18 : : The Anniversary

48 7 13
                                    

Chapter anget nih...

"Gem! Ini tuh tanggal merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gem! Ini tuh tanggal merah. Kamu malah kerja." Athar menaruh tangan di tempat biasanya memesan, saat kondisi kafe sudah lebih sepi.

Gema hanya terkekeh. "Nggak apa. Daripada gabut?"

"Kemarin yang latih kamu bikin kopi siapa?" Kini Yunda yang bertanya.

"Ada tuh Mbaknya di dalem. Ramah banget," jawab Gema.

"Mbak Nisa namanya." Aku melanjutkan sambil ikut membantu Gema bekerja hari ini.

"Udah cantik, baik lagi," ujar Gema.

Athar tersenyum jahil melihat Gema. "Jangan oleng, Gem. Ini aku udah berjuang buat bikin Delia deket sama kamu lho."

"Mana ada!" balas Gema langsung. "Dia, kan, udah Mbak-Mbak! Dia udah tamat kuliah, aku masih kelas sebelas. Ya kali!"

Aku, Athar, dan Yunda tertawa. Tidak keras, tidak mengganggu pengunjung pula.

"Ann mana?" Gema cepat-cepat mengalihkan topik.

"Ann lagi les. Ambis, kan? Tanggal merah aja les private," jawab Yunda.

"Eh, Yun!" panggilku. "Ann ada cerita soal aku, nggak?"

"Dih! Ngarep banget kamu!" Yunda langsung tertawa. "Kamu naksir sama Ann?"

"Masa sih?" tanya Athar pada Yunda.

"Ish!" gerutuku. "Mana ada."

"Ah, yang beneer?" tanya Yunda.

Aku melihat Gema yang senyam-senyum sendiri. Tapi dia diam saja, tidak ingin membongkar rahasiaku.

"Gem! Bener nggak?" tanya Yunda.

"Apa?" tanya Gema.

"Itu! Dharsan suka Ann," sahut Yunda.

Aku ketar-ketir. Aku ingin memberi kode isyarat pada Gema, namun Gema tidak melirikku sama sekali.

Gema hanya mengangkat bahu. "Nggak tahu."

Huuuhhh, aman.

Jantungku mencelos lega seketika.

"Kalian sok tahu," ujarku begitu saja.

"Heleh. Trus kamu kenapa perhatian banget sama Ann?" tanya Athar.

"Ya ... karena dia sahabatku." Aku mengelak.

"Trus kenapa kamu dari waktu ini nanyain apa Ann ada ngobrolin kamu atau nggak?" tanya Yunda.

"Ya aneh aja. Kemarin pas aku sapa, Ann marah banget keliatannya," jawabku terang-terangan.

Alis Yunda naik. "Why?"

"Nggak tau. Makanya aku nanya," ujarku. "Dia ada gibahin aku nggak?"

Yunda menggeleng. "Nggak. Tapi dia emang bad mood sih akhir-akhir ini. Nggak tau kenapa. Kayaknya bukan kamu penyebabnya."

DHARSAN'S DIARYWhere stories live. Discover now