Chapter 17

1 1 0
                                    

Naura berusaha mencari Najwa yang keluar dalam keadaan yang tidak baik. Karena terburu-buru, Naura pun menabrak Zulfan.

"Hati hati, dong!" ucap Zulfan sambil menangkap tubuh Naura yang ingin terpental karena begitu keras menabrak Zulfan.

"Eh iya, maaf, gue buru-buru soal nya," ucap Naura dengan panik.

"Emang lo mau ke mana?" tanya Zulfan heran dengan heran.

"Gue lagi nyari Najwa!"

"Najwa? Dia kenapa?" tanya Zulfan lagi.

"Dia, keluar!" ucap Naura sambil mengedarkan pandangannya ke sembarang arah.

"Tadi gue lihat dia sama Rey!"

"Dia nggak kenapa-napa, 'kan?" tanya Naura khawatir.

Zulfan lalu menaikan kedua alisnya. "Dia baik baik saja, sih!"

"Hah?! Beneran?! syukurlah ...," ucap Naura seraya menghela napas lega.

"Eh iya, nama lo itu Ara, 'kan?" tebak Zulfan.

Naura menatap Zulfan dengan tajam. "Gue Naura! Ara itu temen gue yang satunya, paham?!" jelas Naura yang kemudian kembali ke kamarnya.

Zulfan menggedikkan bahu dan berbalik arah untuk pergi mencari kesibukan di sekitar penginapan.

.

.

.

.

Naura kembali ke kamar dan selang beberapa lama kemudian, Najwa pun masuk ke kamar juga. Sementara Ara masih duduk di atas tempat tidur seraya memangku sebuah bantal.

Mereka bertiga sama-sama diam dan tak ada satu pun yang berani untuk angkat bicara. Hanya terdengar helaan napas dari satu sama lain.

"Kalian udah makan?" tanya Najwa membuka pembicaraan.

"Gue tadi belum sempat makan," jawab Naura lirih.

Sedangkan Ara hanya diam tak menjawab.

"Kalo lo, Ra, udah makan?" tanya Najwa lembut.

Ara menggeleng.

"Yaudah, yuk makan bareng!" ajak Najwa.

Ara masih menggeleng.

"Ra, maafin gue ya!" ucap Najwa mendekati Ara.

Ara masih diam dalam lamunannya.

"Ra, lo seriusan nggak mau ngomong sama gue?"

Ara masih enggan untuk menjawab pertanyaan Najwa dan justru menenggelamkan kepalanya di bantal.

Najwa lantas menghela napas. "Iya, gue tau, gue salah, Ra! Gue minta maaf karena udah kasar sama lo, lo bener kalo bilang semua hal ini nggak masuk akal di zaman kita. Mungkin kalo gue jadi lo, gue bakal mikir hal yang sama, tapi gue udah ngalamin ini, Ra.

"Terserah lo mau percaya ati enggak, nyatanya gue udah pernah masuk ke sebuah zaman yang belum pernah kita alami kayak sekarang. Gue kagak mimpi, gue serius karena gue juga berusaha agar bisa balik ke sini. Gue beruntung karena keahlian gue dalam ngerakit sesuatu telah membuat gue kembali lagi ke zaman ini."

Ara akhirnya menatap Najwa karena tertarik dengan penjelasan Najwa begitu juga dengan Naura.

"Lalu?" tanya Ara penasaran.

"Gue bakal jelasin semuanya ke kalian semua dengan satu syarat!"

"Apa?" tanya Ara.

"Lo harus maafin gue, Ra!"

Bad or Good?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin