♡ 25

14.1K 554 23
                                    

"HEH," kaget Mira ketika melihat Raka di ambang pintu. Ia menyilang kan kedua tangannya di depan dada. Dirinya yang hanya memakai handuk membuat tubuhnya sedikit terekspos.

Respon Raka malah biasa saja. Ia masuk dan jalan mendekat ke arah Mira. Lelaki itu membuka lemari dan mengambil pakaian gantinya.

"Kalau mau masuk ketok dulu mas Raka, malu," ucap Mira.

"Mana saya tau kamu lagi mandi," balasnya tak mau kalah.

"Ck," sebal Mira. Lelaki ini bisa sekali menjawabnya.

"Ngapain juga malu. Kita udah suami istri. Malah bisa lebih," ujar Raka sambil berjalan ke kamar mandi.

Mira melongo dengarnya. "Sembarangan!"

***

"Nih, liat, bersih kan dapur?" sinis Mira melihat Raka turun dari tangga menuju ke meja makan.

Gadis ini memberikan sepiring nasi dan sayur capcay yang sempat ia buat tadi. Uap dari nasi yang baru masak itu membuat tangannya kepanasan.

"Pelan-pelan," tegur Raka.

Mira meniup tangannya, "Panas mas."

"Mana browniesnya? saya mau nyoba," tanya Raka.

Mira ikut duduk, ia meneguk segelas air putih sebelum berbicara, "Ngga usah dicoba, ntar kamu ngga suka."

"Saya pasti suka."

Mira menatap Raka dalam. Ada rasa sebal melihat iris mata coklat milik lelaki di depannya ini. Akhirnya ia berdiri, mengambil apa yang diinginkan Raka.

Raka mengambil sepotong brownies. Ia mencium wangi butter yang begitu kentara, akhirnya gigitan pertama melebur di mulutnya.

Muka sok seriusnya membuat Mira geli sendiri. "Gaya bener. Situ bukan chef keleus!" ucap Mira.

"Enak," ujar Raka kembali pengambil potongan yang lain.

"Yang bener?"

Raka mengangguk. "Besok tolong buatin bekal boleh? sekalian sama brownies ini," pintanya.

Karna ia sedang senang-senangnya memasak langsung saja menyetujui permintaan Raka.

Mereka berdua pun menikmati makan malam yang diisi oleh suara Mira yang sibuk bercerita. Raka sesekali menimpali perkataan Mira. Gadis itu bercerita mengenai proses membuat brownies dan hal-hal lainnya.

Perkataan nyeleneh Mira selalu berhasil membuat Raka tergelak dibuatnya.

***

Dersik angin malam menghembus dingin ke kulit sepasang insan yang sedang menikmati indahnya bulan di langit hitam. Bintang-bintang membuat angkasa terlihat semakin cantik. Di tambah bagaimana insan ini sedang menikmati keindahan itu bersama. Pembicaraan yang awalnya hanya sebatas bicara kini berubah ke arah yang lebih serius.

"Kok aku ngga pernah liat kamu ngerokok lagi?" tanya Mira bingung. Pasalnya semenjak memergoki Raka menghirup benda berzat nikotin di balkon hotel kala itu Mira tidak pernah lagi melihatnya.

"Saya ngerokok kalau lagi banyak pikiran aja."

"Kemaren ngepikirin apa?" keponya.

Raka menghadap ke arahnya, "Mikirin gimana caranya biar ngga pisah sama kamu."

"Aku serius mas."

"Saya juga serius Mira."

Mira terdiam.

"Saya ngga mau pisah sama kamu," perkataan itu berhasil membuat Mira berdesir. Angin malam yang semakin menusuk membuatnya membeku. Suasana yang awalnya biasa saja kini menjadi hening dan canggung. Ia bingung merespon apa. Tak ada kata yang bisa terucap di mulutnya.

Akhir dari kisahWhere stories live. Discover now