Bagian 12

700 119 5
                                    


Acara yang dipimpin oleh Arjuna berhasil berjalan sesuai rencana. Kegiatannya berakhir meriah begitupun makanan yang dibuat oleh setiap standnya terjual habis. Juna senang, tentu saja.

"Jun, habis ini evaluasi ya," kata Adit.

Juna yang tengah memperhatikan sebagian siswa yang sedang membereskan standnya menoleh saat mendengar suara yang sangat ia kenal.

"Iya, Kak Adit."

"Oh ya Jun, tadi tuh yang waktu ngobrol sama kamu pas lagi acara maskot siapa?" tanya Adit.

"Hah? Yang kapan, Kak?"

"Yang sama temen-temennya."

Kening Juna mengernyit, mencoba mencari tahu siapa yang dimaksud oleh kakak kelasnya itu.

"Orang yang pake almet, Jun."

Juna membulatkan matanya saat tahu siapa yang dimaksud oleh Adit, ternyata kakaknya yang paling tua. "Oh itu Kakak aku, Kak."

"Oh okey. Ayo eval dulu," ajak Adit.

Juna mengangguk lalu mengikuti Adit yang sudah jalan terlebih dahulu dan begitu sampai di kelas yang dijadikan ruang panitia sudah terkumpul banyak orang. Tanpa menunggu lama lagi, Juna segera memulai evaluasinya sebagai ketua acara ia membuka acara evaluasi tersebut dan mengucapkan beberapa patah kata sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih atas kerja keras dan keberhasilannya.

"Terima kasih buat Kak Adit yang udah mempercayai aku buat jadi ketua pelaksana di acara bazar ini. Terima kasih juga buat semua temen-temen untuk kerja kerasnya sampai acara ini selesai. Aku ucapin terima kasih sebanyak-banyaknyaa ya," ucap Juna sebagai penutup.

Begitu Juna kembali duduk, evaluasi kembali dilanjutkan hingga menghabiskan beberapa menit ke depan. Setelah selesai, semua panitia sudah dibubarkan dan di kelas itu hanya tersisa Juna seorang.

"Juna."

Juna terkejut bukan main usai menutup pintu ada seorang perempuan yang membuatnya kaget karena memanggil dirinya. "Kaget ih, kirain siapa."

Perempuan dengan dandanan ala orang India itu tersenyum sangat manis membuat Juna hampir saja tidak mengedipkan matanya. Sorai-perempuan itu berdiri dengan tangan yang memegang beberapa barang di tangannya.

"Kenapa Rai?" tanya Juna.

"Ummm gini, kamu pulang sama siapa?"

"Dijemput Kakak aku kayaknya, kenapa emangnya?"

Sorai terlihat ragu untuk berkata, namun ia memberanikan dirinya. "Aku ikut nebeng sampai minimarket yang di belokan itu boleh enggak, Jun? Aku nggak ada yang jemput, ponselku mati, temenku udah pada pulang semua, dan yang aku kenal di sini cuman kamu doang," ucapnya panjang lebar.

"A-ah boleh-boleh."

Katakan Juna lebay, tapi sungguh jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya sekarang. Meski begitu, kaki jenjangnya mulai melangkah beriringan dengan Sorai di sebelahnya. Sedangkan tangannya bergerak menghubungi kakaknya untuk minta dijemput.

"Dijemput Kak Jaffin."

"Ah, Kak Jaffin?"

Juna mengangguk mengiyakan. "Iya, kamu kenal? Waktu itu aku lihat waktu di ruang musik."

"Kenal, dia kan ketua eskul musik."

"Kamu ikut eskul musik?" tanya Juna.

Sorai mengangguk hingga anting-anting panjangnya bergoyang. "Iya, aku ikut eskul musik karena ya suka musik."

"Oh yaa? Kirain aku kamu tipikal anak yang bakal ikutan eskul paduan suara gitu."

"Suka nyanyi juga sih sebenernya. Cuman lebih enjoy di bidang alat musiknya, makannya ikut eskul musik bukan eskul paduan suara."

Happy Birth(die) • Yang Jungwon [End]Where stories live. Discover now