19 : : Cinema

33 6 6
                                    

Maaf aku lambat update, lupa hari 😭😂
Oke-oke, aku update 2 chapters hari ini 🧚‍♀️

Maaf aku lambat update, lupa hari 😭😂Oke-oke, aku update 2 chapters hari ini 🧚‍♀️

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Nonton yuk, San! Ke bioskop. Ada film drama-komedi, katanya bagus." Athar berjalan bersamaku keluar dari kelas.

"Aku gas aja. Kapan?" tanyaku.

"Kamu kapan senggang? Soalnya kamu yang sering sibuk. Maunya ngajak yang lain juga."

"Nanti bisa kok aku," jawabku. "Hari ini aku free."

"Yok, sana! Cari Yunda sama Ann." Athar mengajakku ke tempat duduk di dekat pohon besar sekolah. Di sana ada Yunda dan Annalise yang sedang membaca buku.

Ini sudah dua hari. Apakah Annalise masih marah dan bad mood?

"Hai!" sapaku ke mereka.

"Hai!" sapa Yunda balik.

Annalise mengukir senyum, "Hai."

Ah, syukurlah!

Dia tampaknya tidak marah. Benar kata Gema. Setelah dua hari, Annalise akan kembali seperti semula. Dia tidak marah lagi menurutku.

"Nanti nonton ke bioskop, yuk!" ajak Athar. "Nonton drama-komedi."

"Oh ayo!" Yunda bersemangat.

Annalise tersenyum manis dan mengangguk. "Aku ikut."

Aku menepuk tanganku sekali. "Pas! Berarti semua bisa hari ini, ya?"

"Aman!"

"Bisa."

"Oke! Nanti sekitaran jam 4 sore kumpul di taman kota dulu. Trus bareng-bareng ke bioskop," ujar Athar.

"Gema di mana?" tanya Annalise. "Dia nggak diajak?"

"Oh iya!" Athar memegang kepala. "Lupa! Mana tuh anak?"

"Nggak tau." Aku menggeleng.

"Eh itu!" Yunda menunjuk.

Atensi kami langsung beralih. Tak jauh dari kami, di sebuah bangku, Gema duduk bersama Delia dengan peralatan elektro di meja itu.

Athar menutup mulut kaget, sama halnya denganku. Terkejut melihat Gema yang sangat dekat dengan Delia. Benar-benar sangat dekat! Entah bagaimana itu bisa terjadi. Mereka baru kenalan dua hari yang lalu!

Lihatlah! Saking akrabnya, bahkan Gema duduk berdampingan sangat dekat dengan Delia sambil mengajari gadis itu mengenai teknik elektro karena mereka satu ekstrakulikuler.

"Oh-my-God!" kata Athar.

"Wow!" ujarku. "Kapan mereka sedeket itu?"

"Nggak tau, San." Athar menggeleng.

"Itu Delia?" tanya Yunda. "Sama Gema?"

"Eh ayo! Ayo! Samperin!" Athar berseru mengajak kami mendekati mereka. "Ada new couple! Huaaa!!"

DHARSAN'S DIARYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt