Chapter 40

2 0 0
                                    

"Permisi, Tante, Rey ... , itu Ansabella dan Raksa sudah ada di depan," ucap Najwa tiba-tiba.

Robot AI Mama Ririn dan Rey lantas menoleh ke arah Najwa. Mata robot itu langsung terlihat berpendar merah redup dan Rey mencoba untuk menguatkan diri.

"Untuk apa mereka datang ke sini, Rey? Bukankah permasalahan kamu sudah selesai?" tanya robot itu.

Rey menoleh ke arah robot itu dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Maaf, Mah ... , tapi hidup Mamah harus berakhir sampai di sini. Mereka datang ke sini buat ngambil Mamah."

Mata Robot AI itu berpendar merah terang. "Rey, kamu nggak bisa gitu aja buat nyerahin aku pada mereka. Apa mereka punya hak atas tubuh ini? Rey, papah kamu yang dulu buat Kevin, dia yang buat Bella, juga yang bekerja sama dengan pihak Hanson Robotics agar dapat nyiptain Sepasang Robot AI baru untuk njaga kamu. Di luar sana kehidupan lebih keras daripada yang dibayangkan seseorang dan kami berdua tercipta untuk kamu, Rey.

"Sejak kesalahan teknis dari Kevin yang udah bawa Raksa dan Syam, Brasdan dan Ririn terkena MadCow-30, lalu sejak itu kehidupan keluargamu hancur. Brasdan nyiptain kami buat gantiin mereka, tapi sekarang aku harus pergi bersama mereka?"

Rey menatap robot itu dengan mata yang mulai memanas. Sungguh, hari ini dia benar-benar tak kuat ketika melihat sosok robot yang selama ini sudah merawatnya.

"Kamu harus ikut kami, AI Ririn. Kalau kamu ikut kami, kehidupan yang ada di sini akan normal kembali. Aku datang ke sini untuk menyampaikan terima kasih karena sudah berada di samping Rey selama ini. Aku benar-benar minta maaf, tapu kamu harus tahu kalau dunia ini akan kacau jika mulai dikuasai oleh teknologi. Aku saja berharap agar bisa kembali ke masa lalu untuk menghentikan ide-ide manusia yang ingin mengubah peradaban dunia.

"Saat dunia semakin maju, kepedulian manusia justru semakin sedikit. Manusia di dimensi waktu kami sudah tak peduli dengan keadaan sekitar. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, tanpa tahu kalau ulah mereka telah membuat kehancuran semakin dekat. Jika kami tak bisa datang ke masa lalu, aku ingin bisa mencegah kehancuran itu agar tak menimpa dimensi ini. Cukup dimensi waktu kami yang akan mendekati kehancuran," sanggah Raksa panjang lebar.

AI Ririn maju ke arah Raksa dengan senyum yang lebar, namun dengan mata yang berpendar merah terang. "Kami tercipta dengan dilengkapi sensor rasa agar dapat nemahami perasaan orang yang kami jaga, namun karena kesalahan satu orang, semuanya jadi berantakan. Ririn yang punya pikiran kolot sepertimu telah berhasil menghancurkan harapan hidup Kevin.

"Raksa, tak semua orang bersalah dan tak semua orang sama. Kalau kau menyamaratakan semuanya, itu artinya kau bersikap tak adil. Aku punya kewarganegaraan di sini dan itu artinya aku punya hak untuk memutuskan semuanya sendiri. Jangan hanya karena kau merasa bahwa hidup manusia sudah hancur, maka kau bisa seenaknya sendiri untuk menghancurkan hidup bangsa robot seperti kami. Memang apa salahnya jika aku hidup di sini?"

Ansabella melangkah untuk mendekati AI Ririn. "Keberadaan kita di dunia sudah membuat kehancuran semakin cepat untuk terjadi. Aku juga sudah memilih nasib yang sama dengan kamu. Kita akan dinonaktifkan, lalu disimpan di Laboratorium Raksa."

AI Ririn tertawa semakin lebar. "Bel, jika kita tak punya hak untuk hidup di dunia ini, kenapa kita harus memilih untuk disimpan di Laboratorium Raksa? Bukankah lebih baik kita masuk ke dalam tempat penghancuran robot?"

AI Ririn berjalan ke arah Raksa dengan langkah yang terlihat oleng. "Kau telah menghancurkan banyak harapanku, Raksa. Kau tahu? Sikapmu yang ingin dimengerti ini, benar-benar memuakkan. Kau berkata seakan-akan semua robot yang diciptakan telah membuat kehidupan manusia semakin hancur.

Bad or Good?Where stories live. Discover now