Chapter 8

2 1 0
                                    

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mr. Han bahkan harus kehilangan nyawanya sekarang. Aku menduga kalau kecelakaan ini berhubungan erat dengan pertemuan Mr. Han dan klien nya di Caesars Palace. Polisi menemukan sisa bubuk seperti milik dari sebuah peledak yang dibuat dari Aseton, hydrogen peroksida, asam (HCI, sulfat), serta beberapa bahan yang lain. Mobil itu memang hancur berkeping-keping bersama orang secara sekaligus, tetapi menurut dari pengamatan polisi, kecelakaan ini sudah direncanakan, Mr. Han memang sengaja dilenyapkan oleh seseorang," Raksa menghentikan analisisnya sebentar dan meneguk air minum karena haus.

"Aku yakin, akar dari masalah ini adalah perusahaan yang selama ini Mr. Han bangun dengan susah payah. Apalagi saat mereka tahu, kalau Mr. Han bekerja sama dengan Hanson Robotics dan menciptakan sebuah Robot AI yang sangat luar biasa. Banyak orang yang juga mengincar Delina agar bisa digunakan sebagai alat untuk menambah kekuatan perusahaan mereka. Licik sekali ...," lanjut Raksa yang mencoba untuk lebih dalam menganalisis kematian dari Mr. Han.

Mata Robot Ansabella terlihat sedikit meredup, setelah mendengar kabar tentang kematian dari tuannya.

Kevin menghela napas dan memijat kepalanya yang terasa pening, lalu bangkit dari kursi dan menghampiri Ansabella yang berdiri sambil menatap hujan dari balik kaca.

"Kevin, kehadiranku telah membuat keluarga Tuan Han menjadi berantakan. Saat aku kembali nanti, bagaimana aku harus mengatakan pada Rey bahwa aku gagal untuk menjaga ayahnya?"

Kevin mengelus rambut robot itu dan tersenyum sendu, "Pergilah bersama kami ke tahun 2034, Delina. Kita bisa pergi ke sana setelah kita sudah sampai di Pantai Ancol untuk mengambil mesin waktu yang kami sembunyikan di sana. Akan lebih baik, jika kau tak ada di dimensi ini," sarannya.

Mata Robot Ansabella berpendar biru, "aku bisa saja ikut dengan kalian, namun bagaimana dengan ingatan Rey tentangku? Aku tak bisa meninggalkan seseorang yang mengharapkan kepulanganku," ucapnya lirih.

Syam melepas kacamata dan juga ikut menghampiri Robot Ansabella.

"Rey bisa saja tak mengingatmu lagi. Bukankah ibu Rey juga adalah seorang ilmuwan? Kita bisa meminta wanita itu untuk membantu menghapus ingatan anaknya yang berkaitan denganmu," jelas Syam panjang lebar.

"Kau tahu dari mana?" tanya Raksa dengan heran.

Syam tertawa kecil, lalu memberikan iPad miliknya pada Raksa.

"Kau bahkan menjalin kerjasama dengan Mrs. Brasdan tanpa memberitahu kami?" tanya Raksa dengan kaget.

"Aku hanya membeli beberapa serum darinya agar wajahku tetap terlihat muda. Lagipula, selama ini kalian juga diam-diam datang ke kamarku untuk mengambil serum itu, 'kan?!" cibir Syam.

"Lupakan hal konyol itu untuk sementara waktu, Syam. Jadi, apa kita harus pergi ke Ancol dulu atau pergi ke rumah Rey untuk pamit?" usul Kevin.

Raksa dan Syam menoleh ke arah Kevin secara bersamaan.

"Kita pergi dulu ke rumah Rey untuk pamit dan meminta Mrs. Brasdan agar mau membantu kita untuk menghapus ingatan Rey tentangku. Kalau serum miliknya tak bisa digunakan, terpaksa kita harus mencuci otak Rey. Rasanya cukup mustahil, kalau ada serum yang dapat membuat orang melupakan kejadian tertentu dalam hidupnya. Ayo, kita berangkat sekarang juga!!" usul Robot Ansabella tiba-tiba.

Ketiga ilmuwan itu menatap ke arah Robot Ansabella dengan rasa tak percaya.

.

.

.

Robot Ansabella menatap Rey yang sedang terlelap dengan perasaan sedih. Perjalanan dari Las Vegas ke DIY memang sangat jauh dan melelahkan. Namun, tidak dengan yang dirasakan oleh robot itu. Dia bahkan langsung pergi ke kamar Rey setelah tahu kalau sahabatnya terlelap, sementara ketiga ilmuwan itu, memilih langsung untuk memberi tahu tentang rencana kepulangan mereka.

"Kami turut berduka cita atas perginya Mr. Han, Nyonya. Tapi, kami juga harus menyampaikan pada anda, bahwa keberadaan Ansabella di sini telah membuat banyak kekacauan. Kami ingin membawa robot itu ke masa depan, namun kami juga akan meminta sesuatu pada anda sebelum kami pulang," ucap Syam.

Mama Ririn tersenyum sendu dan menatap ketiga teman ilmuwan suaminya.

"Jika aku dapat memberikannya, maka aku akan mengiyakan permintaan kalian. Tolong, katakan padaku, apa keinginan kalian bertiga," ucap Mama Ririn lirih.

Kevin menghela napas sambil menatap keadaan istri Mr. Han dengan iba.

"Ansabella ingin mengambil ingatan Rey tentang dirinya, Nyonya. Apakah anda memiliki jalan yang terbaik untuk masalah ini? Robot itu sangat menyayangi Rey dan tak mau kalau anak anda sedih ketika memikirkannya," jelas Kevin dengan hati-hati.

Mama Ririn terpaku dengan permintaan yang terdengar langka keluar dari mulut salah satu ilmuwan itu. Butuh waktu sedikit lama agar dia dapat memahami kata-kata itu.

"Hanya ada dua cara untuk membuat ingatan Rey tentang Bella hilang secara keseluruhan. Mencuci otak Rey atau meminta dia menganggap semua hal tentang Bella sebagai sebuah mimpi tidur. Aku akan memilih opsi kedua untuk anak itu. Terima kasih karena kalian mau memikirkan masa depan Rey. Tapi, apa suatu saat kalian akan kembali?"

Raksa tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Tak ada seorang pun yang dapat mengetahui takdir hidupnya dengan mudah, Nyonya. Walau kami berdua datang dari masa depan, dimensi waktu kita sangatlah berbeda. Di dunia kalian, kami juga punya kembaran. Siapa tahu nanti, anda akan melihat kami kembali dalam wujud dan nama yang berbeda ."

Flashback End.

.

.

.

Setelah pamit, ketiga ilmuwan itu mengajak Ansabella pergi ke Pantai Ancol untuk mengambil mesin waktu. Persis dengan cerita yang akan diungkap Najwa kepada Rey di masa depan, kecelakaan terjadi dan berakhir dengan kesalahpahaman ketiga ilmuwan itu, yang salah membawa seseorang ke masa depan.

Namun, yang jadi pertanyaan, di mana keberadaan Delina sekarang? Bagaimana mungkin, robot itu memiliki kembaran dari seorang manusia?

Bersambung ....

Bad or Good?Where stories live. Discover now