Part 35 - Soda Atau Permen Kapas?

393 61 0
                                    

Kirana dan Ellena kini menghabiskan waktu di kantin, setelah mendapatkan pengumuman tentang kapan mereka akan melaksanakan upacara kelulusan. Rasanya baru kemarin ia menginjakkan kaki di SHS, tapi sekarang sudah lulus saja.

"Mau pesen apa?" tanya Ellena.

"Kayak biasa, sama soda juga, ya!"

"Okay."

Kirana menunggu Ellena sambil bermain ponsel, namun tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk. Kirana mengernyitkan dahi heran, yang punya nomornya adalah orang-orang tertentu saja. Lantas yang mengirimnya pesan ini siapa?

Unknown
[Jaga diri baik-baik.]
[Jaga pola makan, kamu gak boleh setres apalagi kelelahan.]

Sekarang Kirana tahu siapa pelaku pengirim pesan, ia segera menyimpan nomor tersebut.

[Iya.]

D.Bagaskara
[Udah makan? Mau aku pesenin makanan?]

[Gak perlu, gue udah di kantin sama Ell.]

D.Bagaskara
[Oh, tunggu bentar, ya.]

Kirana bingung, apa yang ditunggu? Karena tak ada balasan dari Derran, ia meletakkan ponselnya. Dan tak lama Ellena datang sambil membawa pesanannya, ia tadi sudah bercerita tentang keputusannya pada Ellena. Respon Ellena selalu baik, gadis itu senang tentu saja.

"Ini, makan yang banyak, bumil. He-he," ledek Ellena.

Kirana menatap datar ke arah Ellena. "Gak akan gue bayarin!"

"Eh, jangan dong! Maaf, deh!" Ellena meminta maaf, ia sudah memesan banyak makanan karena ditraktir Kirana. Tidak lucu jika nanti malah ia yang akhirnya membayar, ia tak punya uang, karena Bos nya belum memberikan gaji bulan ini. Yah, Ellena berkerja paruh waktu di restoran kecil.

Kirana ingin megambil soda yang tadi ia pesan, tapi sebuah tangan merebutnya. Sontak ia menoleh. "Lo?"

Derran, cowok itu memandang soda di tangan kanannya. "Kamu lagi hamil, Ran."

"Tapi gue pengen minum sodaaa!" Kirana merengek bak anak kecil.

"Kasihan tahu, Der!" celetuk Leon yang baru saja datang, Ellena juga setuju dengan hal itu.

"Dia lagi ngidam minum soda." Malvin datang bersama Arjuna, langsung mengambil tempat duduk di samping Ellena.

Tapi sepertinya Derran tak mempedulikan kata-kata temannya, atau bahkan rengekan Kirana. "Gak! Lihat, di sini udah diberi peringatan kalo gak boleh dikonsumsi untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Biar aku yang minum, kamu tunggu di sini!"

Tanpa persetujuan Kirana, Derran meminum soda yang tadi ia pesan. Ia kesal dengan tingkah Derran.

"Tapi ada benarnya juga kata dia, Ran. Udahlah, dengerin Derran sekali-kali!" setuju Arjuna. Sepertinya hanya cowok itu yang setuju dengan Derran.

Tak!

Derran meletakkan satu kaleng susu di meja, "minum itu aja, lebih sehat!" Namun karena terlalu kesal, Kirana malah pergi dari tempat mereka.

"Ran!" Panggil Derandra.

"Kejar! Dia marah, tuh!" saran Malvin, dengan segera Derran berlari mengikuti Kirana. Tak lupa membawa susu yang tadi ia beli.

"Ran, tunggu!" Derran mencekal lengan Kirana, mereka tengah berada di depan laboratorium anak IPA. Di sini cukup sepi, jadi aman jika mereka berdua di sini.

"Apa, sih!" Kirana menghempaskan tangan Derran.

"Kamu marah?"

"Gak!"

Kirana masih tetap ingin melanjutkan langkahnya, tapi ia kembali ditahan oleh Derran. "Maaf, deh. Itu juga buat kebaikan kamu dan ... Anak kita," cicit Derran di akhir kata.

"Iya kebaikan, tapi lo ngelarang gue buat minum apa yang gue suka, Derandra!" Emosi Kirana sedang naik turun, ia tadi pagi saja marah-marah tak jelas pada tanaman di balkonnya karena menghalangi pemandangan. Matanya berkaca-kaca, ia persis seperti anak kecil sekarang.

"Ya udah, kamu mau apa? Aku turutin, asal kamu maafin aku, okay!"

"Soda."

"Yang lain."

"Mau sodaaaa," rengeknya.

"Permen kapas mau gak?" Sebuah tawaran yang cemerlang. setahu Derran, Kirana sangat suka permen kapas. Bukan sulap bukan sihir, Kirana kini mengerjap polos ke arah Derran.

"Mau," jawab Kirana. Derran tersenyum gemas. "Nanti aku ke rumah kamu, kita sekalian beli permen kapas. Mau beli yang lain juga boleh."

"Okaayy," ucap Kirana setengah memekik senang. Jadi, semudah itu membuat Kirana bahagia?

I'm Sorry | Completed [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang