♡ 19

15.2K 619 16
                                    

"Bego."

Itu kata pertama yang Embun dah Gilang ucapkan saat Mira menceritakan kejadian kemarin. Mereka mengeluarkan sumpah serapah untuk gadis yang tengah meminum matcha latte kesukaannya.

"Udah bener lo minta pisah, ini malah baikan," ucap Embun. Gadis itu menggelengkan kepalanya.

Sementara Gilang masih menatap tidak percaya.

"Manusia juga butuh kesempatan kedua. Lagian gue juga udah minta saham perusahaan dia, kalau semisal dia main-main lagi ya tinggal gue jual. Jadi janda kaya deh gue," dia memang tidak sembrono. Sudah memikirkan matang-matang akan keputusannya.

"Awas ya lo ngeluh perangai laki lo itu ke kita," Gilang berkata ketus.

Mira cemberut, "Kalian tega banget sih!"

Mereka sedang menikmati makan siang di cafe dekat toko bunga milik Mira. Embun yang mendadak kaya mentraktir Mira dan Gilang. Katanya bos nya sedang kerasukan jin baik sehingga memberikan bonus kepada Embun.

"Lang, gue kurang ngga sih minta 20%?" tanya Mira.

Gilang menggeleng, "Untuk perusahaan segede itu, udah lebih dari cukup."

"Lo udah pindah lagi ke rumah Raka? terus gimana kalian ngomong sama bonyok?"

"Barang-barang gue udah mulai dipindahin, jadi malam ini ya gue udah mulai tidur disana. Udah ngomong sama mereka. Ya mereka mah ora urus."

Gilang melihat perubahan raut wajah Mira. Memang sejak dulu, Mira selalu mengadu kepadanya jika gadis itu sedang bertengkar dengan Bam. Jadi Gilang sangat tau tentang hubungan ayah dan anak yang tidak baik-baik saja itu

***

"Hallo?" Mira menjawab telepon dari nomor asing.

"Jam 4 udah siap, saya kesana," ujar orang dari sebrang sana.

"Hah? ini siapa?"

"Kamu ngga ngenalin suara suami kamu?"

"Ck, mau kemana?"

"Belanja bulanan."

"Oh oke deh."

"Saya jemput di toko kamu."

"Aku bawa mobil loh, apa ngga ketemuan di rumah aja?"

"Nanti ada orang saya yang bawa mobil kamu."

"Ribet, pulang aja dulu gimana?"

"..."

"Oke, jam 4 kamu jemput ke toko terus kita belanja bulanan dan mobil aku dibawa sama orang kamu itu ," mendengar tidak ada respon dari Raka yang berarti lelaki itu tidak mau dibantah.

"Hm. Simpan nomor saya."

"Iya. Udah ya, byee."

Mira mematikan sambungan telepon. Mencari nomor asing tadi dan menamai 'orang rese'.

***

Gadis ini turun dari tangga dengan santai, ia melemparkan kunci toko ke Caca. "Ca, gue pulang deluan ya. Pastiin semua pintu udah di kunci," ujarnya.

Mira berjalan ke luar, ia menghidupkan hapenya, mencari kontak Raka.

"Aku udah di depan, kamu dimana?" ujarnya langsung ketika sambungan tersambung.

"Liat sebelah kiri."

Mira mengalihkan pandangannya.

"Itu kanan Mira," ucap Raka dengan nada gemas.

Gadis ini melihat mobil hitam terparkir, ia menghampiri mobil itu. Membuka pintu dan langsung duduk.

"Kenapa tiba-tiba ngajak belanja bulanan?"

Akhir dari kisahWhere stories live. Discover now