♡ 21

13.4K 577 4
                                    

"Lagi apa?" tanya Raka ikut duduk di samping Mira.

"Liat ini deh mas, gemes banget ya," Mira memberikan ponselnya yang menampilkan vidio anak kecil dengan pipi yang penuh sedang berjoget ria.

"Mau?"

"Hm, mau apa?" Mira belum menyadari maksut Raka.

"Mau anak."

Mira terbatuk mendengar ucapan Raka.

"Kenapa?"

"Pertanyaan kamu."

"Tapi saya mau nanya serius, kamu pengen punya anak atau ngga?"

Mira tersipu malu. Pipinya seperti memakai blush on shade paling merah!

"Ya mau lah. Kenapa nanya kayak gitu?"

Raka tidur di paha Mira, "Siapa tau kamu ngga mau."

"Kalau misalnya aku memang ngga mau gimana?"

"Yaudah. Saya ngga bakal maksa. Soalnya kamu yang ngerasain 9 bulan itu. Itu tubuh kamu. Kamu punya hak akan hal itu," ujar Raka tegas.

"Aku mau kok mas punya anak. Masa kecantikan aku ini ngga ada yang nurunin," Mira terkekeh.

"Nanti anak saya punya sifat pede tingkat tinggi juga dong?"

Raka mengambil satu tangan Mira yang ia tarok di kepalanya meminta untuk di elus. Hari ini sungguh melelahkan. Ia menghadiri 5 rapat sekaligus. Belum lagi harus mengunjungi beberapa lokasi yang tempatnya berbeda arah semua. Bahkan Mira tadi tidak jadi ia jemput. Sebenarnya bisa mereka pulang bareng, tapi Mira menolak karna takut Raka bolak-balik.

"Gimana hari ini mas?" tanya Mira seraya mengelus kepala Raka.

"Capek."

"Kamu gimana?"

Mira tersenyum puas. Sungguh senang jika ia disuruh bercerita.

"Tadi seru banget. Caca berantem sama Yuda, mereka karyawan aku btw. Nah Caca marah karna Yuda ngga sengaja makan bekalnya. Yuda kira itu dari aku buat dia. Akhirnya Caca seharian ngambek sama Yuda. Dia sama sekali ngga ngomong mas. Nah karna ngerasa bersalah, Yuda ngasih Caca bunga yang udah mati! tambah ngamuk dong Caca. Duh kalau kamu liat langsung muka Yuda lucu banget!"

"Kamu punya berapa karyawan?"

"3. Rencananya mau nambah satu lagi."

"Saya mau dong ketemu sama yang namanya Gilang," ujar Raka nyeleneh.

"Kenapa tiba-tiba Gilang?"

"Mau kenalan aja. Kayaknya dia akrab banget sama kamu."

"Iya dong akr-," Mira berhenti, ia tersenyum jahil. "Kamu cemburu ya?"

"Dih."

"Wah beneran cemburu ini," Mira terus mengejek Raka.

***

"Haiii Kia," sapa Mira semangat ketika melihat batita itu di balik pintunya.

Pagi-pagi sekali Nana menelponnya untuk meminta tolong menjaga anaknya. Mumpung hari ini ia tidak ada kerjaan di toko, akhirnya ia menyanggupi hal itu. Lagi pula ia juga sangat rindu dengan Kiana.

"Ayo sini masuk," Mira mengambil Kiana dari Nana.

"Raka mana?" tanya Nana.

"Lagi mandi tadi," ujar Mira duduk di sofa ruang tv.

Nana memberikan 2 tas, "Yang ransel ini isinya baju, susu, nah kalau di depannya sabun-sabunan. Tas satu lagi isinya mainan semua ya," jelasnya.

Mira mengangguk, "Kia udah boleh makan nasi belum?"

Akhir dari kisahWhere stories live. Discover now