Chapter 33

774 116 13
                                    

Rombongan Arthur dan Lucion melewati portal, dan tidak cukup satu menit mereka semua sudah sampai didepan gerbang masuk ibukota.

"Ini ibukota?" Gumam Arthur melihat gerbang besar disana. Arthur dan saudara-saudaranya belum pernah menginjak ibukota sebelumnya, mereka juga terakhir kali menghadiri pesta adalah saat pesta Adam Linmel. Setelah itu Asgar selaku ayah mereka mulai melarang mereka keluar, dan harus menyelesaikan pendidikan mereka.

Tok...tok...tok

Neta dengan cepat membuka pintu kereta, disana ada Lucion yang langsung naik tanpa banyak bicara.

"Kukira kakak akan terus menunggang kuda, kenapa kemari?" Tanya Arthur bingung. Dilihatnya Lucion yang sudah duduk ditempat Neta tadi, Neta sendiri sudah turun dan pergi ke kereta lain.

"Diluar berisik," jawab Lucion.

Setelah Cassion sebagai ketua pengawal mengkonfirmasi indentitas mereka, rombongan mereka mulai bergerak.

Semua orang yang melihat kereta dengan lambang keluarga Traxeus langsung memberikan mereka jalan, mereka bahkan menatap kereta itu penuh penasaran.

"Siapa yang ada didalam kereta?"

"Apa itu grand duke?"

"Tidak mungkin, lihat! Banyak pengawal dan kereta lain mengikutinya."

"Lalu siapa?"

"Apa para tuan muda?"

"Kurasa kau benar."

Dan masih banyak bisik-bisik lagi yang ada, Arthur melihat semuanya dari dalam kereta dengan seksama.

"Lalu tujuan kita sekarang kemana?" Tanya Arthur pada Lucion yang nampak butuh sekali tidur. Ia tahu kakaknya punya masalah dengan insomnia, dan pasti banyak yang tengah kakaknya pikir.

"Kau pergilah ke Villa, kakak akan langsung menuju istana," jawab Lucion tanoa membuka mata.

"Kenapa?"

"Kau butuh istirahat, sudah jangan membantah," ujar Lucion tegas.

"Tapi kakak juga butuh istirahat, lebih butuh dibanding aku," balas Arthur tak mau kalah.

"Tidak, kakak bilang tidak ya tidak," putus Lucion final.

Kereta itu hening tanpa satupun yang membuka suara, hingga akhirnya mereka sampai di Villa milik kelaurga mereka yang ada di ibukota.

Para pelayan berjejer rapi menanti kedatangan tuan mereka, ada butler yang berdiri didepan diantara semuanya, "Kakak tidak akan lama," pesan Lucion karna Arthur menatapnya lama sekali.

Setelah Arthur turun, pintu kereta pun ditutup dan tanpa banyak bicara  kereta itu melesat dengan sebagian rombongannya menuju arah istana.

-Kakak mu benar-benar keras kepala.

-'Benarkan? Aku juga berpikir begitu.'

"Selamat datang di ibukota tuan muda, saya Stein kepala pelayan disini," salam Stein pria paruh baya yang nampak masih sangat bugar diusia senjanya.

Arthur tersenyum sebagai balasan tanpa ingin menjawab, perasaannya langsung anjlok sejak tadi. Tanpa mempeduliksn Stein ia langsung berjalan masuk kearah Villa di ikuti enam pelayan yang ia bawa dari rumah, termasuk Neta.

"Bawa barang-barang kakak kemarnya, aku ingin istirahat selagi menunggu kakak pulang," pesan Arthur.

Neta mengantarkan Arthur menuju kamarnya, yang ada di lantai atas.
Setelah berjalan melewati tangga dan beberapa belokan akhirnya mereka sampai, hanya Neta yang diperbolehkan masuk mengikuti Arthur dikamar.

Our Papa Is A Grand Duke!Where stories live. Discover now