Part 2 - Tentang Dia

808 122 34
                                    

Derandra Bagaskara. biasa dipanggil Derran, orang-orang menganggap jika cowok itu adalah definisi dari kata diam-diam menghanyutkan.

Setiap di kelas cowok itu lebih sering diam dan tidur, bahkan ketika para guru menjelaskan tentang materi pelajaran. Bahkan banyak guru yang memang sudah menyerah memberitahu atau bahkan menegur cowok itu.

Seperti sekarang, Derran sedang sibuk bermain game online di ponselnya, bahkan teman-temannya yang lain tengah sibuk berdiskusi untuk tugas dari Pak Damar.

"Der, lo sampai kapan mau main game mulu? Diskusi itu kerja bareng, Der!" Salah satu teman sekelompok Derran akhirnya mengutarakan isi hatinya.

Derran menatap datar teman sekelompoknya, sebelum ia sadar jika ia tengah berada dalam satu kelompok diskusi dengan gadis yang selama ini ia benci, Kirana Anastasya. Beberapa detik Derran menatap gadis itu, namun Kirana hanya menundukkan kepalanya.

"Gue yang presentasi." jawab Derran dengan santai, sembari melanjutkan acara bermain gamenya.

Setelah mendapat jawaban dari Derran, teman-temannya tersenyum samar, cukup lega jika Derran setuju untuk presentasi. Bahkan tanpa paksaan sedikitpun.

Jujur saja, Derran adalah anak yang cerdas, cowok itu juga sering mengikuti perlombaan seperti futsal, basket, atau bahkan band.

Derran cukup terkenal dikalangan sekolah karena memang mempunyai paras yang tampan walaupun sedikit sombong, terlepas dari sifat urakan dan susah diatur cowok itu.

"Der, ini udah selesai, nanti tinggal presentasi aja!" Dimas, cowok berkacamata yang terkenal perfeksionis itu tengah menyodorkan beberapa lembar kertas.

"Nanti kalau ada yang kurang paham tanya aja sama Kirana!" imbuhnya.

"Hmm." Namun sepertinya Derran seperti tak berminat sama sekali, membalas dengan gumaman atas ucapan Dimas.

Berbeda dengan Kirana, gadis itu mati-matian menahan agar jantungnya tak berdetak kencang ketika berdekatan dengan Derran, kata siapa jika gadis seperti Kirana tak bisa jatuh cinta? Tentu saja ia bisa, seperti apa yang terjadi sekarang.

Menurut Kirana, diam-diam menyukai seorang Derandra sepertinya adalah sebuah bencana, apalagi ketika Kirana sadar jika seorang Derandra sama sekali tidak menyukainya. Bahkan disaat semua orang berlomba-lomba mencari perhatian Kirana, maka Derran tidak akan pernah ada dalam jajaran orang-orang tersebut.

Kirana tahu, dan Kirana mengerti jika Derran sangat membencinya. Hal ini bisa terjadi karena kejadian beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu mereka masih menjadi teman di bangku SMP. Benar, mereka dulunya adalah teman SMP.

"Baik anak-anak, waktunya mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok masing-masing, saya harap kalian menjadi lebih kompak dan kompetitif setelah acara diskusi tadi." Pak Damar yang baru saja masuk ke dalam kelas itu memberi instruksi.

"Dari kelompok satu, silahkan maju!" titah Pak Damar.

Setelah kelompok pertama menyelesaikan presentasi mereka, sekarang adalah waktunya kelompok dua, dimana kelompok itu diisi oleh Kirana, Derran, Dimas, dan Ocha.

Derran dengan percaya diri membacakan hasil diskusi kelompoknya, bahkan sepertinya Derran tidak membaca, ketika cowok itu dengan lancar mengetahui apa bahasan yang tertuang dalam hasil diskusi mereka tadi. Cukup Kirana tahu, sepertinya saat diskusi tadi Derran diam-diam mendengarkan dan menyaring apa yang tadi mereka bahas bersama.

Tanpa sadar Kirana tersenyum, manik matanya selalu mengisyaratkan kekaguman gadis itu terhadap Derran. Namun sepertinya senyum itu tak bertahan lama ketika Derran dengan sengaja mengunci tatapannya pada Kirana.

"Tidak. Jangan tatap aku seperti itu!" Batin Kirana.

****

"Hallo semuanya, gue disini cuma mau ngasih tahu ke kalian buat datang ke acara pesta ulangtahun gue besok yaa! Undangan udah gue taruh di meja kalian masing-masing, jangan lupa datang!!"

Gadis berbando pink dengan dandanan nyentrik itu tengah memberi pengumuman kepada teman-temannya agar menghadiri acara ulangtahunnya. Yang lain tampak bersemangat, namun Kirana tidak. Gadis itu selalu menghindar ketika diajak ketempat ramai.

"Buat Kirana, gue gak mau tahu lo pokoknya harus datang! Kalau enggak gue bakal marah sama lo." ancam Friska, benar gadis berbando pink tadi adalah Friska. Mereka pernah ikut olimpiade kimia bersama, jadi mereka cukup akrab.

"Gue usahakan ya, Fris." Jawab Kirana seadanya.

"Okey, eh bentar deh, Derran kemana? gue juga ngajak dia loh." Friska bertanya-tanya dimana perginya Derran.

Teman-teman yang lain juga baru menyadari jika Derran tidak ada di dalam kelas, Kirana spontan menoleh ke arah bangku paling pojok dekat jendela, benar tidak ada Derran disana. Namun Kirana masih dapat melihat jika hoodie cowok itu beserta tetek bengeknya masih berada di tempatnya.

'brak'

"Gawat!!" Seorang siswa dengan pakaian acak-acakan tiba-tiba datang sambil menggebrak pintu kelas.

"Ada apa?"

"Derran. Dia lagi berantem sama kelas sebelah, di keroyok abis-abisan!" Sebuah informasi yang mengejutkan bukan?



I'm Sorry | Completed [✓]Where stories live. Discover now