Bagian 10

941 154 1
                                    


Waktu liburan telah usai, itu tandanya sekolah kembali berjalan. Kembali ke rutinitas setiap harinya, Juna mulai disibukkan lagi dengan urusan OSIS. Juna lupa sudah memberi tahu atau belum, tapi ketosnya yang semester kemarin ulang tahun itu mulai melimpahkan kembali tanggung jawabnya pada dia.

Adit itu jangan percaya dengan tampang dan ucapannya, semuanya hanya kebohongan belaka. Seperti saat ini, Juna baru saja sampai di ruang OSIS atau biasa disebut sekre untuk kumpul harian. Tapi, Adit dengan kurang ajarnya langsung menyuruh Juna memimpin kumpulan.

"Kok aku, Kak?" tanya Juna, bingung.

Adit mengibaskan tangannya. "Udah-udah sana cepet," titahnya.

Mau tak mau, Juna menuruti perintah Adit dan mulai memimpin kumpulan rutin. Bahasan kali ini perihal kegiatan yang akan dilaksanakan setahun sekali, yap bazar awal semester. Jika biasanya kegiatan bazar akan diadakan di akhir semester, maka berbeda dengan sekolah Juna yang justru bazar tersebut diadakan awal semester dan di awal tahun.

"Oh iya, pemilihan panitia nanti mau gimana? Nggak semuanya kan, soalnya masih ada proker lain yang harus dikerjain. Kalau tahun kemarin tuh ada perwakilan dari tiap kelas ya buat jadi panitia?" tanya Juna.

Seseorang mengangguk. "Iya, Jun. Tiap kelas dua orang. Sebenernya itu buat gampang ngekoordinasiinnya kalau ada perwakilan tiap kelas."

Juna mengangguk seraya mencatat di buku catatannya. "Masuk nilai juga kan ya. Jadi usahain nanti pemilihan panitia inti dari OSIS harus yang bener-bener ya, jangan cuman main-main doang."

"Siap, Juna."

Di saat Juna dengan serius memimpin kumpulan rutin, Adit justru tengah bersantai di pojok ruangan seraya bermain ponsel dengan sebatang rokok di tangannya. Tidak apa-apa, toh ia percaya pada Juna, pikirnya.

"Kak, aku pulang duluan ya. Buat pemilihan panitia ini sama Kakak aja," kata Juna tiba-tiba.

Adit mendongkak. "Oh udah kumpulannya?" tanyanya.

"Iya udah, Kak. Jangan lupa ya, aku pamit pulang duluan."

Tanpa menunggu balasan dari sang ketos, Juna berjalan keluar dari ruangan. Ia memiliki janji akan jalan bersama kedua sahabatnya, karena liburan kemarin Juna benar-benar menghabiskan waktunya bersama keenam saudaranya.

"Harsa! Jehan!" teriak Juna saat melihat dua sahabatnya duduk di koridor kelas.

Keduanya menoleh kemudian melambaikan tangannya, memberikan isyarat kepada Juna untuk menghampirinya.

"Udah lama?"

"Enggak, tadi kita kumpul eskulnya lumayan lama," kata Harsa.

Juna mengangguk, mereka memang memiliki kumpulan sepulang sekolah. Juna dengan kumpulan rutin OSIS dan Harsa, Jehan dengan kumpulan eskulnya.

"Ya udah ayo jalan sekarang," ajak Jehan.

"Mau kemana?" tanya Juna.

Harsa berpikir sebentar. "Timezone ajalah, pengen karaokean gue," katanya.

"Ya udah ayo."

Ketiganya mulai berjalan meninggalkan koridor kelas menuju gerbang, tapi langkahnya mendadak terhenti karena Juna. "Bentar, lupa belum bilang ke Kakak," ucapnya.

"Kak siapa?" tanya Jehan.

"Kak Jaffin." Juna melirik jam tangannya. "Bentar ya, aku samperin dulu Kakak ke ruang musik."

Jaffin pasti masih sibuk dengan eskul musiknya, jadi Juna memilih untuk menemui langsung kakaknya. Ia berlari menuju ruangan musik yang berada di dekat kamar mandi. Begitu sampai, baru saja ia akan mengetuk pintu, seseorang terlebih dahulu membukanya.

Happy Birth(die) • Yang Jungwon [End]Where stories live. Discover now