Chapter 55 - Ketipu Pengemis

353 55 6
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••


"Pak, minta pak."

"Bu, minta bu. Saya belum makan sejak season satu attack on titan rilis."

Jalan berdua sama ayang buat nyari makan malem, hati minim Kenan langsung tersentuh begitu mendapati seorang bapak bapak yang lagi ngemis di pinggir jalan. Sosok tersebut nampak ringkih, duduk di trotoar lengkap dengan tangan yang menengadah ke atas.

"Bentar deh kak, kayaknya kita harus ngasih bapak bapaknya uang." Kenan menghentikan langkah tepat beberapa meter dari target. Ini bukan acara uang kaget atau konten buat pansos, si puppy murni ingin berbuat kebaikan untuk sesama.

"Palingan dia nipu Mong."

Tolong jangan heran, Al udah trauma sama yang namanya pengemis semenjak dirinya yang ditipu beberapa tahun silam. Pas itu si pucat lagi terkena krisis moneter karena jatah uang bulanan mau habis, namun dengan kebesaran hati yang ia miliki, Al lantas memberikan peser terakhirnya kepada ibu ibu yang lagi ngemis di lampu merah. Beberapa hari kemudian, taunya tuh pengemis ternyata bandar judi. Nyesel Al ngejebolin lambung di hari itu.

"Gitu mulu lo kak, pas ngeliat pengemis yang matanya udah jelas jelas laletan aja masih lo bilang nipu." Kenan berdecak pelan, dia masih kekeuh pada pendirian.

Berhubung pacarnya gak mau membantu, alhasil Kenan berjalan sendirian meninggalkan yang lebih tua. Ia hampiri si bapak bapak yang kakinya keliatan buntung, ulurkan sejumlah uang lalu berucap dengan senyum paling malaikat yang ia punya.

"Pak, ini saya ada rejeki lebih. Semoga bisa membantu ya pak."

Mendongkak dengan dramatis, si bapak bapak langsung berucap haru sembari menerima pemberian dari Kenan.

"Terima kasih banyak ya nak, semoga Tuhan membalas kebaikanmu."

Pemuda kelahiran september tersebut mengangguk singkat sebelum akhirnya menolehkan pandangan ke arah Al. Ternyata pacarnya ngikut meski saat ini si tampan lagi sibuk ngecek apakah kaki si bapak bapak beneran buntung atau gak.

Sadar kalau tingkah yang lebih tua makin gak beres, sebelum Al beneran nginjek kaki orang, buru buru Kenan menyeret pemuda berdimple tersebut untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan mereka masih jauh di sana, sebuah gerai soto ayam dengan kuah paling enak yang pernah mereka cicipi seumur hidup.

"Mari pak." Kenan berucap sopan sebelum akhirnya mendorong dorong tubuh Al supaya lanjut jalan. Yang lebih tua masih keliatan protes dengan keputusan Kenan barusan. Ini bukan masalah nominal uang, tapi tentang kepercayaan. Al udah kapok berbuat baik ke orang yang salah semenjak dirinya masuk UGD gara gara infeksi saluran pencernaan.

"Udah, gak apa. Anggap aja kita lagi sedekah."

Tapi tetap, pada akhirnya Al akan mengalah di hadapan Kenan.

━━━━━━━━━ 🕊 ━━━━━━━━━
b o a r d i n g   h o u s e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Anak anak gak dibeliin makanan?"

Menimbulkan sedikit keambiguan memang, orang orang yang denger ucapan barusan bahkan refleks noleh ke arah Al sama Kenan. Padahal yang dimaksud itu para penghuni kos.

"Gak usah deh, palingan mereka udah pada makan."

Mengangguk singkat, sepasang kekasih tersebut nampak menyusuri area street food guna mencari motor mereka yang terparkir di area luar. Awalnya semua berjalan baik baik aja, gak ada yang aneh. Sampai-

"Eh bentar deh kak, bukannya itu bapak bapak yang tadi?"

Al menghentikan langkah, mengalihkan pandangan lalu menyipitkan mata guna menelisik sosok yang lagi duduk santai di dagang lalapan. Bukan apa apa, tapi kok kakinya lengkap ya? Mana yang satu naik ke kursi kayak lagi makan di warteg.

"Dari potongan rambut, pakaian sama aura dustanya sih sama. Kan, apa kakak bilang, kamu ditipu."

Harusnya para pengemis diberi lisensi serta sertifikat khusus supaya yang mau ngasih duit jadi yakin, kalau kayak gini kan kasian sama orang orang yang beneran membutuhkan, jadi disuudzonin duluan mereka tuh.

Mendengar ucapan barusan, gak tau kenapa rasa dengki Kenan tiba tiba muncul ke permukaan. Berbeda dengan pacarnya yang masih bisa iklas meski dibohongin, Kenan justru memilih untuk menghampiri sosok tadi terus langsung pelototin dari samping- dalam jarak yang teramat dekat.

"Eh astagfirullah." sontak aja si bapak bapak langsung kaget, untung dia gak jatuh kejengkang dari kursi.

"Bapak yang ngemis tadi kan?" Kenan langsung nuduh dan untungnya tuduhan itu memang bener, terbukti dari reaksi gugup yang diberikan oleh sosok dewasa di hadapannya.

"B-bukan, saya gak-"

"Udah deh pak, bapak gak usah bohong. Atau bapak mau saya doain biar kakinya buntung beneran?" Kenan langsung menyela, sukses membuat si bapak bapak kicep.

Menimbulkan sedikit keributan, Kenan langsung memberi ceramah panjang kali lebar sampai yang lebih tua kena mental. Sebelum masalah makin panjang dan sadar kalau orang orang mulai ngeliatin mereka, Al sebagai pacar yang baik langsung mengamankan Kenan.

Masalah bisa langsung kelar sih, Kenan gak minta uangnya kembali. Setidaknya dia udah bisa ngerasa lega karena ngasih banyak wejangan dan juga gambaran gambaran tentang neraka.

Pulang dari acara nyari makan, Kenan serta Al justru mendapati Avi yang nangis kejer di lantai serta Yoji yang berusaha menenangkan meski sesekali ketawa.

Si koala masih trauma setelah dicium sama orang gila di pasar sementara Kenan ngerasa kesel gara gara ditipu sama pengemis gadungan. Sungguh, ada apa dengan hari ini?

 Sungguh, ada apa dengan hari ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Aku gak ada maksud untuk merendahkan atau mengolok ngolok pihak manapun, ini semua murni untuk bahan cerita aja, oke? Oke oke?

Tertanda, 03/05/2024

Bee, gawe dulu

Boarding House [Stray Kids]Where stories live. Discover now