27 : : Little Dove

42 7 21
                                    

Selamat hari Sabtu 💗

"Kerjakan latihannya, anak-anak! Ibu beri waktu lima belas menit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kerjakan latihannya, anak-anak! Ibu beri waktu lima belas menit. Nanti kita periksa bersama-sama."

"Baik, Bu..."

Aku mengerjakan soal di papan dengan tenang. Suasana kelas menjadi lebih hening dari sebelumnya karena teman-temanku juga sibuk mengerjakan latihan soal.

Aku menghela napas sejenak. Bosan. Pandanganku beralih pada bangku Gema yang kosong. Dia tidak sekolah hari ini. Aku tidak tahu kenapa. Gema tidak ada kabar dan alpa. Tidak mengirimkan surat atau berpesan padaku dan yang lainnya. Dia bukan tipe anak pembolos, tapi entah kenapa dia tidak sekolah hari ini.

"San!" bisik seseorang dari samping.

Athar.

Aku menaikkan alis seolah bertanya, 'Apa?'.

"Minta nomor lima," bisiknya.

Tok. Tok. Tok.

Atensi kami teralih. Aku melihat Gema berdiri di depan pintu kelas, baru datang.

"Maaf, Bu. Saya terlambat," kata Gema.

Bu Guru beranjak dari mejanya dan mendekati Gema. "Habis dari mana kamu? Kamu tau ini jam berapa?! Mata pelajaran Ibu sebentar lagi akan selesai dan kamu baru datang?"

"Bu, maaf... Saya tidak akan mengulanginya," kata Gema pelan.

"Apa alasanmu datang terlambat?"

Gema diam dan menunduk.

"Jawab!!"

"Saya terlambat bangun," jawab Gema spontan.

Bu Guru melipat tangan. "Oohh bagus! Bagus sekali! Sana berdiri di lapangan! Jangan masuk kelas Ibu!"

Gema menghela napas panjang. Dia mengangguk. "Baik, Bu. Saya minta maaf. Lain kali tidak saya ulangi."

Gema mengangguk lagi dan berjalan menjauhi kelas, tepatnya menuju lapangan. Kasihan dia harus dihukum pada waktu matahari terik-teriknya.

Tapi tunggu sebentar!

Aneh! Gema terlambat karena bangun kesiangan? Terdengar mustahil. Aku sendiri tahu betapa rajinnya anak itu bangun pagi. Bahkan saat dia menginap di rumahku, Gema selalu bangun pagi bahkan sampai mendahului Nenekku yang biasanya masak subuh-subuh.

Hari ini dia terlambat karena bangun kesiangan?

Aku melihat Athar. Athar memberi kode isyarat padaku lewat bahasa mata. Ah, aku paham apa maksudnya.

Aku mengangguk.

Athar mengacungkan jempol sejenak lalu...

BRAKK!!

Athar berdiri sambil menggebrak meja dengan keras.

"Biasain aja lo, ya!" Athar menunjukku. Sontak pandangan semua orang langsung tertuju pada kami.

DHARSAN'S DIARYWhere stories live. Discover now