Part 13 - Ketakutan Kirana

510 73 34
                                    



Ketika sosok Rendy sudah berada di depan pintu, tepat pada saat itu juga tubuh Kirana kembali menegang. Ditambah Yurika yang setia berjalan di belakang Rendy, yang dapat Kirana lihat, di mata Rendy terdapat kilatan amarah. Maksudnya kenapa pria itu marah? Padahal sudah jelas-jelas anaknya kini tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Kenapa kamu bisa ada di sini, Kiran?" Nada bicara Rendy kini cukup membuat bulu kuduk Malvin dan Ellena berdiri.

Ellena dan Malvin saling bertatapan, sedangkan Kirana semakin erat menggenggam tangan Ellena. Ketika arah mata Rendy tertuju pada Ellena, gadis itu dibuat gugup bukan main.

"Bisa dijelaskan, Ell?"

"Ah, itu ..." Ellena menggantung perkataannya.

"Kiran tadi keserempet mobil," jawab Kiran, Ellena terkejut karena Kirana yang menjawab. Namun dari gerak-gerik serta tatapan mata Kirana, Ellena tahu jika sahabatnya itu tengah mati-matian menahan diri agar tidak terlihat lemah di mata orang tuanya.

"Tapi tidak menghubungi Ayah? Kamu pikir, kamu sekuat apa Kiran?" Sepertinya amarah Rendy belum juga reda, lantas Yurika menepuk bahu Rendy.

"Tahanlah amarahmu, lihat anak kita! Dia sedang sakit."

"Tapi dia tidak berhak mengabaikan panggilan dari ayahnya, bukan? Itu sangat tidak sopan. Bagaimana dia bisa jadi pebisnis sukses jika kesopanan pada orang tua saja tidak ada!"

Malvin menatap Kirana yang masih diam, tatapan matanya kosong. Malvin tidak tega melihat perdebatan ini, ini adalah yang ke tiga kalinya Malvin melihat Kirana yang dimarahi orang tuanya. Yang pertama, saat Malvin hendak mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah, pada saat itu lah ia melihat sosok Kirana yang ditampar oleh Rendy. Karena rasa penasaran Malvin cukup tinggi, cowok itu nekat untuk menguping perdebatan Ayah dan Anak tersebut. Yang Malvin tangkap setelahnya adalah, Rendy marah sebab nilai Kirana anjlok setelah kedapatan mengikuti les ballet di luar jam sekolah.

Setelah kejadian itu, Malvin kembali mendapati Kirana yang tengah dimarahi oleh Yurika di depan rumah gadis itu. Pada waktu itu, Malvin tidak sengaja mengantar pesanan bunga dari toko sang Ibu di rumah tentangga Kiran. Ketika itu Malvin ingin pulang, namun dia dikejutkan dengan suara khas orang marah dari dalam rumah Kiran. Suara samar-samar namun masih bisa terdengar, dan pada akhirnya, yang dapat Malvin simpulkan yaitu, Kirana tengah dimarahi Yurika karena kalah dalam olimpiade matematika tingkat nasional.

Untuk yang ke tiga kalinya, Malvin melihat kembali dengan mata kepalanya sendiri, Kirana yang tengah dimarahi oleh orangtuanya padahal Kirana sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Mohon maaf sebelumnya, ini rumah sakit. Jadi saya harap Om dan Tante bisa menjaga ketertiban di sini." Malvin akhirnya angkat bicara.

"Siapa kamu? Berani sekali atur-atur saya!" Namun sayang sekali, nyatanya Rendy menanggapi niat baik Malvin dengan kepala panas.

"Saya teman Kirana, dan saya tidak berniat untuk mengatur, Om. Hanya saja, tolong patuhi peraturan!" pinta Malvin.

Rendy mendengus, kemudian pria itu mengamati isi ruangan Kirana. "Ayah akan memindahkan kamu ke ruang VIP, tempat ini kecil dan panas. Tidak cocok denga orang seperti kamu."

Perkataan Rendy yang bisa dibilang sombong itu berhasil membuat Malvin geram. "Silahkan keluar jika sudah tidak berkepentingan, anda adalah Ayah Kirana, tapi sikap anda sama sekali tidak mencerminkan sosok Ayah."

Rendy kali ini dibuat naik pitam, pria itu hampir melayangkan tinju di wajah Malvin jika Yurika tidak menahannya.

"Sudah-sudah! Mas, ayo keluar dulu!" ajak Yurika.

"Ellena, jaga Kirana sebentar sebelum dia dipindahkan! titah Yurika, sepertinya wanita itu juga sama seperti Rendy, bahkan Yurika sama sekali tidak menatap Malvin.

Ellena mengangguk. "Baik, Tante."

Setelah kepergian ke dua orang tua Kirana, pada saat itu lah Ellena dengan erat memeluk sahabatnya. "Kalo lo gak kuat, lo boleh nyerah, Ran. Manusia gak ada yang sempurna, lakuin apa yang lo mau! Kita hidup bukan buat menuhin ekspektasi orang-orang, tapi buat diri kita sendiri!"

I'm Sorry | Completed [✓]Where stories live. Discover now