Bagian 1

2.1K 256 5
                                    


Liburan tahun baru memang menjadi liburan yang selalu ditunggu-tunggu, ah tidak, tiap kali liburan itu pasti selalu ditunggu. Tapi, saat ini liburan tahun baru menjadi hal yang paling dinanti oleh sederet orang-orang ini.

"Kak Mareta kok belum libur sih?" tanya seseorang yang duduk lesehan di karpet.

Mareta Dewantara, si pemilik nama yang tengah duduk di sofa itu menghela nafas lelah. "Kan Kakak masih UAS pas tahun baru tuh," jawabnya.

Arsen Dewantara si penanya berdecak mendengar jawaban kakaknya. "Berarti liburan nggak jadi dong?" tanyanya kesal.

"Iya enggak, Sen," jawab adik bungsunya, Narendra atau yang kerap dipanggil Naren.

"Lagian nggak lama kok, cuman seminggu. Kan seminggunya udah di minggu sekarang," kata Mareta berusaha menjelaskan.

"Bener?"

"Iya Arsen."

Tiga orang datang dari arah pintu dengan pakaian seragamnya. "Ada apanih?" tanya seseorang yang membawa laptop di tentengannya, Jeremi.

"Biasa, liburan."

"Oh nggak jadi?" Kali ini, Jaffin yang bertanya, si kakak tertua kedua setelah Mareta.

"Jadi, cuman nggak langsung pas tahun barunya."

Jaffin mengangguk saja lalu berpamitan ke kamarnya diikuti oleh Jeremi. Sedangkan yang satunya, si atlet ice skating Satria ikut duduk di sofa sebelah kiri.

"Ihhh bau keringet," keluh Naren yang kini duduk diapit oleh kedua kakaknya.

"Mana ada bau!"

"Latihan lagi?" tanya Mareta saat melihat adik ketiganya berkeringat.

Satria mengangguk seraya mengipasi dirinya menggunakan kaos yang dipakainya. "Iya, cuman tadi pas pulang main bola dulu sama Jaffin dan Jerem."

"Iya udah diem dulu, jangan mandi dulu."

"Iya, Kak."

Arsen kembali sibuk dengan ponselnya, ia tengah melihat-lihat tempat cantik yang akan dikunjunginya nanti saat liburan. Naren memilih ke kamar begitu pun dengan Satria yang katanya ingin mandi. Mareta diam, menunggu satu adiknya yang belum pulang.

"Juna pulang."

Panjang umur, orang yang baru saja Mareta pikirkan datang. "Kok telat juga?" tanyanya pada Arjuna, adik kelimanya.

"Rapat OSIS dulu, Kak," jawab Juna.

Juna mendudukkan dirinya di sofa yang tadi diduduki Naren. Ia memejamkan matanya karena merasa lelah, ditambah dengan cuaca yang begitu panas.

"Mandi dulu sana," titah Mareta.

"Ntar ah, mau makan dulu," ucap Juna seraya bangkit lagi. "Ada ayam bakar nggak, Kak?" tanyanya.

"Ada, itu tinggal buat kamu. Makan aja."

"Okey."

Setelah itu Mareta pergi ke kamar begitu pun dengan Arsen yang berlari mendahului kakaknya. Tersisa Juna seorang yang tengah duduk di meja makan dan memakan ayam bakar buatan Mareta yang menjadi favoritnya.

Sedikit perkenalan, Arjuna Dewantara merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Kalau di Sunda, Arjuna itu dijuluki sebagai anak pangais bungsu yang artinya anak sebelum anak bungsu. Saat ini dirinya berada di jenjang sekolah menengah atas kelas sebelas, satu angkatan dengan Arsen, kakaknya. Karena Juna memiliki kepintaran di atas rata-rata, ia mengikuti kelas akselerasi sehingga bisa satu angkatan dengan Arsen.

Happy Birth(die) • Yang Jungwon [End]Where stories live. Discover now