Hady mencoba untuk meredam emosi istrinya. Ia tidak mau, jika Dara terlalu emosi akan berimbas kepada kandungan wanita itu.

Kini Zahira dan Aszlee sedang duduk di tepi ranjang. Zahira memang membela suaminya didepan semua orang. Tetapi saat ini ia tidak berniat untuk berbicara dengan laki-laki itu.

"Sayang, kamu udah makan?"

Zahira diam seribu bahasa, tidak ada sepatah kata pun yang ia keluarkan dari mulutnya. Aszlee mencoba mendekati wanita itu, namun ia merasa sedih saat Zahira malah menghindari dirinya.

"Kok pindah. Gak mau deket-deket sama abang?"

Masih sama seperti tadi, wanita itu tetap diam. Bahkan pandangan sama sekali tidak menoleh kearah suaminya. Kembali Aszlee mendekati Zahira, hal yang seperti tadi juga Zahira lakukan. Ia sedikit menjauh dari pria itu.

"Kalau kamu gak mau deket-deket sama abang enggak apa-apa. Tapi abang mau deket sama anak kita. Hari ini abang gak ada ngobrol sama dia."

Zahira baru sadar, ia sudah menjauhkan anaknya dari pria itu. Ia malah merasa bersalah karena sudah memperlakukan Aszlee seperti itu.

Aszlee tidak lagi mendekati Zahira, bahkan ia sedikit memberikan jarak dengan wanita itu. Ia tidak mau Zahira tidak nyaman dengan kehadirannya. Namun, Aszlee mengulurkan tangannya untuk mengelus perut Zahira.

"Boleh ya ... Abang mau pegang anak kita."

"Jangan pergi lagi ya. Abang gak mau sendirian. Abang takut!"

"Ngomong sayang. Jangan diam aja."

"Kamu tunggu di sini. Abang tadi bawa sesuatu."

Aszlee kembali keluar dari kamar, ia melihat para keluarganya sudah tidak ada di ruang tamu. Pria itu keluar rumah untuk mengambil sesuatu di dalam mobil, kemudian ia kembali masuk menemui Zahira.

"Tadi abang beli martabak. Tiba-tiba abang pengen makan ini, kita makan sama-sama ya."

"Aira gak mau makan."

"Kenapa?"

"Gak suka."

"Kamu sukanya apa. Biar abang belikan."

Aszlee mencoba untuk merayu istrinya lagi.

"Gak mau apa-apa."

"Bilang aja sayang. Abang akan turutin permintaan kamu."

"Abang ngerti bahasa gak? Aira udah bilang gak mau apa-apa."

Deg!

Tatapan Aszlee begitu sendu saat melihat reaksi dari istrinya.

"Beneran gak mau? Abang sengaja beli ini tadi buat kamu."

"Abang makan sendiri aja, gak usah ngajak-ngajak Aira."

"Kamu 'kan istri abang. Jadi abang mau makan kamu."

Aszlee mencoba untuk bercanda, tapi tatap sinis Zahira membuatnya meralat perkataannya.

Istri Pilihan Bunda | [TAMAT]On viuen les histories. Descobreix ara