, Dan Jinho membenarkan tubuh m/n agar benar benar terbaring lalu kemudian meninggalkan m/n seorang diri disana.

Ke esok kan pagi nya Hobin datang seorang diri ke ruang inap m/n dengan ekspresi yang tidak dapat di ungkapkan oleh kata kata.

"Ada apa? Kenapa wajah mu jelek begitu Hobin?" Tanya m/n yang bingung akan kedatangan Hobin.

"Hyung" Hobin melangkah dan kemudian berhenti tepat di samping m/n.

Sret!

"Ini dari Baek Seungjoon.... Tolong baca" Hobin mengeluarkan sebuah kertas yang terlihat ada noda darah kering di sana.

M/n menerimanya dan kemudian membacanya dalam diam.

___________________________________________

Ini aku Baek Seungjoon

Aku menulis nya sendiri, sejujurnya ini akan ku berikan kepadamu saat kau kembali mampir ke restoran ku. Tapi, setelah kejadian K-Star waktu itu... Itu menjadi terkahir kalinya kau datang ke sini (resto), itu membuat ku menyimpan kertas ini selalu di baju ku dengan harapan bisa aku bisa bertemu dengan mu lalu memberikan ini....

Ini sudah ku tulis sejak lama dan benar benar dari isi hati ku yang terdalam m/n, mungkin aku bukan tipikal orang yang mudah membuat mu nyaman.... Tapi, entah bagaimana aku merasakan sesuatu jika berada di dekat mu saat saat itu.

Ya.... Aku agak susah untuk mengatakan nya terlebih lagi untuk mu m/n....

M/n tolong baca ini baik baik.....

Aku mencintaimu bukan menyukai mu ataupun memuji mu melainkan, aku benar benar mencintai mu...

Walaupun, aku tahu.... Mungkin bukan aku saja yang mencintaimu, tapi aku harap kau mau menerima perasaan ku dan kita bisa memulai hubungan hahahah...

Oh ya m/n ngomong ngomong aku adalah pemilik akun BK-7 jangan terkejut ya...

_salam Baek Seungjoon_

___________________________________________

Bohong jika m/n tidak menangis, bohong jika dia tidak sedih.....

Seolah memori m/n berputar, memutar kembali beberapa momen kebersamaan nya dengan Baek Seungjoon.... Bagaimana ia pertama kali mencicipi makanan Jepang pertama nya, lalu kolaborasi mereka berdua.....

"Hobin... Di mana Seungjoon Hyung?" Tanya m/n yang kini menatap Hobin dengan air mata yang ada di matanya.

"..... Maaf m/n Hyung, Baek Seungjoon sudah..... " Hobin menggeleng dan m/n langsung mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu...

"Sebelum meninggal, Baek Seungjoon memberikan kertas itu..... Pada ku dan dia mengatakan "untuk kertas itu tolong berikan ke m/n dan sampaikan maaf ku kepadanya karena telah membuat nya kesakitan" Begitu sebelum dia benar-benar menutup matanya" Hobin bercerita sedikit pada m/n yang kini menangis dalam diam sambil memegang surat yang berada di tangan nya tersebut.

"Hobin.... Bisa kau rahasiakan ini dari yang lain?" Tanya m/n yang membuat Hobin diam sambil menatap m/n lalu kemudian ia mengangguk sebagai jawabannya.

TBC

How to fight x m. reader [HIATUS]Where stories live. Discover now